Yakni untuk menjelaskan kesalahannya menggunakan ponsel sambil berkendara saat itu.
"Sopir saat itu tidak mau berhenti, lalu ia berhenti setelah anggota menghalangi dengan motor," ungkap Rendy.
Namun, Sambung Rendy, sopir tersebut terus merekam sambil menutup kaca dan mengunci pintu mobilnya, sehingga anggota tidak bisa melakukan penindakan.
"Dari dalam mobil sopir itu merekam, sopir itu menanyakan apa kesalahannya, kenapa disetop karena tidak ada razia," terang Rendy.
"Anggota kita memintanya turun agar bisa menjelaskan, tapi sopir itu tidak mau turun dan mengunci pintu mobilnya," sambungnya.
"Bahkan saat diminta meminggirkan mobilnya ke tepi jalan, sopir itu juga tidak mau," beber Rendy.
Karena posisi truk berhenti di jalan dan dapat menyebabkan kemacetan panjang, kedua anggota membiarkan sopir truk itu pergi dan tidak melakukan tindakan apa pun.
"Anggota kita juga ada bukti rekaman videonya dan kedua anggota kita juga sudah diperiksa oleh Propam, hasilnya tidak ada pelanggaran yang dilakukan," ungkapnya.
Lebih jauh Rendy mengatakan, saat ini seluruh anggota Satlantas tidak melakukan razia secara stasioner berdasarkan petunjuk dari Korlantas.
"Jadi kami melaksanakan penindakan secara hunting untuk pelanggaran seperti tidak memakai helm, melanggar lampu merah, berboncengan tiga, knalpot brong dan pelanggaran lainnya,” katanya.
Ditambahkan Rendy, apa yang dilakukan kedua personelnya tersebut memang sudah sesuai dengan petunjuk dan teknis yang berlaku saat ini.
"Kedua anggota sudah menjalankan tugasnya dengan benar, hanya saja masyarakat yang banyak belum tahu terkait aturan itu," tandasnya.
Baca Juga: Menolak Lupa, Wakapolri Sebut Jangan Takut Videoin Polisi Pungli