Melejit, Pembiayaan Kendaraan Listrik Adira Finance Capai Miliaran

Harryt MR - Kamis, 2 Mei 2024 | 18:00 WIB

Rp 80,9 miliar dikucurkan untuk pembiayaan kendaraan listrik Adira Finance (Harryt MR - )

Otomotifnet.com - Lewat laporan tertulis (29/4/2024), Adira Finance klaim pembiayaan kendaraan listrik, baik motor maupun mobil listrik berhasil melejit di kuartal I 2024.

Jumlahnya mencapai miliaran Rupiah, melalui kemitraan dengan berbagai produsen dan dealer merek kendaraan listrik.

Persisnya mencapai Rp 80,9 miliar dikucurkan untuk pembiayaan kendaraan listrik Adira Finance. 

Angka tersebut diklaim terus menunjukan tren kenaikan signifikan. 

Presiden Direktur Adira Finance, Dewa Made Susila, mengatakan kinerja secara keseluruhan membukukan kenaikan kenaikan pangsa pasar sepeda motor baru dan mobil baru.

Untuk pembiayaan motor baru naik sebesar 8,8% dan mobil baru naik 5,9% dibandingkan kuartal pertama 2023 yang sebesar 8,0% dan 5,0%.

“Sementara itu, pembiayaan baru meningkat sebesar 3% menjadi Rp 10,9 triliun,”

“Dan piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) tumbuh sebesar 20% menjadi Rp 58,1 triliun,” beber Dewa, lewat pesan tertulis (29/04/2024).

Pihaknya juga melakukan ekspansi ke segmen non-otomotif yang mencakup pembiayaan multiguna, durable, dan alat berat. 

Hingga Maret 2024, Perusahaan berhasil meningkatkan penyaluran pembiayaan non-otomotif sebesar 18% menjadi Rp 2,3 triliun, mayoritas pembiayaan multiguna.

Perusahaan juga mencatatkan pembiayaan baru di segmen syariah mengalami kenaikan sebesar 10% Year on Year (YoY) menjadi sebesar Rp2,4 triliun atau mewakili 22% dari total pembiayaan baru.

Baca Juga: Moncer! Pembiayaan Adira Finance di Jabodetabek Tembus Rp 5,2 Triliun

Ekspansi jaringan bisnis dilakukan selektif di daerah-daerah yang memiliki potensi tinggi. Per 31 Maret 2024, Adira Finance telah mengoperasikan 472 jaringan bisnis di seluruh Indonesia.

Termasuk platform digital, seperti Adiraku, momobil.id momotor.id, dan dicicilaja.com.

Lanjut, Adira Finance juga menggelar pameran Adira Expo 2024 yang bertajuk “Sering Order Banyak Tawaran (SOBAT)” di berbagai kota di Indonesia. 

Perseroan juga berpartisipasi kembali dalam acara IIMS 2024 sebagai Official Multifinance Partner dengan MUFG dan Bank Danamon yang diselenggarakan pada Februari 2024. 

Serta menghadirkan program CSR bertajuk KURMA (Kembali Seru Bersama). Berupa mudik gratis untuk 500 ekosistem perusahaan yang terdiri dari pelanggan, karyawan dan masyarakat umum.

Dari sisi keuangan, Adira Finance mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 4% YoY menjadi Rp 432 miliar di kuartal I-2024. 

Pertumbuhan ini didorong meningkatnya total pendapatan sebesar 11% YoY menjadi Rp 2,4 triliun. Dengan demikian, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) menjadi 7,3% dan 16,3%.

Baca Juga: Program Kurma Adira Finance Berangkatkan 500 Peserta Mudik Gratis

Sebagai catatan, di awal 2024, ekonomi global menghadapi tantangan akibat ketidakpastian geopolitik serta fluktuasi harga komoditas. 

Di sisi lain, tingkat inflasi sudah menunjukkan kecenderungan penurunan, namun negara-negara maju masih mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi sehingga memberikan tekanan terhadap pasar keuangan global. 

Menurut proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 diperkirakan akan stabil sebesar 3,2% atau sama dengan pertumbuhan tahun 2023.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi domestik tetap solid didukung konsumsi masyarakat dan aktivitas sektor manufaktur yang mulai membaik. 

Namun demikian, terdapat ketidakpastian perkembangan ekonomi global yang perlu diwaspadai, terutama di Kawasan Timur Tengah yang berpotensi mempengaruhi stabilitas pasar dan harga energi secara global. 

Pada Maret 2024, tingkat inflasi tetap terjaga di level 3,05%, sementara nilai tukar Rupiah terdepresiasi 2,8% ytd menjadi Rp 15.853/USD. 

Selain itu, Bank Indonesia pada April 2024 menaikkan suku bunga BI7DRR sebesar 25bps menjadi 6,25% .

Alhasil, di sepanjang kuartal pertama 2024, industri otomotif dihadapkan pada berbagai tantangan, ditandai dengan penjualan ritel mobil baru menurun sebesar 15% YoY menjadi 231 ribu unit, sementara penjualan motor baru relatif stabil menjadi 1,5 juta unit. 

Hal tersebut dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang relatif menurun serta suku bunga yang masih tinggi.