Otomotifnet.com - Honda CBR250RR SP Quick Shifter (QS) pertama kali dicoba di test track pribadi milik PT Astra Honda Motor (AHM) bulan lalu (19/8/2020).
Saat itu sesinya terbatas, jadi belum bisa mengeksplorasi kemampuan mesin dan fitur baru secara maksimal.
Makanya OTOMOTIF melanjutkan ke sesi test ride, guna merasakan berkendara CBR250RR SP QS untuk dipakai sehari-hari.
Sekaligus menguji performa mesin, benarkah lebih tinggi dari versi sebelumnya dengan tes dyno dan diukur akselerasinya.
Baca Juga: Honda CBR250RR SP QS Mesin Lebih Bertenaga, Bensin Makin Boros atau Irit?
Untuk itu unit tes berwarna Honda Racing Red yang dibanderol Rp 77,3 juta OTR Jakarta pun dites.
Warna lain ada Bravery Red Black yang dibanderol Rp 76,7 juta, dan Special Edition Garuda x Samurai Rp 77,7 juta, semua harga OTR Jakarta. Bagaimana hasilnya? Simak ulasannya sampai akhir.
RIDING POSITION & HANDLING
Posisi berkendara CBR250RR SP QS tak berubah, tetap racy, serupa pada varian sebelumnya. Di mana pakai setang underyoke yang rendah, memaksa pundak untuk merunduk.
Hal itu membuat joknya jadi terasa tinggi, padahal dari tanah hanya 790 mm, yang bagi yang berpostur 170 cm bisa menapakkan kaki dengan sempurna.
Baca Juga: Honda CBR250RR SP QS Dibejek di Trek Lurus, 0-402 Meter Dapat Segini
Feeling racy juga kental dari posisi footstep yang hampir sejajar dengan posisi duduk pengendara, jadi letaknya terasa mundur dan tinggi. Kaki jadi nangkring.
Di area kaki-kaki terdapat perubahan di kedua suspensi. Upside down dan monosok kini lebih keras 10% dibanding versi sebelumnya.
Dimensi upside down juga lebih panjang, makanya tabung jadi nongol 5 mm di segitiga atas, tujuannya agar riding position tidak berubah.
Punya spesifikasi suspensi baru yang lebih kaku, membuat CBR250RR SP QS terasa lebih lincah, apalagi berat isinya hanya 168 kg.
Baca Juga: Honda CBR250RR SP QS Diuji Top Speed, Hasilnya Mentok Segini
Ditunjang pula dengan bentuk tangki bensin yang ramping, membuat berkendara dengan CBR250RR terasa lebih menyatu.
Suspensi yang lebih keras juga membuat motor ini lebih presisi saat berbelok, karena motor tidak mengayun. Untuk berubah arah secara cepat juga lebih stabil juga nurut.
Saat mengerem juga terasa bedanya, di mana bagian depan motor tidak terlalu amblas. Mengerem saat di tikungan juga terasa lebih aman, karena roda depan lebih dapat traksi.
Tapi sisi negatifnya guncangan saat melewati jalan tidak rata jadi lebih terasa, terutama di bagian belakang dari monosoknya.
Baca Juga: Honda CBR250RR SP QS Didyno, Ternyata Tenaga dan Torsi Dapat Segini
FITUR & TEKNOLOGI
Fitur yang paling bikin penasaran ketika dipakai sehari-hari tentu saja quick shifter. Bisa dimatikan, bisa diaktifkan saat upshift atau downshift saja, atau bisa aktif upshift dan downshift dengan mengaturnya dari tombol di riding modes saat motor berhenti.
Saat dicoba, ternyata quick shifter bekerja tidak hanya memutus api, tapi juga sedikit menutup katup throttle body.
Jika sedang cruising santai dan rpm tidak terlalu tinggi, katup throttle body-nya terasa menutup agak lama.
Efeknya motor terasa “mundur” beberapa millisecond saat perpindahan gigi. Feeling di persneling tiap perpindahan gigi juga masih terasa keras, kurang empuk nih.
