Otomotifnet.com - Penggunaan kendaraan listrik kini didukung penuh pemerintah.
Namun sayang, harga masih jadi kendala besar dalam transisi menuju era elektifikasi kendaraan khususnya mobil.
Melihat hal ini, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad, mengatakan pemerintah perlu melakukan pembenahan supaya kendaraan listrik bisa lebih murah dan makin banyak peminat.
Pertama dimulai dari mengoptimalkan potensi nikel dalam negeri sebagai sumber baterai kendaraan listrik.
"Pertama sumber energi, saat ini paling besar pengembangannya berbasis nikel. Saya kira problem kita mempercepat energi nikel ini menjadi sumber baterai kendaraan listrik," ujar Tauhid dalam diskusi Menapak Peta Jalan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Nasional (11/10/2022).
"Memang rencananya 2026 paling cepat. Kalau ini dilakukan tentu saja multiplier ekonominya sangat tinggi sekali," sambungnya.
Menurut Tauhid, pemerintah perlu mendorong industri manufaktur untuk membuat kendaraan listriknya di dalam negeri.
"Kalau bisa dibangun manufaktur di sini terutama manufaktur kendaraan listrik bukan small car, tapi MPV yang marketnya antara Rp 250 juta sampai Rp 400 juta saya kira multiplier ekonomi juga besar sekali," ungkapnya.
Pasalnya dalam riset yang dilakukan INDEF harga kendaraan listrik masih dua kali lipat lebih mahal dari kendaraan konvensional.
"Kami melakukan simulasi bahwa dengan harga Rp 300 jutaan maka itu marketnya besar dan secara ekonomi besar sekali," ucap Tauhid.