Sengaja kami masuk di trek Pagedangan, BSD. Karena treknya banyak obstaclenya, kami langsung memindahkan ke mode berkendara 4HLC.
Caranya pindahkan dulu transmisi ke posisi netral (N), lalu tinggal putar kenop ke posisi 4H LC sampai ada indikator muncul di meter cluster.
Mulai dari melewati jalur tali air, selain merasakan mobil merayap dengan baik di jalur undakan tanah dengan sudut kemiringan. Pada posisi ini sekaligus merasakan artikulasi suspensi yang cukup panjang.
Jadi, ketika ada salah satu ban yang ngangkat dan tidak napak tanah. Dengan travel yang masih tinggi dan 3 roda masih mendapatkan traksi, satu ban yang tidak mendapatkan traksi tadi akan dibantu 3 roda secara bersamaan, jadi mobil tetap melaju dengan mulus. Keren!
Pajero Sport 4x4 ini mengusung mesin diesel 4N15 berkapasitas silinder 2.400 cc dengan asupan turbo (VGT-intercooler). Mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimum sebesar 180 dk di 3.500 rpm dan torsi 430 Nm di 2.500 rpm.
Masih sama ketika melaju di trek kemiringan, karena tenaga mesin ke empat roda masih cukup, walau salah satu roda tidak mendapatkan traksi, mobil tetap melaju dengan sedikit injakan pedal gas dalam.
Lanjut tes di trek lurus dengan kecepatan medium. Posisi transfer case kami atur ulang ke mode 4H, dari sebelumnya 4HLc.
Wahh.. ternyata bantingan suspensi masih cukup enak melibas gravel nih. Selain itu tidak ada suara suspensi mentok saat melibas tikungan sekalipun.
Berbeda dengan saat melewati jalur dengan sedikit undakan ada suara mentok pada suspensi.
Tapi overall SUV bongsor Mitsubishi asyik dikendarai, baik di trek on-road maupun off-road. Apalagi ketika mobil diajak sedikit menikung pada kecepatan sedang, mobilnya nurut.