Otomotifnet.com - Mulai dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa kini telah tersambung tol.
Berdasar penelusuran, ada fakta bahwa sebagian truk dan kendaraan angkutan barang, masih memilih melintasi jalur pantura non-tol dibanding jalan tol.
Hal itu diakui oleh banyak sopir maupun pihak pengelola jalan tol.
Dan ternyata beberapa sopir punya alasan tertentu kenapa tidak lewat jalan tol.
(Baca Juga : Sopir Truk Sukses Kabur Dari Kepungan Begal, Diacungi Golok, Pilih Bejek Gas)
Pengelola jalan tol ruas Pejagan-Pemalang mengaku ada penurunan okupansi, terutama untuk kendaraan berat atau truk.
Saat pertama kali dioperasionalkan, tol tersebut menjadi magnet untuk pengguna agar perjalanan lebih cepat dan untuk menghindari macet di jalan arteri pantura.
Namun, lantaran tarif yang dinilai mahal, kendaraan yang masuk tol berkurang, terutama untuk kendaraan berat.
(Baca Juga : Honda Brio Menancap di Kolong Truk, Atap Terkelupas, Salip Kiri Berakhir Fatal)
"Sangat berkurang," kata Kepala Cabang Operasional PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), Ian Dwinanto.
Saat ini, kata dia, jumlah kendaraan truk rata-rata perhari tidak sampai 3.000 unit.
Dari angka itu hanya 6 persen yang melintas tol setiap harinya.
Ian menyebutkan perbandingan antara kendaraan truk dengan kendaraan kecil atau mobil pribadi yang lewat tol Pejagan-Pemalang yakni 6 dibanding 94.
(Baca Juga : Toyota Agya Ringsek Bodi Kanan, Hujan Deras Diterabas, Dua Motor Seketika Dihajar)
Sedangkan perbandingan truk yang melintas di ruas Pemalang-Batang, kata dia, bisa mencapai 40:60 persen.
Yakni 40 persen untuk kendaraan truk.
"Kondisi ini sangat timpang dengan okupansi truk yang melintas di tetangga kami, baik ruas tol Kanci-Palimanan atau Pemalang-Batang.
Mereka tidak mau melintas di ruas tol kami. Sedangkan, di dua ruas itu truk masih mau melintas," jelasnya.
(Baca Juga : Sopir Hotman Paris Tak Cuma Dapat Mercedes-Benz, Gaji Bulanan Masih Ditambah Uang Tip)
Untuk menghindari ruas tol Pejagan-Pemalang, truk dari arah Jakarta via tol akan keluar di exit tol Kanci Cirebon kemudian mengambil jalan arteri pantura.
Kemudian, akan masuk tol lagi di pintu tol Pemalang.
Praktis mereka tidak melintas tol Pejagan-Pemalang.
"Memang ada fenomena unik, truk pilih lewat tol dan tidak mau lewat jalan dalam Kota Pekalongan dan Batang.
(Baca Juga : Kijang Innova Kabur Usai Tabrak Lari, Karma Spontan, Wajah Rontok Hajar Separator)
Hal itu karena lalu lintas jalan dalam Kota Pekalongan padat. Sedangkan di Batang ada jembatan timbang," ujarnya.
Pihaknya merasa tidak beruntung karena sebagian besar truk yang melintas di truk Trans Jawa tidak melintas di ruas tol yang ia kelola.
Ada beberapa faktor truk tidak mengambil ruas tol Pejagan-Pemalang.
Ian menyebutkan faktor pertama yakni ruas tol Pejagan-Pemalang yang panjang, sehingga terkesan mahal.
(Baca Juga : Gran Max Ringsek Ditindih Dua Truk, Berawal Sopir Truk Micin Ngantuk Dan Oleng)
Padahal, tarif tol di ruas ini tidak berbeda dengan ruas Pemalang-Batang.
Tarif tol di ruas itu sesuai Peraturan Menteri PUPR, yakni tarif dasar Rp 1.000 perkilometer untuk kendaraan golongan I.
Sementara, untuk kendaraan berat golongan II tarifnya Rp 1.500.
Kendaraan golongan III seperti trailer dan sebagainya dikenakan biaya Rp 2.000 perkilometer.
(Baca Juga : Kia Travello Maut Hancur di Wajah, Oleng ke Kiri Hajar Truk, 5 Mahasiswa Tak Bernyawa)
"Padahal, tarif ini di bawah usulan kami yakni Rp 1.140 perkilometer," ucapnya.
Kemudian, jalan arteri pantura di Brebes, Tegal, dan Pemalang dianggap lancar dan tidak ada kemacetan berarti.
Ditambah di Kota Tegal dan Pemalang ada jalan lingkar supaya kendaraan berat tidak melintasi jalan dalam kota.
Menanggapi kondisi tersebut, pihaknya memberikan diskon 15 persen untuk kendaraan berat yang melintas secara berkelanjutan dari Palimanan hingga Kalikangkung Semarang.
Wacana tarif tol yang akan diturunkan untuk kendaraan berat, kata dia, sedang penggodokan atau pembahasan.
"Beberapa kali kami diundang untuk membahas itu. Semoga segera terealisasi," imbuhnya.
Artikel serupa telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kenapa Truk Hindari Pantura Batang-Pekalongan dan Tol Pejagan-Pemalang? Jembatan Timbangkah?
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR