Mobil 2.500 Cc Rencana Disuntik Diskon PPnBM, Toyota Tunggu Resminya, Honda Kurang Puas Sama Syarat

Irsyaad Wijaya,Harun Rasyid - Senin, 22 Maret 2021 | 10:30 WIB

Sepanjang Januari-Agustus 2020, Kijang Innova berhasil mengantongi 94% pangsa pasar wholesales MPV. Yakni laku terjual 17.619 unit (Irsyaad Wijaya,Harun Rasyid - )

Otomotifnet.com - Insentif PPnBM 0 Persen mobil baru rencana diperluas pemerintah ke mobil berkapasitas 2.500 cc ke bawah.

Wacana relaksasi PPnBM mobil baru tersebut, berlaku untuk kapasitas mesin di atas 1.500 hingga 2.500 cc dengan kandungan komponen lokal 70 persen lebih.

Menanggapi hal ini, Anton Jimmi Suwandi, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, pihaknya belum mau berkomentar lebih dalam soal perluasan relaksasi PPnBM tersebut.

"Relaksasi PPnBM kami yakini sebagai upaya pemerintah untuk mendukung industri otomotif dalam negeri. Namun kami belum bisa memberi info detil soal aturan ini," ujarnya saat dihubungi, (18/3/21).

"Kami juga memutuskan untuk menunggu wacana ini diresmikan terlebih dahulu," sambungnya.

Baca Juga: Kemenperin Siap Kaji Perluasan PPnBM 0 Persen Kendaraan 2.500 Cc, Ikut Arahan Presiden

Sementara itu Yusak Billy, Bussiness Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM) berujar, pihaknya menyambut positif adanya rencana relaksasi PPnBM untuk mobil baru 2.500 cc ke bawah.

"Perluasan relaksasi pajak ke segmen 2.500 cc tentunya dapat memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan pasar," ucap Billy sapaan akrabnya saat dihubungi, (18/3/21).

"Walaupun segmen ini tidak sebesar 1.500 cc ke bawah," katanya.

Billy mengungkapkan, pihaknya masih kurang puas dengan syarat tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 70 persen lebih dalam relaksasi tersebut.

"Jika skema relaksasi dapat diterapkan untuk segmen yang lebih luas, sebaiknya juga dipertimbangkan kembali soal batasan local purchase-nya," bebernya.

"Demi mendorong pertumbuhan industri, kami menilai bahwa TKDN harusnya dikurangi menjadi 50 persen untuk semua segmen," ungkapnya.

"Yaitu bukan segmen 2.500 cc saja, tapi untuk yang di bawah 1.500 cc juga," lanjut Billy.

Ia menambahkan, pelonggaran syarat relaksasi PPnBM dirasa bisa membawa dampak yang lebih besar dalam industri otomotif Tanah Air.

Harun
Honda Mobilio, Brio dan HR-V yang sudah terkena relaksasi PPnBM 0 persen mulai Maret sampai Mei 2021

"Dampak positif yang lebih besar akan dirasakan juga bagi UKM (Usaha Kecil Menengah) dan pemasok lokal," tuturnya.

"Dengan makin banyaknya industri penunjang dan pemain otomotif yang terkena dampak positif, relaksasi PPnBM tidak akan mengarah pada segmen atau brand tertentu," tutup Billy.

Baca Juga: Penjualan Toyota Melonjak 155%, Pabrik Diminta Tingkatkan Produksi

Sekadar informasi, relaksasi PPnBM sudah berlaku untuk mobil baru berkubikasi mesin maksimal 1.500 cc, berpenggerak roda 4X2, bukan mobil LCGC dan komersial.

Selain itu, mobil baru tersebut juga harus diproduksi secara lokal (CKD) dengan TKDN sebesar 70 persen lebih.

Pelaksanaan insentif ini berlangsung selama sembilan bulan dengan masing-masing tiga tahap.
Tahap pertama menanggung 100% tarif PPnBM sejak Maret hingga Mei 2021.

Pada tiga bulan berikutnya, relaksasi PPnBM menurun menjadi sebesar 50%.

Lalu di tahap ketiga, insentif PPnBM kembali menurun menjadi 25% selama 3 bulan.