Ia menyebut, proses uji coba berjalan lancar, lampu APILL otomatis hijau ketika mendeteksi mobil kedaruratan melintas.
Agus tak menampik, terobosan tersebut diawali keresahan panjangnya antrean kendaraan di persimpangan Kota Yogyakarta.
Menurutnya, dalam kondisi normal, antrean kendaraan bisa menyentuh 28-45 meter dan semakin parah saat akhir pekan.
Dengan beban jalanan yang bertambah berat, praktis respons time mobil gawat darurat pun makin lama.
"Maka, sekarang kita coba optimalisasi pelayanan kegawatdaruratan," sebutnya, (8/11/22).
"Digitalisasi ATCS disinkronisasikan, sehingga ketika mobil gawat darurat akan lewat, dia bisa membaca dan lampu (traffic light) diprioritaskan menjadi hijau," jelasnya.
Ia mengungkapkan, terobosan bernama priority vehicle tersebut dapat mendeteksi mobil gawat darurat di jarak sekitar 300 meter dari persimpangan.
Alhasil, sebelum mobil kedaruratan tertahan lampu merah, alat pendeteksi yang sudah terpasang bakal mengirim sinyal dan segera berganti hijau.
"Devicenya dicolokkan pada daya yang ada di mobil dan setelah hidup dia akan terdeteksi oleh GPS, untuk memerintah micro control ACTS, mengkomunikasikan, ya, bahwa ada kendaraan darurat yang akan lewat dan harus mendapat prioritas," cetusnya.