Karawang - Kalau masih ingat medio 2003 saat pasar mobil sedang jenuh, dan diperparah harga-harga mobil yang semakin mahal, tiba-tiba lahirlah dua mobil baru berjenis MPV, Avanza-Xenia.
Tak perlu waktu lama, masyarakat seolah diberi alternatif lain sebuah mobil keluarga yang terjangkau, karena sudah semakin sulit membeli Toyota Kijang yang jadi primadona keluarga saat itu.
Dan sejak saat itu, 'Bom MPV' yang sudah meledak karena pemicunya Avanza-Xenia, terus memiliki efek sampai hari ini, dimana Toyota Avanza masih menjadi mobil paling banyak dibeli orang Indonesia.
Dan sekarang? Khususnya beberapa tahun terakhir, kita bisa melihat kondisi yang mirip-mirip dengan tahun 2003. Kondisi ekonomi yang belum stabil, pasar mobil yang sedang jenuh, sampai harga-harga mobil yang terus melambung tinggi.
Bayangkan saja, Toyota Avanza yang dulu menjadi juru selamat karena bisa diakses banyak kalangan, kini harganya sudah tembus Rp 200 jutaan dan semakin membatasi kalangan yang bisa membelinya.
Juga masih sama dengan kala itu, kondisi transportasi massal juga masih belum memadai membuat kebutuhan orang beli kendaraan pribadi meningkat. Maka Toyota dan Daihatsu kembali berkolaborasi melahirkan Calya-Sigra.
Pemicunya sudah tersedia. Duet maut ini punya semua potensi yang dibutuhkan untuk menjadi "Bom MPV" gelombang kedua. Banyak masyarakat yang akan terkena dampak dari Bom gelombang dua ini.
Mereka mencari mobil yang cicilannya pas di kantong bulanan. Tapi dapat nilai yang lebih karena selain punya fungsi juga punya daya tarik dari tampangnya yang oke. Jawabannya ya Calya-Sigra.
Kedua mobil ini punya dua potensi yang saling bersebrangan. Bisa menghancurkan yang ada, sekaligus membangun yang akan ada. Segmen-segmen lain seperti citycar dan LCGC citycar bakal semakin tergerus.
Begitu juga segmen diatasnya seperti Avanza-Xenia sendiri yang tidak dipungkiri Toyota dan Daihatsu, saling memakan akan terjadi. Namun semua itu tidak lebih penting daripada bangkitnya kembali sang juru selamat. "Bom MPV" gelombang dua.
Pemicunya sudah ada. Kita hanya tinggal menunggu sang aktor, untuk kapan dia akan melepas pemicu meledaknya bom MPV gelombang kedua.
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR