Otomotifnet.com – Toyota Kijang ‘Kapsul’ di awal tahun 2000-an sempat ramai bergaya light off road atau biasa disebut all terrain off-road (Alto).
Tabloid OTOMOTIF pun sempat meliputnya di edisi 38, Januari 2001 lalu. Ada 4 Toyota Kijang Kapsul yang bergaya seperti itu, yakni milik Reda Mahmudi, Andika, Andy dan Nuris
Ciri khas utama, kaki-kaki dibuat jangkung, sementara bodi terkesan gagah. Berikut ini beberapa aksesori pendukung gaya alto saat itu.
Kaki-kaki jadi sektor ubahan yang utama. Pelek bawaan biasanya disimpan dulu, gantinya pelek besi alias pelek kaleng yang berbalut ban dengan tapak All Terrain (A/T).
Baca Juga: Toyota Kijang Innova, Bodi Rela Dilubangi Demi Tampil Rally Look
Kijang Kapsul marun milik Reda Mahmudi menggunakan pelek standar Nissan Cefiro ukuran 15 inci dilapis ban Goodyear Wrangler A/T 195/75.
Lain lagi dengan Ary dengan Kijang LGX abu-abunya, yang disematkan pelek Compe Rally 15 inci, dan Andika, serta Andy yang sepakat pakai pelek aluminium 15 inci.
Untuk ban, ada yang mengaplikasi ban standar Daihatsu Taft (Bridgestone Dueler H/T), Daihatsu Taruna atau Suzuki Vitara.
"Tapi rasanya Goodyear Wrangler A/T, standar Vitara atau Escudo ini ukurannya paling cocok," tambah Ary lagi.
Jenis tapak ban ini yang dipakai dibandingkan tapak atau kembangan kasar dengan alasan kenyamanan dan tidak bising saat di jalan raya.
Beralih ke sistem suspensi. Rata-rata kelengkungan per belakang tak diutak atik. Bilah per daun tidak kena roll maupun tambahan shackle (anting per).
Untuk haluan, bila ban menggesek sepatbor, bisa diakali dengan setel ulang torsi depan.
Karena ketinggian sedikit berubah dan mencegah limbung, sokbreker diganti dengan yang lebih keras. Opsi pilihan buat depan, bisa pakai produk Tokico atau Bilstein.
Baca Juga: New Kijang Innova Jadi Sangar, Hilang Ornamen Krom, Pakai Pelek BBS
Sokbreker buritan bisa dipilih Tokico, ProComp atau Mopar. Jenis terakhir merupakan sokbreker standar Cherokee.
"Tipenya progresif. Bila jalan santai rasanya empuk, namun saat kencang makin mantap," terang Nuris, yang saat itu membawa Kijang LSX.
Tampilan jenjang ini tentu tak cocok kalau dipadu aksesori yang cenderung manis. Jadi dipilih pernik agak berbau jip.
Misalnya fog lamp dengan ukuran yang besar untuk memperkuat kesan jip atau mobil all-terrain. Ada juga yang menambahkan lampu trailblazer di bagian atap.
Ada beberapa aksesori tambahan lain yang jadi penguat gaya. Antara lain, towing bar yang menempel rapi di bawah bumper belakang.
Kemudian ada aksesori deflekta atau aerobug wing di moncong Kijang.
Meski bentuknya beda, keduanya punya fungsi sama: mencegah kotoran, serangga dan serpihan batu mengenai kaca depan saat mobil melaju.
Sementara, air controller di pucuk pintu belakang bisa mengurangi kerja wiper dengan mencegah kotoran dari bawah menumpuk di kaca belakang.
Baca Juga: Citroen Dyane, Hatchback Klasik Asal Prancis, Tayang di Otojadul
Biar terlihat makin lengkap, mengadopsi roof rail di atap. Keempatnya sepakat untuk menggunakan aksesori resmi Toyota.
Hmm, buat pemilik Kijang Kapsul rasanya dandanan ini masih bisa dibilang keren diaplikasi saat ini, kayaknya cocok juga buat musim hujan.