Alat Sakti Bikin Lampu Merah Nurut, Mobil Khusus Lewat Otomatis Ganti Nyala Hijau

Irsyaad W - Rabu, 9 November 2022 | 16:00 WIB

Ilustrasi lampu merah ganti menyala hijau (Irsyaad W - )

Otomotifnet.com - Dinas Perhubungan kota Yogyakarta luncurkan alat sakti kedaruratan.

Saking saktinya, alat ini bisa bikin lampu merah nurut ketika mobil khusus lewat.

Lampu APILL yang tadinya merah, otomatis ganti menyala hijau.

Sebab, alat sakti kedaruratan ini dilengkapi sensor khusus.

Juga beberapa persimpangan jalan kota Yogyakarta telah dipasangi alat deteksi GPS.

Jadi, kedua alat tersebut saling terkoneksi ketika mobil kedaruratan akan melintas.

Secara otomatis sinyal sensor dari mobil khusus ditangkap alat di persimpangan jalan.

TribunJogja.com/Istimewa
Pj Wali Kota Yogyakarta, Sumadi secara simbolis memasang alat sakti ke mobil khusus kedaruratan yang membuat lampu merah nurut, cuma lewat langsung otomatis ganti nyala hijau

Kemudian menginstruksikan lampu APILL berganti hijau secara otomatis.

Kadishub kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho menjelaskan, alat sakti kedaruratan itu telah diuji coba di simpang empat Wirobrajan beberapa waktu lalu.

Ia menyebut, proses uji coba berjalan lancar, lampu APILL otomatis hijau ketika mendeteksi mobil kedaruratan melintas.

Agus tak menampik, terobosan tersebut diawali keresahan panjangnya antrean kendaraan di persimpangan Kota Yogyakarta.

Menurutnya, dalam kondisi normal, antrean kendaraan bisa menyentuh 28-45 meter dan semakin parah saat akhir pekan.

Dengan beban jalanan yang bertambah berat, praktis respons time mobil gawat darurat pun makin lama.

"Maka, sekarang kita coba optimalisasi pelayanan kegawatdaruratan," sebutnya, (8/11/22).

"Digitalisasi ATCS disinkronisasikan, sehingga ketika mobil gawat darurat akan lewat, dia bisa membaca dan lampu (traffic light) diprioritaskan menjadi hijau," jelasnya.

TribunJogja.com/Miftahul Huda
Kondisi kepadatan kendaraan di simpang Pingit kota Yogyakarta karena nyala lampu merah mencapai 90 detik

Ia mengungkapkan, terobosan bernama priority vehicle tersebut dapat mendeteksi mobil gawat darurat di jarak sekitar 300 meter dari persimpangan.

Alhasil, sebelum mobil kedaruratan tertahan lampu merah, alat pendeteksi yang sudah terpasang bakal mengirim sinyal dan segera berganti hijau.

"Devicenya dicolokkan pada daya yang ada di mobil dan setelah hidup dia akan terdeteksi oleh GPS, untuk memerintah micro control ACTS, mengkomunikasikan, ya, bahwa ada kendaraan darurat yang akan lewat dan harus mendapat prioritas," cetusnya.

"Sinyal terkirim di jarak sekitar 300 meter. Dengan antrean maksimal 100 kendaraan itu terjangkau, ya, masih optimal, karena di jarak 150 meter itu lampu sudah beralih menjadi hijau," imbuh Agus.

Meski demikian, ia menyampaikan, sejauh ini skema tersebut baru diterapkan untuk truk pemadam kebakaran serta ambulans.

Walau di UU Lalin dan Angkutan Jalan sudah tertera tujuh jenis kendaraan prioritas tapi kemacetan jalan tetap jadi kendala.

Oleh itu, ambulans dan truk pemadam dirasa paling penting dipasangi alat tersebut, karena berkaitan dengan nyawa manusia.

Tribun Bali
ilustrasi ambulans

"Tidak ada yang lebih penting, sehingga keduanya jadi prioritas," tegasnya.

"Kalau misalnya VVIP, ya, itu juga penting, tapi kan mereka berpikir, ketika ada ambulans, itu pasti harus diprioritaskan dulu," tegas Kadishub.

Agus memaparkan, sampai sejauh ini uji coba priority vehicle masih berlangsung di simpang Wirobrajan yang dinilai mempunyai peran krusial, sebagai penghubung dengan daerah lain.

Saat disinggung penerapan ke persimpangan lain di Kota Yogyakarta, ia menandaskan, hal itu, masih dalam kajian.

"Karena harus menyesuaikan dengan (kemampuan) APBD Kota Yogyakarta juga. Nilai investasinya sekitar Rp 20 juta, plus alat yang dipasang di simpang," bebernya.

"Jadi, hanya butuh satu alat saja sebenarnya, yang lainnya dipasang di mobil gawat darurat," urainya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi menegaskan, terobosan dari Dishub ini sangat layak mendapat apresiasi.

Karena skema deteksi APILL tersebut memiliki manfaat yang begitu besar untuk menunjang operasional armada damkar dan ambulans, agar penanganan kedaruratan makin optimal.

TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Truk pemadam kebakaran

"Karena semakin cepat pelayanan, akan semakin besar pula peluang untuk melakukan penanganan dan penyelamatan," tuturnya.

"Kami sangat berharap, ini segera disosialisaikan dan disebarluaskan, biar masyarakat tidak bingung juga, ya," terangnya.

Sumber: