"Barang bukti yang diamankan dari 23 TKP adalah sebanyak 8 motor, 1 mobil, dan ada alat celurit," ujar Wadirreskrimum Polda Jatim, AKBP Piter Yanottama, (8/3/24).
Piter mengatakan, kesembilan tersangka itu ditangkap setelah penyidik melakukan pengembangan atas kasus pencurian motor bersenjata tajam yang dilakukan tersangka M.
Setelah dikembangkan, ternyata penyidik berhasil menangkap beberapa tersangka lainnya, yang telah melakukan aksi pencurian sejak tahun 2021 dan namanya telah masuk daftar pencarian orang (DPO).
Termasuk beberapa orang penadah motor curian. Bahkan, ada tersangka penadah yang berstatus sebagai residivis karena pernah menjalani hukuman penjara atas kasus serupa pada tahun 1999 silam.
"Tersangka F, curanmor dan curas tahun 2021 Tersangka Y, residivis penadah tahun 1999. Tersangka YA, pelaku curanmor dan penadah DPO Polresta Malang," ujarnya.
Para tersangka yang bertindak sebagai eksekutor motor tersebut, melakukan aksi pencuriannya menggunakan sarana alat kunci T.
Setelah berhasil melakukan pencurian, para tersangka eksekutor menjual motor curian tersebut ke beberapa jejaring penadah motor curian.
Harganya, bervariasi, kisaran Rp 3-4 juta, khusus untuk motor matik.
Sedangkan motor berkapasitas mesin cc besar, dihargai kisaran Rp 5-6 juta.
Menurut PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKP Fauzi, para tersangka beraksi selalu mempersenjatai diri dengan senjata tajam celurit.
Sejauh ini, celurit tersebut hanya digunakan untuk berjaga-jaga tatkala disergap oleh warga terutama untuk menakut-nakuti korbannya.
Teruntuk tersangka M dan F, keduanya pernah beraksi di kawasan Pasuruan, lalu kepergok oleh warga.
Lantas keduanya mengacungkan celurit lalu memainkannya dengan cara menyabet-nyabetkan ke arah warga yang akan melakukan penangkapan.
Kendati keduanya sempat kabur dan buron beberapa bulan. Karena wajah mereka sempat terekam CCTV, alhasil memudahkan penyidik kepolisian melakukan identifikasi profil mereka dan melakukan penangkapan.
"Pengakuannya belum pernah bacok orang. Tapi cuma buat mengancam saja. Yang kami tangani satu ini, di sini pakai celurit hanya untuk mengancam ke warga yang berusaha melakukan penangkapan," kata AKP Fauzi.
Namun, para tersangka yang bertindak sebagai eksekutor pencurian motor kerap mengonsumsi sabu sebelum beraksi, agar meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian.
Hal tersebut dibuktikan dari temuan perkakas alat hisab sabu seperti bong, saat dilakukan penggeledahan di tempat persembunyian tersangka.
"Saat kami gerebek ada beberapa alat hisab sabu-sabu. Iya bisa jadi (dia berani karena hisab sabu)," pungkasnya.
Sementara itu, tersangka M mengakui, dirinya berulang kali melakukan pencurian motor karena terdesak biaya hidup.
Apalagi dirinya juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Bahkan, ia sudah lima kali ditangkap sebagai residivis.
"Iya residivis 5 kali, saya warga Malang. Modusnya pakai kunci T. Sasaran motor di rumah warga," ujarnya saat diinterogasi Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur.
Baca Juga: Sekongkol Jual Motor Rp 1,5-2 Jutaan, 2 dari 4 Sekawan Dibikin Pincang Polisi