Ini Bedanya Busi Bahan Platinum Dibanding Nikel, Mana Lebih Bagus?

Raspati Dana - Jumat, 12 Juli 2024 | 16:15 WIB

Busi NGK G-Power, tersedia buat motor maupun mobil (Raspati Dana - )

Otomotifnet.com - Dalam sistem pembakaran internal kendaraan bermotor bensin, ada peran komponen mungil yang sangat vital.

Tanpanya, mesin kendaraan enggak akan bisa menyala dan mengantarkan Anda bepergian. Nama komponen tersebut adalah busi.

Busi bertugas untuk menghasilkan percikan api yang diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar seperti bensin di dalam ruang pembakaran mesin mobil atau motor.

Proses pembakaran BBM yang maksimal adalah salah satu kunci untuk mencapai performa mesin yang optimal.

Di pasaran, umumnya busi dikelompokan berdasarkan bahan yang digunakan di bagian elektrodanya.

Yaitu busi nikel, platinum dan iridium.

Yang menarik sebenarnya adalah busi platinum.

Karena busi platinum punya harga tidak jauh dengan busi standar berbahan nikel, namun kualitas mendekati iridium.

Platinum atau platina memiliki sifat logam putih padat, lunak dan ulet.

Daya tahannya terhadap korosi bahkan pada suhu tinggi menjadikannya termasuk dalam golongan logam mulia.

Selain itu, unsur kimia dengan lambang Pt dan nomor atom 78 ini punya titik lebur 1768,3 °C, lebih tinggi dibanding nikel yang hanya 1455 °C.

Oleh sebab itu, busi yang berbahan platinum cenderung memiliki kemampuan menahan panas 21% lebih baik dibanding busi berbahan nikel.

Ini disebabkan oleh tingginya nilai titik lebur Platina, sehingga mampu bertahan pada suhu ruang bakar yang tinggi.

Keunggulan inilah yang digunakan oleh merek busi NGK, dengan menciptakan G-Power, busi yang dikembangkan dengan teknologi platinum sebagai bahan dasarnya.

Andhika Arthawijaya/Otomotifnet
Ragam bentuk ground electrodr dan center electrode busi NGK

Tak hanya itu, NGK G-Power punya diameter 0,6 mm di bagian elektroda tengahnya.

Jauh lebih kecil dibanding busi standar berbahan nikel dengan diameter 2,0 mm.

Dengan diameter elektroda tengah (center electrode) yang lebih kecil, akan membuat pengapian jadi lebih fokus dan presisi.

Bentuk ground electrode-nya pun berbeda. Di NGK G-Power pakai trapesium, sedangkan di busi nikel kotak persegi.

“Bentuk seperti ini (trapezium) memperkecil adanya hambatan, sehingga dapat menghasilkan penyebaran api yang lebih cepat,” jelas Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, produsen busi merek NGK.

Andhika A/Otomotifnet
Perbedaan penyebaran atau kecepatan rambat api di ruang bakar antara busi standar berbahan nickel (kiri) vs NGK G-Power

"Efeknya tentu akan membuat pembakaran jadi lebih sempurna, sehingga bukan saja dapat meningkatkan performa mesin, tepi juga akan membuat efisiensi bahan bakar jadi lebih irit," lanjut Diko.

Secara harga, busi dengan bahan platinum memang sedikit lebih mahal dibanding busi standar berbahan nickel alloy.

Namun, masih lebih terjangkau dibanding busi iridium.

Di official store NGK Busi Indonesia yang ada di beberapa marketplace, busi NGK G-Power dengan bahan platinum dibanderol di kisaran Rp 50.000-an sampai Rp 70.000-an per piece.

Baca Juga: Baru Tahu, Ini Bedanya Rambatan Api Busi Standar Vs NGK G-Power Di Dalam Ruang Bakar