Dijadikan Nama Jalan Tol Layang Cikampek, Inilah Figur Pangeran Mohammed Bin Zayed

Irsyaad W - Jumat, 24 Mei 2024 | 20:30 WIB

Tol Layang Syeikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) atau Jakarta-Cikampek II (Elevated) masih ditutup. (Irsyaad W - )

Otomotifnet.com - Jalan tol layang Jakarta-Cikampek berganti nama menjadi jalan layang Mohammed Bin Zayed (MBZ) sejak April 2021.

Membentang sejauh 36,84 kilometer dari Jakarta hingga Cikampek.

Dilansir dari halaman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, perubahan nama menjadi Jalan Layang MBZ ini sebagai penghormatan bagi Uni Emirat Arab (UAE) yang telah menjalin hubungan diplomatik selama 45 tahun dengan Indonesia.

MBZ sendiri merupakan Putra Mahkota Abu Dhabi. Ia juga tercatat sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.

Lantas siapa Mohamed Bin Zayed sampai namanya dijadikan jalan bebas hambatan di Indonesia?

Melansir laman resmi kerajaan Crown Prince Court (CPC), MBZ adalah putra dari Zayed bin Sultan Al Nahyan yang merupakan orang paling berkuasa di Abu Dhabi selama lebih dari 30 tahun.

Soal Mohamed Bin Zayed, Ia merupakan penerus tahta yang berada di urutan pertama sebagai penguasa Abu Dhabi.

Pria kelahiran 11 Maret 1961 ini diangkat menjadi putra mahkota Abu Dhabi pada November 2004.

AFP/Roslan Rahman via Kompas.com
Kekayaan Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan

Selain mengendalikan investasi kerajaan, dia juga dikenal sebagai perwira militer yang sudah mengikuti berbagai pelatihan.

Ia dikenal bisa menerbangkan helikopter hingga jadi penerjun payung.

Dalam pendidikan militernya, MBZ pernah mengenyam kursus militer di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst, salah satu akademi militer paling prestisius di dunia.

Usai melalui berbagai kursus militer, ia pulang ke UEA dan bergabung dalam angkatan bersenjata.

Beberapa jabatan yang pernah diembannya antara lain komandan di pasukan elit, sempat menjadi pilot AU, dan kini sebagai Wakil Angkatan Bersenjata UEA.

Mohamed Bin Zayed juga membantu mengembangkan Angkatan Bersenjata UEA dalam hal perencanaan strategis, pelatihan, struktur organisasi dan meningkatkan kemampuan pertahanan.

Saat Irak menginvasi Kuwait yang kaya minyak dalam Perang Teluk 1991, MBZ adalah satu satu petinggi militer yang mendorong negaranya memborong banyak senjata dari Amerika Serikat.

Hal itu dilakukan guna berjaga-jaga apabila negaranya jadi sasaran Saddam Husain atau negara lainnya di kawasan Timur Tengah.

Meningkatkan kekuatan militer UEA sebenarnya mengganggu dominasi Arab Saudi yang juga sekutu utama AS dalam geopolitik Timur Tengah.

Namun AS juga banyak diuntungkan dengan kebijakan UEA. Militer UEA juga banyak diterjunkan membantu operasi militer AS di berbagai negara seperti Irak, Libya dan Afganistan.

Sheikh Mohammed bin Zayed memang dikenal punya kedekatan dengan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).

Tak hanya kerap berkomunikasi jarak jauh, keduanya juga pernah saling mengunjungi.

KOMPAS.com/Ihsanuddin
Presiden Jokowi menyambut kedatangan Pangeran Abu Dhabi, Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, di Istana Bogor, Rabu (24/7/2019).

Presiden Jokowi diketahui menerima kunjungan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ke Indonesia, (23/7/19) silam, dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI.

Kedua Pemimpin membahas kerjasama ekonomi dan keumatan di Istana Bogor, setelah sebelumnya dilakukan acara penyambutan dan pertukaran sembilan dokumen Nota Kesepahaman antarkedua negara.

Kerja sama tersebut di sektor peningkatan perlindungan investasi, penghindaran pajak berganda, industri, kepabeanan, pariwisata, kelautan dan perikanan, pertahanan, kekonsuleran dan kebudayaan.

Selain itu, telah ditandatangani pula tiga Nota Kesepahaman antar pelaku usaha (B to B) bernilai total sekitar Rp 136 triliun.

Terlepas dari kunjungan itu, Sheikh MBZ lantas makin dikenal publik Indonesia setelah Presiden Jokowi memberi kepercayaan kepadanya untuk menjadi Ketua Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

Posisi Dewan Pengarah Pembangunan IKN atau Ibu Kota Baru juga diisi oleh dua nama lain, yaitu Masayoshi Son dan Tony Blair.

Ketiganya berperan dalam memberi masukan dan nasihat, mempromosikan serta membangun kepercayaan investor global agar mau berinvestasi di Indonesia.

Sayangnya, fokus pemerintah terkait rencana pembangunan IKN saat itu harus teralihkan akibat adanya pandemi Covid-19.

Baca Juga: Terkuak di Sidang Korupsi, Mutu Kekuatan Tol Layang MBZ Berkurang 6 Persen