30 Tahun Otomotif: Wibowo Santosa, Permaisuri Ban Dari Trendsetter Hingga Sukses Menjadi Gerai Fashion Otomotif Online

Rendy Surya - Rabu, 2 Juni 2021 | 08:15 WIB

Wibowo Santosa, Permaisuri Ban (Rendy Surya - )

Otomotifnet.com – Buat ‘anak mobil’ di tahun 1990-an hingga kini, salah satu tempat gaul di Jakarta Selatan yang wajib disambangi adalah Permaisuri Ban.

Pasalnya, di tahun 1990-an awal, Permaisuri Ban jadi satu-satunya toko ban yang menjual berbagai jenis pelek aftermarket.

Di balik kesuksesan Permaisuri Ban, ada nama Wibowo Santosa, sang empunya toko yang berbagi kisah dalam rangka ulang tahun ke-30 OTOMOTIF.

Mengawali cerita sejarah Permaisuri Ban yang beralamat di jl Mahakam 1 no 5 ini, sebenarnya toko ini sudah berdiri sejak 1977.

Baca Juga: VW Golf Mk1 Cabriolet, Spesies Langka, Tampangnya Dibikin 'Nakal'

Dok. OTOMOTIF
Wibowo Santosa, Permaisuri Ban

“Tepatnya tanggal 7, bulan 7 (Juli) tahun 1977, Permaisuri Ban menjadi salah satu cabang dari toko Aneka Ban milik orang tua saya di Tanah Abang, Jakarta Pusat,” buka Bowo, panggilan akrabnya.  

Nama Permaisuri Ban juga bukan tanpa arti. Nama Permaisuri dijadikan nama lantaran, “Yang ngejalanin toko semuanya cewek alias saudara-saudara perempuan saya,” cerita Bowo.

Tahun 1977 Permaisuri Ban pertama kali berlokasi di area bioskop New Garden Hall, yang sekarang menjadi Blok M Plaza. Lalu kemudian tahun 1982 pindah ke daerah Radio Dalam yang sekarang menjadi toko ban Aneka Speed, dan setahun kemudian (1983) pindah ke jl Mahakam 1 no.5 hingga sekarang.

 

Dari awal berdiri, Permaisuri Ban tak hanya menjual ban saja, namun juga pelek-pelek aftermarket namun modelnya terbatas, “Dulu jualan Cuma Enkei Compe 8, Enkei Compe Rally, Enkei Spoke F, TRD, Intra dan Evolution untuk Mercedes-Benz dan Racing Dynamics buat BMW,” jelas Bowo lagi.

Awal 1990-an, tepatnya 1992 Wibowo Santosa mulai mengurusi Permaisuri Ban. “Kita mulai masukin pelek-pelek model lain, dan memulai menerapkan satu set pelek hanya terdiri 4 buah,” kata Bowo.

Sebelum itu, satu set pelek aftermarket dijual sebanyak 5 buah. 4 yang terpasang di roda, 1 lagi untuk ban cadangan/serep, “Ini tren yang kita bikin, lantaran terinspirasi dari mobil yang dijual di Amerika saat itu, sudah menggunakan ban cadangan ukuran kecil (temporary),” kekeh Bowo.

Baca Juga: Toyota Rush Penampilan Berubah Jadi Makin Sporty, Varian GR Sport?

Dok.OTOMOTIF
Wibowo Santosa, Permaisuri Ban

TRENDSETTER

Seiring waktu, Permaisuri Ban di tangan Wibowo Santosa juga membawa berbagai pelek-pelek aftermarket ke tanah air dan menjadi trendsetter. “Pelek itu seperti fashion, berubah seiring waktu,” kata Bowo.

Sebut saja di pertengahan 1990-an, sudah menghadirkan pelek-pelek yang kini masih diminati, seperti Brabus Monoblok II dan Brabus Monoblock III.

     Kemudian Permaisuri Ban juga memulai pakem memasang pelek Jepang ke mobil Eropa. “Kayak Lowenhart dan 5Zigen ke BMW E36 atau Mercy W190,” cerita Bowo.

1997, Permaisuri pertama kali memasukkan pelek berteknologi forged, mereknya Fikse dari Amerika. Dan 1998, “Kita mulai masukin pelek forged HRE,” terangnya lagi.

Hingga kini, Permaisuri bisa dikatakan selalu menawarkan berbagai macam desain pelek dari merek-merek terkenal, sebut saja Vossen, Enkei, HRE dan Volk Racing.

“Ya, Permaisuri berusaha terus menawarkan sesuatu yang baru. Hadirnya mobil dengan desain yang baru, tentu saja ‘sepatunya’ juga mesti disesuaikan,” kekeh Bowo.

RIDE THE WAVE

Kini Permaisuri Ban berkembang pesat. Dari satu cabang di Mahakam, Jakarta Selatan, menjadi 5 cabang, yakni Aneka Speed Radio Dalam, Aneka Putra Sentosa Tendean, Permaisuri BSD, dan Permaisuri Sunter.

Baca Juga: Dodge Challenger T/A Legenda Drag Race, Dibikinkan Versi Legonya

Permaisuri Ban Sunter, Jakarta Utara

Kesuksesan Permaisuri juga didukung tim yang solid dan mengerti akan konsep Permaisuri yang tak hanya menjual pelek tapi juga gaya dan penampilan atau lifestyle-nya.

Selain itu, sistem marketing Permaisuri yang mengikut zaman, ikut membantunya hingga mencapai titik sekarang ini.

Bicara perkembangan dunia digital, situs Permaisuri Ban sudah dibikin sejak 1996, kemudian forum autoshow di website Permaisuri.com muncul di tahun 1997.

Forum Autoshow saat itu bisa dibilang ‘hype’ lantaran jadi ajang temu komunitas mobil dengan memajang mobil dengan gaya modifikasi yang keren di dunia maya.

 

Permaisuri Ban lantas mulai menawarkan pelek lewat penjualan online sejak 2010. “Tapi selama 6 tahun, hingga 2016 belum ada penjualan secara online, lantaran orang belum paham soal belanja online,” kekeh Bowo.

Kemudian sejak 2012, Permaisuri masuk di media sosial Instagram dan menjual berbagai produk di beberapa marketplace yang Indonesia.

“Mulai dari pemotretan produk, stok barang secara realtime, admin yang siap menjawab, hingga proses packaging kami siapkan dengan baik,” terangnya.

Bisa dikatakan, kini selain trendsetter pelek aftermarket, Permaisuri Ban termasuk salah satu toko produk otomotif yang sukses di Indonesia. Dan untuk mencapai titik ini bukan hal yang mudah untuk dicapai.

“Selamat ulang tahun OTOMOTIF ke-30, bisa dikatakan saya dan OTOMOTIF sama-sama masuk di dunia OTOMOTIF awal 1990. saya jadi ingat pertama kali diliput tahun 1992, saat itu diwawancara soal facelift untuk Mercedes-Benz W124,” ingat Wibowo Santosa.