Otomotifnet.com - PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menggunakan mobil listrik Toyota bZ4x sebagai mobil dinas mereka.
"Penggunaan mobil listrik ini untuk mendukung pemerintah demi pencapaian target emisi nol pada tahun 2060 dan mengurangi dampak pemanasan global,"
"Tentunya kita berharap penggunaan mobil listrik ini bisa meminimalisir pencemaran polusi udara," ucap Wawan, Direktur Operasional KAI Wisata saat bertemu dengan Otomotifnet di kantor PT KAI, Bandung (26/05/2023).
Sebanyak 9 mobil listrik Toyota bZ4x akan digunakan oleh PT KAI sebagai mobil operasional yang dihadirkan oleh Auto2000 sebagai dealer Toyota terbesar di Indonesia.
Toyota bZ4x sendiri dibanderol dengan harga mulai dari Rp 1,1 miliar.
Jarak tempuh bZ4x sanggup digeber hingga 500 kilometer.
Berstatus CBU alias Completely Build Up dari Jepang, bZ4X sudah dilengkapi Panoramic Roof dengan penggerak roda Front Wheel Drive.
Untuk performanya, Toyota BZ4x dengan motor elektrik AC Synchronous bertenaga 150 kW atau 204 dk yang diklaim dapat menghasilkan torsi sebesar 266 Nm.
Adapun pada sumber energinya, Toyota bZ4X dilengkapi baterai Lithium-ion 355 volt berkapasitas total 71,4 kWh.
Dilanjut soal pengisian baterainya, Toyota bZ4X mendukung pengecasan AC (Alternate Current) berdaya maksimum 6,6 kW dan DC (Direct Current) berdaya maksimum 150 kW.
Untuk pengecasan DC 150 kW mampu mengisi baterai bZ4X hingga 80 persen dalam waktu 30 menit saja.
Mempermudah melakukan pengisian daya baterai, Auto2000 juga memberikan Portable Charger dan Wall Charger yang dipasangkan di kantor PT KAI.
Untuk pengadaan 9 unit Toyota BZ4x ini, PT KAI tidak melakukan pembelian.
Melainkan PT KAI melakukan penyewaan 9 unit Toyota BZ4x melalui skema Kinto yang disuguhkan oleh Auto2000.
Kinto adalah salah satu layanan yang diberikan kepada konsumen Auto2000 yang ingin menggunakan mobil Toyota tanpa harus memilki alias dengan cara menyewa.
Dengan skema penyewaan Kinto, konsumen tidak perlu memikirkan perawatan unit, karena semua sudah ditanggung oleh Auto2000.
Jadi PT KAI tidak perlu mengeluarkan hingga Rp 1,1 Miliar lebih untuk pengadaan satu mobil.