Otomotifnet.com - Masih banyak yang bertanya-tanya, bagaimana efek kalau motor matik dan sport bertukar oli mesin.
Memang meski sama-sama memiliki peran sebagai pelumas komponen, tapi spesifikasi oli yang digunakan antara motor matik dan motor sport berbeda.
“Pada dasarnya oli mesin sama, bedanya adalah tingkat kekentalan serta additif yang diberikan tentu disesuaikan dengan peruntukan kendaraannya,” jawab Arief Hidayat, CEO Wealthy Group, produsen oli mesin Wealthy Vigorous.
Perbedaan tersebut ditetapkan ke dalam standar bernama JASO (Japanese Automotive Standart Association) yang berarti tipe MA2 untuk kopling basah dan MB buat kopling kering atau matic CVT.
Baca Juga: Seal Sokbreker Depan Awet, Oli Tak Mudah Bocor, Pakai Trik Potong Dikit
Oli mesin untuk motor kopling basah dirancang agar proses transfer tenaga mesin ke transmisi berjalan dengan halus dan minim slip, sehingga tenaga terkirim ke roda belakang dengan maksimal.
Karena menganut jenis kopling kering, oli mesin motor matik transmisi CVT tidak dirancang untuk kebutuhan tersebut.
Makanya, oli untuk motor matik yang sejatinya pakai kopling kering (sertifikasi MB), jika digunakan di motor jenis lain yang pakai kopling basah (sertifikasi MA2), bisa menyebabkan slip.
“Tentunya kami tetap sarankan untuk menggunakan oli sesuai peruntukan mesinnya untuk hasil yang maksimal,” jelasnya.
Baca Juga: Oli Mesin Fully Synthetic, Ternyata Belum Tentu 100% Full Sintetik!
Arief mengakui belum ditemukan mesin motor berkopling basah yang rusak akibat diisi oli mesin matik ataupun sebaliknya.
Kemungkinan yang terjadi hanya gejala-gejala ringan seperti munculnya slip kopling.
“Hal paling dalam memilih oli adalah tingkat kekentalan atau SAE serta kandungan sintetik di dalamnya, inilah penentu keawetan komponen di mesin motor,” pungkas Arief.
Jadi, biar oli aman digunakan di mesin kalian pastikan dulu tingkat kekentalannya sesuai dengan anjuran.
Setelah itu baru pilih bahan dasar yang bagus dan juga pilih oli yang susuai dengan jenis mesin motornya.