Otomotifnet.com - Kalau dibilang puas, pasti puas menikmati perjalanan dengan mobil listrik Jakarta - Bali.
Maklum, selama 5 hari perjalanan Test Drive Hyundai IONIQ 5 dan 6, kami dapat mengeksplor lebih dalam.
Ada banyak hal yang kami catat selama perjalanan bertema Charge.Set.Travel dari Hyundai Motor Indonesia (HMID) dengan enam IONIQ 5 dan tiga IONIQ 6.
Pertama menatap kedua mobil listrik ini, jelas perbedaan gaya desain yang diusung.
IONIQ 5 punya style elegan futuristik yang dinamai Parametric Dynamic. Sementara IONIQ 6 modern klasik yang dilabel Electrified Streamliner.
Masuk ke kabin IONIQ 5, kita disuguhi kabin yang lega.
Bodi terasa lebar jauh dari kesan sempit yang mengintimidasi. Baik di depan maupun belakang.
Jadi penumpang belakang IONIQ 5 juga terasa istimewa. Ruang kepala dan kaki melimpah, kaki bisa selonjoran.
Sandaran jok belakang bisa dimundurkan. Postur tubuh 170 cm enggak ada komplain sama sekali. Tengok jarak sumbu roda, tembus 3.000 mm. Pantes lega.
Kesan berbeda di kabin belakang IONIQ 6. Tetap terasa luas, tapi head room enggak selega IONIQ 5, mengikuti lengkung atap yang merendah ke belakang.
KEMUDI
Posisi setir IONIQ 5 bisa diatur naik turun. Namun radius putar SUV elektrik berbodi bongsor ini cukup lebar. Pengemudi harus pintar-pintar untuk berbelok atau putar balik.
Bagusnya, gambar dari kamera 360 yang muncul di layar monitor cukup jelas, sangat membantu untuk menilai apakah bumper punya cukup ruang saat berbelok di dekat tembok atau trotoar.
Saat hendak berbelok atau pindah lajur, muncul display di dasbor ketika sein dinyalakan. Kondisi jalan di belakang mobil terpantau.
Yang menarik, sistem kemudi sangat responsif terhadap putaran tangan. Membuat pergerakan mobil lincah mengikuti keinginan pengemudi.
Jauh dari kesan mobil bongsor yang lamban kurang responsif. Sebaliknya, ini mobil yang lincah.
Bicara performa, IONIQ 5 long range punya tenaga 217 ps dan torsi 350 Nm, jarak tempuh hingga 481 km.
Sementara IONIQ 6 lebih tinggi, tenaga 320 ps, torsi 605 Nm. Bisa berjalan sejauh 519 km.
TARIKAN SPONTAN
Dengan spesifikasi tersebut, Hyundai IONIQ 5 terasa responsif. Dengan mode Eco yang efisien, tarikan masih terasa ngejambak. Menyalip di momentum singkat di jalan non tol antara Probolinggo - Ketapang, enteng.
Tapi beda lagi bicara performa IONIQ 6 yang kami kemudikan bergantian dengan IONIQ 5. Menjangkau kecepatan 190 km/jam terasa singkat dan enteng melibas IONIQ 5.
Hal yang menyenangkan lainnya yakni regenerative braking system. Pengereman menggunakan reduction gear yang sekaligus menyimpan energi listrik.
Lepas pedal gas, maka mobil melakukan pengereman otomatis seperti engine brake di mobil konvensional.
Yang membantu feeling usai menyalip cepat di kemacetan, keras lembutnya pengurangan kecepatan bisa disetel.
Mau level 1, 2, 3, Auto atau tanpa regenerative braking. Level 1, kerasnya pengereman oleh mesin dibuat lemah. Mobil masih melaju dengan ringan. Lalu level 3, daya pengereman oleh mesin meningkat. Lepas gas, mobil langsung terasa tertahan bahkan bisa berhenti tanpa bantuan pedal rem.
SUSPENSI
Kedua mobil dilengkapi suspensi MacPherson Strut di depan dan Multilink di belakang. Tapi setingan keduanya jauh beda.
Jujur enggak terasa beda jauh ketika duduk di depan. Perbedaan signifikan terasa saat jadi penumpang belakang.
Ketika tubuh terpantul, bantingan suspensi IONIQ 5 terasa empuk. Bokong nyaman saat 'mendarat'
Sebaliknya IONIQ 6, bantingan terasa keras. Apalagi jok enggak seempuk IONIQ 5.
Meski demikian, bicara stabilitas, keduanya patut diacungi jempol. Mobil serasa napak selalu dengan aspal.
Sebagai informasi tambahan, IONIQ 5 memakai penggerak roda belakang, IONIQ 6 penggerak semua roda.