Otomotifnet.com – Motor bermesin injeksi masa kini mayoritas pakai sistem closed loop.
Hasil pembakaran kadarnya dibaca oleh sensor oksigen (O2) yang terletak di knalpot.
Hasil bacaannya kemudian diumpan ke ECU, tentunya untuk memastikan gas buang lebih bersih.
Semakin tinggi standar emisinya, memang pembakaran diset makin bersih, air to fuel ratio (AFR) rata-rata di atas 14:1, bahkan mendekati angka stokiometri di 14,7:1.
Baca Juga: Catat Biar Ingat, Segini Angka Ideal Setelan Celah Klep Yamaha NMAX
Secara emisi tentunya memang bagus, namun kalau bicara performa, tentu tak akan semaksimal jika AFR di angka 13-13,5:1.
Kendala lain jika AFR terlalu kering, tentunya panas mesin tinggi, “Dan cenderung ngelitik,” imbuh Brahmantio Prayogo, owner Sportisi Motorsport (SM).
Salah satu cara agar performa lebih enak dan panas turun, tentunya pasang piggyback, namun ternyata tak semua motor bisa.
Contohnya Royal Enfield Interceptor, menurut Bram, sapaan Brahmantio, motor ini ECU-nya pintar, setiap pasokan bensin ditambah, maka berdasarkan input dari O2 sensor, ECU akan langsung kembali menurunkannya.