Otomotifnet.com - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) rencana menyematkan teknologi hybrid pada sejumlah mobilnya.
Teknologi yang dipilih Suzuki yakni Mild Hybrid yang sejatinya proses charging baterai mengandalkan energi regeneratif saat gaya kinetik deselerasi dan pengereman.
Namun di jalan macet, kondisi stop and go hanya sedikit melakukan deselerasi dan pengereman, lantas gimana proses recharge baterainya?
Menurut Mahardian Ismadi Brata, Assistant to Design Development Engineering, Administration & Homologation Departement Head PT SIS proses recharge tetap bisa optimal dalam kondisi stop and go.
"Kapasitas battery pack mild hybrid ini menggunakan 5 sel baterai yang kompak tapi tetap dapat menunjang kebutuhan elektrik Integrated Starter Generator (ISG)," sebutnya.
Baca Juga: Ini Alasan Suzuki Pilih Mild Hybrid Sebagai Jembatan Menuju Era Kendaraan Elektrifikasi di Indonesia
"Proses recharge tidak butuh energi regeneratif terlalu besar dalam waktu lama," sambungnya.
Mahardian juga melihat dalam kondisi macet terparah sekalipun, tetap ada momentum deselerasi dan pengereman.
Meski dalam waktu singkat, ISG tetap bisa memanfaatkan gaya kinetik untuk menjadi energi regeneratif.
Energi regeneratif yang singkat namun terjadi secara kontinyu tetap bisa mengisi listrik baterai.
"Saat fitur Auto Stop aktif, baterai akan mensupport sistem elektrikal AC dan mesin," ujar Mahardian.
"Untuk lampu, head unit dan elektrikal fitur lainnya dibagi dengan daya listrik dari aki," terusnya.
Sebagai informasi, telnologi hybrid dari Suzuki dinamai Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS).