Hobi yang terbentuk karena tuntutan kondisi lapangan
Jakarta - Sebagai Komandan dalam satuan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI), Brigadir Jendral TNI Anto Mukti Putranto, rupanya punya salah satu kewajiban yang sangat dekat dengan dunia off-road. Yaitu memberikan teknik driving skill pada setiap pasukan di PMPP.
Umumnya, daerah-daerah konflik yang dituju adalah negara kecil dengan infrastruktur belum berkembang baik. Makanya, tidak heran kalau jalan yang dimiliki kebanyakan masih permukaan tanah.
“Seperti di Afrika, ada daerah yang hanya memiliki permukaan aspal sepanjang 80 km, selebihnya jalan tanah rusak,” ucap Putranto. Sedangkan, para anggota TNI mengandalkan mobilitas dengan kendaraan dalam menjalankan misinya.
Untuk itu, PMPP punya lokasi khusus teknik driving, untuk melatih anggotanya terbiasa dengan kendaraan 4x4. Di sini pasukan dilatih membiasakan diri di berbagai jenis medan off-road dan juga menggunakan jip 4x4 secara benar.
Akibat Terpancing
Awalnya Putranto hanya mendukung aktifitas off-road, dengan mengadakan beberapa kali event off-road di lokasi PMPP. Rupanya melihat aksi peserta dengan kendaraan off-road memancing antusiasnya untuk memiliki sebuah kendaraan off-road.
Pilihan Putranto pun jatuh pada kendaraan 4x4 merek Jeep. Kebetulan ada salah satu Jeep CJ-7 dengan kondisi bahan. Toh, nantinya hanya sasis dan bodi saja yang dipakai. “Karena gardan dan mesin bawaan CJ-7 akan dipensiunkan, diganti yang durabilitasnya lebih baik,” ucapnya.
“Konsepnya saya kepingin kendaraan off-road yang bisa dipakai pada dua jenis karakter off- road. Pastinya harus tangguh di trek ekstrem, namun tetap mumpuni dipakai kencang,” jelasnya. Untuk mewujudkan keinginannya, Putranto mengirim ke bengkel Fahru di Bandung, lantaran sudah percaya dengan hasil karyanya.
Mesin diputuskan menggunakan diesel, beliau pun sepakat dengan ketangguhan mesin jenis ini, karena sudah teruji di berbagai jenis kegiatan off-road adventure. “Diesel adalah mesin tangguh, bahkan untuk kendaraan standar militer, mesin jenis ini tetap jadi andalan,” jelasnya.
Maka, dipilihlah mesin 4JB1-T milik Isuzu, walaupun konsekuensi meninggalkan karakter bengis mesin CJ. Agar lebih tahan disiksa, gardan CJ berwajah TJ ini diganti milik Cherokee. As roda bawaan sudah dipensiunkan, gantinya as roda Yukon berbahan chromoly.
Biar lebih andal melibas segala jenis karakter trek off-road, locker Yukon turut dipasangkan pada gardan depan dan belakang. “Saya mau jip saya tetap mantap saat dipakai kencang, untuk itu suspensi dipilih yang cukup baik,” terang Putranto. Dipesanlah 2 jenis sokbreker dari King.
Pertama untuk menanggung beban, dipakai King coilover 10 inci dengan dual rate spring, sedangkan untuk meredam bantingan, dipilih King 3 Tube Bypass 10 inci. Putranto pun puas dengan kendaraannya, karena andal dipakai off-road, namun juga mantap buat melaju kencang.
Dengan begini, Putranto pun tidak ragu untuk mengajak sang istri merasakan hobi barunya. * Rindra /otomotifnet.com
Plus: Gaya bikini top pas buat Jeep TJ
Minus: Mesin Isuzu Diesel, tidak sesuai dengan tongkrongan sangarnya
Data Modifikasi
Mesin : Isuzu 4JB1-T
Girboks : Isuzu Bighorn
Gardan : Jeep Cherokee
As Roda : Yukon
Locker : Yukon
Final Gear : Yukon 4.88
Link Arm : 5 Link System
Sokbreker : King Coilovershock 10 inci King Bypass 3 Tube 10 inci
Stopper : Profender
Sok Steer : Profender
Pelek : Beadlock Custom
Ban : Simex Extreme Trekker 35 inci
Bumper : Custom
Rollbar : Custom
Snorkel : Safari
Soft Top : Bestop
Jok : Carebou
Safety Belt : Simpson
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR