Otomotifnet.com - Pertamax Turbo pertama kali dirilis oleh PT Pertamina Persero, pada Agustus 2016 silam di kawasan Jabodetabek.
Sekarang tentunya sudah mulai tersebar di beberapa kota, khususnya kota-kota besar.
Bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 98 ini, merupakan hasil peremajaan dari Pertamax Plus yang beroktan 95.
Murni diproduksi sendiri di kilang minyak milik Pertamina. Lantas apa fungsi dari angka RON atau oktan ini?
Baca Juga: Konsultasi OTOMOTIF: Apa Bensin yang Cocok untuk Yamaha NMAX?
Menurut Prof. Dr. Ing. Ir. Tri Yuswidjajanto, Ahli Bidang Bahan Bakar dan Perawatan Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang pernah OTOMOTIF tanyai, bahwa semakin tinggi angka oktannya, maka akan semakin sulit bahan bakar itu terbakar.
Lha, trus piye terhadap performa mesin?
Tenang sob, begini penjelasannya sang professor yang juga konsultan perminyakan di Pertamina ini!
Perlu kalian ketahui, bahwa mesin-mesin kendaraan zaman sekarang, tentu dirancang semakin presisi dan canggih.
Dengan tujuan, agar mampu menghasilkan performa yang lebih baik, namun juga irit.
Nah, dalam menghasilkan performa yang lebih bagus itu, umumnya ada beberapa hal yang diterapkan oleh produsen kendaraan bermotor.
Antara lain rasio kompresi dibikin tinggi, timing pengapian dibuat lebih maju, atau menggunakan doping tenaga macam turbocharger maupun supercharger.
Dengan ubahan-ubahan tadi, tentu ada konsekuensinya.
Baca Juga: Harga Bensin Ini Turun, Berikut Harga BBM Pertamina Seluruh Provinsi di Indonesia
Yakni harus menggunakan bahan bakar yang lebih sulit terbakar, bila ingin performa mesin keluar maksimal.
Ditandai dengan nilai RON bahan bakar yang tinggi tadi.
Jika pakai BBM dengan nilai RON kecil, efeknya selain performa gak bisa maksimal, juga bisa menyebabkan mesin mengalami detonasi atau ngelitik, bahkan overheat.
“Jika kompresi mesinnya tinggi, artinya kemampuan memapatkan tekanan udara di dalam ruang bakar jadi tinggi pula. Nah, tekanan udara yang tinggi itu cenderung menimbulkan panas,"
"Bila panas yang timbul mencapai titik bakar bensin yang dipakai, maka otomatis bensin yang sudah bercampur udara itu akan meledak. Meskipun busi belum memercikkan api,"
"Peristiwa ini lah yang disebut pembakaran dini atau detonasi,” jelas Prof Iyus, sapaat akrabnya.
Turbocharger dan supercharger pun punya peran sama, yaitu buat ngeboost udara ke ruang bakar, agar tekanan di sana makin tinggi, sehingga bisa menghasilkan tenaga yang besar.
Jadi, jangan kecele dengan rasio kompresi mobil bermesin turbo yang terlihat rendah.
Baca Juga: Mesin Tanpa Turbo, Segini Performa & Konsumsi BBM Daihatsu Rocky 1.2 CVT
Contohnya Honda Civic Turbo yang rasio kompresinya 10,6 : 1.
Memang secara logika untuk rasio kompresi segitu, pakai bensin beroktan 90 macam Pertalite, tidak jadi masalah.
Tapi yang harus diperhatikan adalah tekanan kompresi saat turbonya bekerja, akan naik jadi lebih tinggi dibanding sebelum turbonya aktif.
Ingat, rasio kompresi dengan tekanan kompresi beda loh.
Kalau rasio kompresi itu sifatnya statis.
Sedangkan tekanan kompresi itu adalah tekanan udara riil yang terjadi di dalam ruang bakar saat piston menonjok sampai ke Titik Mati Atas (TMA).
Jadi, mesin yang dijejali turbo maupun supercharger, tekanan kompresinya akan selalu berfluktuasi, tergantung seberapa besar ngeboost-nya.
Ketika ngeboost-nya tinggi, otomatis tekanan kompresi akan makin tinggi pula.
Baca Juga: Hasil Test di Luar Dugaan, Daihatsu Rocky 1.0 Turbo Lebih Boros Dari Rocky 1.2
Nah, saat itu lah bila pakai BBM beroktan rendah, akan berisiko mesin mengalami ngelitik lantaran terjadi pembakaran dini.
Efeknya, sudah pasti tenaga mesin jadi tidak maksimal dan lebih boros BBM.
Bahkan lama-lama bisa merusak mesin.
Makanya, bila mobil Anda punya mesin berspesifikasi tinggi, disarankan untuk mengkonsumsi bahan bakar dengan RON yang sesuai.
Menurut pihak Pertamina, Pertamax Turbo ini cocok digunakan pada mobil dengan spesifikasi mesin berkompresi 12:1 ke atas, atau pada mesin yang menggunakan turbocharger atau supercharger.
Tuh, jadi mulai sekarang lebih care dengan mobil kalian ya.
Sayang kan mobilnya sudah keren dan punya spek mesih hebat, tapi tetap nekat pakai bensin dengan oktan rendah.
Bisa-bisa malah bakal keluar duit lebih banyak untuk perawatan mesinnya di kemudian hari. DiC