Sementara IONIQ 6 lebih tinggi, tenaga 320 ps, torsi 605 Nm. Bisa berjalan sejauh 519 km.
TARIKAN SPONTAN
Dengan spesifikasi tersebut, Hyundai IONIQ 5 terasa responsif. Dengan mode Eco yang efisien, tarikan masih terasa ngejambak. Menyalip di momentum singkat di jalan non tol antara Probolinggo - Ketapang, enteng.
Tapi beda lagi bicara performa IONIQ 6 yang kami kemudikan bergantian dengan IONIQ 5. Menjangkau kecepatan 190 km/jam terasa singkat dan enteng melibas IONIQ 5.
Hal yang menyenangkan lainnya yakni regenerative braking system. Pengereman menggunakan reduction gear yang sekaligus menyimpan energi listrik.
Lepas pedal gas, maka mobil melakukan pengereman otomatis seperti engine brake di mobil konvensional.
Yang membantu feeling usai menyalip cepat di kemacetan, keras lembutnya pengurangan kecepatan bisa disetel.
Mau level 1, 2, 3, Auto atau tanpa regenerative braking. Level 1, kerasnya pengereman oleh mesin dibuat lemah. Mobil masih melaju dengan ringan. Lalu level 3, daya pengereman oleh mesin meningkat. Lepas gas, mobil langsung terasa tertahan bahkan bisa berhenti tanpa bantuan pedal rem.
SUSPENSI
Kedua mobil dilengkapi suspensi MacPherson Strut di depan dan Multilink di belakang. Tapi setingan keduanya jauh beda.
Jujur enggak terasa beda jauh ketika duduk di depan. Perbedaan signifikan terasa saat jadi penumpang belakang.
Ketika tubuh terpantul, bantingan suspensi IONIQ 5 terasa empuk. Bokong nyaman saat 'mendarat'
Sebaliknya IONIQ 6, bantingan terasa keras. Apalagi jok enggak seempuk IONIQ 5.
Meski demikian, bicara stabilitas, keduanya patut diacungi jempol. Mobil serasa napak selalu dengan aspal.
Sebagai informasi tambahan, IONIQ 5 memakai penggerak roda belakang, IONIQ 6 penggerak semua roda.