Otomotifnet.com - VinFast bermain cantik dengan menampilkan diri di hadapan publik Indonesia tepat di gelaran Indonesia International Motor Show 2024 di Jakarta (15-25/2/2024).
Disebut demikian karena di kesempatan inilah beberapa produsen otomotif merilis brand dan model barunya yang juga merambah pasar mobil listrik.
Ceritanya akan berbeda kalau produsen mobil asal Vietnam mengenalkan dirinya beberapa bulan kemudian, mereka akan kehilangan momentum dan hanya akan jadi 'peserta tambahan'.
Yang menarik, meski belum siap betul dengan harga dan unit yang ditawarkan, mereka sudah menyebarluaskan informasi penjualan dan kepemilikan mobil ini.
Misal, pembelian VinFast VF5 yang punya daya jangkau 260 km, dibanderol Rp 250 jutaan.
Konsumen enggak dipusingkan dengan urusan baterai selama memiliki mobil tersebut karena sistem yang ditawarkan adalah sewa baterai. Hal sama berlaku untuk varian-varian VinFast lainnya.
Jadi konsumen hanya membeli unit mobil, baterai tetap milik VinFast Indonesia. Kapanpun ada masalah dengan baterai, tinggal diganti oleh Agen Pemegang Merek (APM).
Enggak ada isu dengan lama garansi dan harga baterai karena masih jadi milik APM.
Lalu berapa biaya sewa baterai VinFast dan untuk berapa lama?
"Sewanya Rp 1 juta sebulan dengan jarak tempuh pemakaian 3 ribu km," ujar seorang tenaga penjual VinFast di ajang IIMS 2024.
"Kalau lebih dari 3 ribu km, ada tambahan lagi nanti diinfo lewat aplikasi. Kalau enggak sampai 3 ribu km, bulan depan dari nol lagi, bayar Rp 1 juta," paparnya.
Menurutnya, skema ini membuat konsumen enggak perlu khawatir dengan masa pakai baterai mobil listrik di masa yang akan datang seperti di merek-merek lain.
Tentu ini skema yang menarik jika melihat dari sudut pandang kekhawatiran publik akan masa pakai dan garansi baterai. Maklum, mobil listrik merupakan 'mahluk baru' di kancah otomotif nasional.
Namun melihat kebiasaan konsumen tanah air yang ingin simpel, skema ini masih bikin penasaran, akan sukseskah?
Pasalnya, setelah membayar harga mobil, konsumen dihadapkan pada 'kewajiban' sewa baterai.
Jika pembelian mobil dilakukan secara kredit, konsumen kredit dihadapkan pada urusan bayar angsuran plus tambahan sewa baterai.
Di mobil listrik lain, pada masa-masa ini tak ada 'kewajiban' tersebut.
Sementara di mobil konvensional, konsumen bisa membayar bahan bakar sesuai yang akan dipakai.
Jika mobil mengendap sebulan di garasi, bahan bakar bisa dipakai pada bulan selanjutnya.
Nah, di sinilah akan muncul sebuah fenomena menarik.
VinFast tak hanya punya pe-er untuk menjual mobil tapi juga mensosialisasikan budaya baru yakni sewa baterai. Kita lihat saja.