Otomotifnet.com - Indonesia memiliki jalan tol di atas rawa.
Kala itu dibangun pakai teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM).
Jika penasaran, jalan tol di atas rawa tersebut yakni tol Palembang-Indralaya (Palindra).
Diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2018 silam.
Artinya hingga 2023 ini, tol Palindra sudah beroperasi hampir 5 tahun.
Bicara teknologi VCM, apa sih maksudnya?
VCM dipilih karena sebagian tanah di proyek Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) merupakan jenis alluvial atau daerah rawa yang memiliki kadar air tinggi.
Hal ini sebagaimana dikutip dari laman Instagram resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) @pupr_bpjt, (6/2/23).
VCM dapat digunakan untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan daya dukung tanah asli yang lunak.
Sebab, dapat mengurangi kadar air maupun udara di tanah.
Metode ini dapat mempercepat penurunan tanah dengan memompa vakum dalam jangka panjang.
Ini disebabkan karena metode tersebut bersifat mekanis dan tidak menggunakan bahan kimia.
Metode ini mengombinasikan pipa antara penyalur atau PVD, penyalur horizontal (PHD) dan pompa vakum.
Di sisi lain, VCM tidak terpengaruh pekerjaan lain yang dilakukan di atas tanah yang sedang divakum.
Sehingga, jadwal konstruksi secara keseluruhan dapat dipersingkat.
Adapun Tol Palindra terbagi dalam tiga seksi yakni Seksi I Palembang-Pemulutan sepanjang 7 kilometer, Seksi II Pemulutan-Kota Terpadu Mandiri (KTM) 5,65 kilometer, serta KTM-Simpang Indralaya membentang 9,28 kilometer.
Sementara itu, infrastruktur konektivitas ini memilki empat simpang susun (SS) yakni SS Kapalbetung, SS Pemulutan, SS KTM Rambutan juga SS Indralaya.
Baca Juga: Rekor Jalan Tol di Atas Air Terpanjang di Dunia, Milik Indonesia Urutan Kelima