Sebagai catatan, di awal 2024, ekonomi global menghadapi tantangan akibat ketidakpastian geopolitik serta fluktuasi harga komoditas.
Di sisi lain, tingkat inflasi sudah menunjukkan kecenderungan penurunan, namun negara-negara maju masih mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi sehingga memberikan tekanan terhadap pasar keuangan global.
Menurut proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 diperkirakan akan stabil sebesar 3,2% atau sama dengan pertumbuhan tahun 2023.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi domestik tetap solid didukung konsumsi masyarakat dan aktivitas sektor manufaktur yang mulai membaik.
Namun demikian, terdapat ketidakpastian perkembangan ekonomi global yang perlu diwaspadai, terutama di Kawasan Timur Tengah yang berpotensi mempengaruhi stabilitas pasar dan harga energi secara global.
Pada Maret 2024, tingkat inflasi tetap terjaga di level 3,05%, sementara nilai tukar Rupiah terdepresiasi 2,8% ytd menjadi Rp 15.853/USD.
Selain itu, Bank Indonesia pada April 2024 menaikkan suku bunga BI7DRR sebesar 25bps menjadi 6,25% .
Alhasil, di sepanjang kuartal pertama 2024, industri otomotif dihadapkan pada berbagai tantangan, ditandai dengan penjualan ritel mobil baru menurun sebesar 15% YoY menjadi 231 ribu unit, sementara penjualan motor baru relatif stabil menjadi 1,5 juta unit.
Hal tersebut dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang relatif menurun serta suku bunga yang masih tinggi.