Jakarta - Dibukanya kelas 40++ di Indonesia Scooter Championship seri 1, membuat pembalap berumur diatas 40 tahun langsung berlomba-lomba bikin motor sekencang mungkin.
Salah satunya Doddy.G yang sukses finish ke 4 dari posisi start 17. Wah, kalau start di barisan depan bisa podium nih!
“Pas Kualifikasi motor sempat trouble, makanya start jadi jelek. Setelah diseting ulang, saya bisa lewatin satu persatu lawan hingga masuk posisi 4,” bangga Doddy yang menyerahkan penggarapan motornya di Gurkha Motorworks (GM) di Jl. Antasari, Jaksel.
Seperti apa ubahan motor yang berhasil menyemburkan tenaga 27,2 dk dan torsi 27,3 ini?
Yuk kita bongkar. Sigit/otomotifnet.com
Bore Up Malossi
Untuk dongkrak kapasitas mesin, blok set Malossi dengan diameter piston 75,5 mm dipasang. Kapasitas ruang bakar melonjak jadi 277,4 CC dengan rasio kompresi 12,5:1.
Silinder Head
Kepala silinder ganti pakai copotan Gilera, sudah 4 klep dan tetap kena porting. Klep in 25 mm dan ex 22 mm diatur buka tutupnya oleh noken as Malossi Power Cam yang khusus untuk mesin bore up di atas 200 cc.
Custom Bearing Kruk As
Normalnya Vespa Sprint 3V ie dudukan kruk asnya pakai metal duduk, tapi kru GM lakukan custom pakai bearing. “Biar putaran mesin jadi makin cepat kita mengakali pakai bearing.
Bikin dudukan baru lewat proses CNC agar presisi, kalau miring dikit bisa fatal akibatnya,” jelas Doddy yang mengawali karir balapnya di ajang reli tahun 90-an dengan mobil Subaru ini.
ECU aRacer RC Super
Agar makin sempurna, ECU ganti pakai aRacer RC Super, “Pengapian dibuat lebih maju, air fuel ratio diset 12,6:1,” jelas Freddy A. Gautama dari Ultraspeed Racing (USR) yang lakukan penyetingan ECU.
Magnet ternyata diganti yang lebih ringan “Paka Piaggio Zip, lebih ringan jadi enggak perlu bubut lagi,” ungkap Mandra Sugiharto mekanik andalan GM.
Radiator KTM
Ruang bakar naik hampir dua kali lipat tentunya panas mesin jadi berlipat ganda juga. Solusinya radiator KTM dipasang. Sedang selang comot mobil BMW dan water pump elektrik dari Mercy.
“Kedua radiator ini kita pasang di bodi depan, agar udara dari lubang lampu sein bisa masuk ke radiator, selain itu agar selang radiator terpasang tanpa tertekuk,” beber Mandra.
Continuously Variable Transmission (CVT)
Sudut kemiringan variator standar serta fly wheel-nya dicustom ulang jadi 13,5̊ dengan roller 9 gram. “Kampas standar pantek ulang kampasnya, dijamin antislip dan getar deh,” ungkap Doddy.
“Enggak hanya itu, gear ratio juga ikut ganti dengan ukuran 12-39 mata dari standar 14-42,” beber Doddy yang dulu juga pernah juara touring car dengan BMW M3.
Hasil Dyno
Motor yang pakai knalpot CLD C2 ini, tenaganya tembus 27,2 dk pada 7.200 rpm dan torsi maksimal 27,3 pada 6.900 rpm saat diukur di atas dynamometer Dynomite milik USR. Dibanding standarnya naik 3 kali lebih powernya!
Power
Standar : 8,1 dk @8.100 rpm
Bore up : 27,2 dk @7.200 rpm
Torsi
Standar : 9,8 Nm @4.500 rpm
Bore up : 27,3 Nm @6.900 rpm
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR