Otomotifnet.com - Penggunaan klakson tambahan atau sering dikenal telolet berbahaya untuk kendaraan.
Hal ini disampaikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Pelaksana Tugas Kepala Subkomite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan mengatakan, penggunaan klakson telolet sudah tiga kali menyebabkan kecelakaan.
"Kami temukan ada 3 kali kecelakaan penyebabnya dari klakson telolet itu asalnya beda-beda. Yang pertama ada selang lepas, ada dari tabung anginnya yang lepas, dan terakhir bagiannya yang bocor. Jadi instalasi klakson telolet sangat berbahaya," kata Wildan dalam FGD Pemenuhan Persyaratan Teknis dan Laik Kendaraan Bermotor secara virtual (6/12/2022).
Wildan mengatakan, klakson telolet menggunakan tenaga angin pada tabung angin pengereman untuk mengeluarkan bunyi nyaring.
Maka ketika terjadi kebocoran akan menyebabkan penurunan tekanan rem.
"Dan ini akan menyebabkan kegagalan pengereman, ini menjadi perhatian kita," ujarnya.
Wildan mengatakan, sebagian besar kasus rem blong terjadi karena hal sepele dan dapat diperiksa tanpa menggunakan alat khusus. Karenanya, ia meminta para petugas pengujian teknis dan layak uji kendaraan secara berkala lebih cermat.
"Jangan pilih-pilih lakukan dan pastikan ini (kebocoran) tidak terjadi. Ini harus kita perhatikan pada pemastian persyaratan teknis harus cermat tidak ada hal-hal lain seperti kasus klakson telolet bocor," tuturnya.
Lebih lanjut, Wilda meminta para petugas juga memeriksa kandungan air di dalam minyak rem.
Pemeriksaan tersebut, kata dia, tidak membutuhkan alat yang mahal sehingga kendaraan dapat mengganti minyak rem ketika alat tersebut menunjukkan warna merah.
"Ini enggak pernah dicek kandungan minyak rem ini. Ini harus jadi perhatian kita karena sudah menyebabkan kecelakaan," ucapnya.
Baca Juga: KNKT Minta Klakson Telolet Dikurangi, Imbas Tragedi Truk Pertamina Cibubur