Ia mengaku sempat bingung karena pemilik barang berkali-kali meneleponnya dan menganggapnya mengada-ada telantar di Lombok Barat.
"Pemilik barang marah-marah pada kami. Ini hampir semua sopir truk di sini ditelepon dan dimaki-maki pemilik barang," beber Domu.
"Mereka tidak tahu bagaimana keadaan kami sebenarnya. Kami menderita juga di sini, makan sulit, uang menipis. Bayangkan, sampai tiga bulan saya di sini tanpa kejelasan kapal Egon akan datang," kata Domu.
Lamanya para sopir ekspedisi yang telantar di Pelabuhan Lembar bervariasi, tetapi rata-rata selama dua bulan.
Informasi terkini, kapal Egon telah merapat di Surabaya setelah menjalani docking di Semarang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Aksi Pemalakan Kambuh Lagi, Sopir Truk Mengaku Akan Terus Terjadi Meski Sudah Diberantas
Hal ini disampaikan Koordinator Staf PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni) Wilayah Ampenan, NTB, Mustofa.
"Kemarin kapal berangkat dari Semarang dan sekarang sudah merapat di Surabaya, tidak rusak, hanya menjalani docking tahunan," kata Mustofa, (3/9/21).
Berdasarkan jadwal rutenya, KM Egon yang merupakan kapal penumpang dan barang ini berlayar dari Lembar ke Pelabuhan Waingapu, Sumba, NTT.
Kemudian, kembali ke Lembar lagi, lalu menjalani sejumlah rute ke Surabaya-Batulicin-Pare Pare-Bontang dan kembali lagi ke Pare Pare-Batulicin-Surabaya dan Waingapu.
Sumber: https://regional.kompas.com/read/2021/09/03/092900978/puluhan-sopir-truk-bertahan-3-bulan-menunggu-kapal-jual-cincin-kawin-dan?page=all dan https://regional.kompas.com/read/2021/09/03/164942978/duduk-perkara-puluhan-sopir-truk-telantar-3-bulan-tunggu-kapal-di-lombok?page=all