Otomotifnet.com - Pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI) menjadi pabrik sel baterai pertama di Indonesia, yang dioperasikan PT HLI Green Power.
Belum lama ini, pabrik baterai Hyundai LG disambangi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang merupakan kunjungan kedua setelah menghadiri groundbreaking pada September 2021.
Tampak Presiden Jokowi sumringah melihat langsung pengembangan pabrik baterai hasil joint venture antara Hyundai Motor Group dengan LG Energy Solution. Ltd.
Nah, berikut 7 fakta menarik dari pabrik baterai Hyundai, yang bikin Presiden Jokowi sumringah.
Fakta pertama, pabrik ini akan mulai produksi massal di bulan April 2024.
Hal ini menguatkan komitmen Indonesia untuk menjadi pusat EV (Electric Vehicle) di ASEAN.
Pencapaian ini sekaligus menegaskan peran Hyundai dalam mengakselerasikan elektrifikasi industri otomotif di Tanah Air.
Lanjut fakta kedua, pabrik sel baterai HLI berdiri di lahan seluas 330.000 meter persegi, dengan investasi mencapai USD 1,1 miliar.
Pabrik tersebut akan membuat sel baterai dan battery system, yang berada di dua lokasi. Yakni di Karawang dan Cikarang, Jawa Barat.
Lalu fakta ketiga, pabrik baterai HLI menghasilkan sel baterai lithium-ion dengan total kapasitas 10 GWh per tahun.
Kapasitas segitu, diklaim sanggup memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit Battery Electric Vehicle (BEV).
Baca Juga: Dealer Hyundai Andalan Berhasil Pecundangi Dealer Eropa sampai Amerika
Berikutnya fakta keempat, khusus untuk pabrik battery system Hyundai mulai dibangun pada Mei 2023 oleh Hyundai Energi Indonesia.
Yakni hasil kolaborasi antara Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dengan Hyundai Mobis. Fasilitas ini dibangun di lahan seluas 32.188 meter persegi.
Adapun untuk investasi pabrik battery system Hyundai, mencapai USD 60 juta, yang ditargetkan berproduksi maksimal 50.000 unit Battery System Assembly (BSA) untuk BEV tiap tahunnya.
Dilanjut fakta kelima, kedua pabrik baterai tersebut akan beroperasi secara berkesinambungan untuk memasok sel baterai dan battery system ke BEV Hyundai
Seluruhnya diproduksi di dalam negeri oleh PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.
Ketika produksi massal sel baterai dan battery system dimulai pada April 2024, maka kendaraan listrik dengan baterai buatan lokal akan diproduksi untuk pertama kalinya di Indonesia.
Baca Juga: Mantan Bos Toyota Direkrut Hyundai Indonesia, Diminta Tangani Ini
Model-model BEV Hyundai yang dibuat di Indonesia ini akan dipasarkan di Tanah Air dan luar negeri.
Kemudian fakta keenam, secara keseluruhan Hyundai akan melakukan investasi sebesar USD 3 miliar hingga tahun depan dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Termasuk melalui pembangunan pabrik sel baterai, pabrik battery system, fasilitas perakitan, dan berbagai bentuk upaya lainnya untuk memproduksi kendaraan listrik.
Adapun investasi tersebut telah diperhitungkan secara terukur, termasuk dalam mengatur lokasi ketiga pabrik agar berdekatan.
Diharapkan fasilitas-fasilitas tersebut memegang peran penting dalam melengkapi value chain kendaraan listrik di Indonesia, khususnya efisiensi operasional dan rantai pasok produksi.
Baca Juga: Enak Bener, Hyundai Andalan Beri Gratis Dua Unit SUV Creta ke Konsumen
Young Tack Lee, selaku President Hyundai Motor ASEAN Headquarters mengatakan, pembangunan pabrik di Indonesia adalah salah satu bentuk realisasi investasi Hyundai khususnya di sektor kendaraan listrik.
“Kami optimis bahwa fasilitas-fasilitas ini akan membantu kami dalam menjawab kebutuhan pasar Indonesia terhadap kendaraan listrik dengan lebih baik,”
“Dimana sebelumnya Hyundai juga telah meningkatkan kapasitas produksi IONIQ 5 hingga 20.000 unit per tahun untuk merespons antusiasme tinggi dari konsumen terhadap model EV kami,” bilang Lee.
Ia melanjutkan, ke depannya, begitu pabrik sel baterai dan battery system beroperasi penuh, Hyundai siap untuk terus memenuhi kebutuhan akan kendaraan listrik yang terus meningkat.
Kehadiran pabrik-pabrik tersebut juga membantu Hyundai mencapai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk kendaraan listrik, sehingga mendapatkan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 0%.
Berikutnya fakta ketujuh, pabrik sel baterai dan battery system Hyundai bakal menyerap bahan mentah untuk baterai kendaraan listrik seperti nikel.
Pasalnya, Indonesia punya sumber daya yang melimpah untuk terus mengakselerasi perluasan pasar dan ekosistem kendaraan listrik, salah satunya cadangan nikel yang tinggi.
Informasi tamabahan PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) juga telah menyediakan jaringan charging station di lebih dari 200 titik, termasuk Ultra Fast Charging Station tercepat di Indonesia.
“Sejalan dengan visi global Hyundai, yaitu Progress for Humanity, kami berkomitmen untuk terus berinovasi menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat,” pungkas Woojune Cha, President Director HMID.