Baca Juga: Honda CBR250RR Pakai Busi Kecil, Melepasnya Kunci Busi Harus Dibubut
Tapi dengan adanya QS, melakukan downshift jadi lebih menyenangkan. Pengendara hanya perlu menginjak persneling tanpa perlu tarik kopling dan blayer gas, karena sudah ada auto blipper. Downshift juga semakin halus karena adanya assist & slipper clutch di koplingnya.
Meski assist & slipper clutch, gigitan kopling ternyata tetap terasa maksimal. Terbukti masih mudah melakukan wheelie hanya dengan menggantung gas lalu lepas kopling, ban depan langsung terangkat!
Keuntungan lain adanya assist & slipper clutch ini adalah tuas kopling yang jadi terasa ringan, tentu saja karena per kopling yang digunakan hanya 3 buah.
Efeknya untuk merayap di kemacetan, jari tangan kiri tidak mudah lelah meski harus sering menahan kopling.
Baca Juga: Honda CBR250RR Top Speed Naik, Solusinya Copot Limiter, Enggak Usah Keluar Uang
Fitur selebihnya masih sama, seperti kaliper 2 piston axial dengan cakram 310 mm di depan, kaliper 1 piston dengan cakram 240 mm di belakang, ABS 2 channel, spidometer fully digital dengan negative display, throttle by wire + riding modes (Sport+, Sport, Comfort), lampu full LED, suspensi depan upside down 37 mm, suspensi belakang tunggal dengan pro-link, dan aluminium swing arm.
PERFORMA
Yang juga bikin penasaran, tentu saja performa dari mesinnya yang mengalami beberapa pembaharuan.
Seperti piston yang lebih jenong, membuat rasio kompresi jadi 12,1:1, dengan pin piston yang lebih tebal.
Lainnya ada perubahan con rod, bahan baru pada crankshaft, per klep yang lebih pendek, bearing balancer yang lebih kecil, filter udara yang lebih plong, bentuk velocity stack baru, dan tentunya perubahan setting pada ECM.
Baca Juga: Honda CBR250RR Ngabisin Duit Seharga Motornya, Hasilnya Enggak Malu Parkir Sama Moge
CBR250RR SP QS klaim tenaga maksimal mencapai 40,4 dk (41 PS) di 13.000 rpm dan torsi 25 Nm di 11.000 rpm.
Lebih besar dibanding CBR250RR versi awal yang hanya 38,3 dk (38,7 PS)/12.500 rpm dan torsi 23,3 Nm/11.000 rpm.
Apakah performa yang dimuntahkan di roda juga sesuai klaim? Agar tidak penasaran CBR250RR SP QS langsung dibawa ke atas mesin dyno Dynojet 250i milik Sportisi Motorsport yang ada di Rawamangun, Jaktim.
Sebagai perbandingan, CBR250RR versi lama di dyno yang sama punya tenaga maksimal 31,03 dk di 13.170 rpm dengan torsi 19,08 Nm di 9.650 rpm.
Baca Juga: Honda CBR250RR Punya Pengaman Kunci Rahasia, Cara Pakai Dimasukin Lalu Ditarik
Lalu bagaimana dengan CBR250RR SP QS? Setelah beberapa kali running yang tentu pakai mode Sport+, didapat tenaga maksimal 32,93 dk pada 13.110 rpm dan torsi maksimal 20,33 Nm di 10.990 rpm.
Itu berarti ada kenaikan tenaga 1,9 dk dan kenaikan torsi 1,25 Nm. Kenaikannya lumayan, walaupun masih di bawah klaim, yang mestinya naik 2,1 dk dan 1,7 Nm.
Kenaikan tenaga dan torsi tersebut ternyata juga berpengaruh pada hasil tes akselerasi yang diukur menggunakan Racelogic, jadi lebih cepat!
Seperti kecepatan 0-60 km/jam yang awalnya ditempuh dalam waktu 2,8 detik, sekarang hanya 2,6 detik. Mencapai kecepatan 0-100 km/jam bahkan hanya 5,8 detik, dari yang sebelumnya 6,2 detik, mantap!
Baca Juga: Yamaha V-Ixion Kejar Performa, Tanam Mesin Honda CBR250RR, Segini Biayanya
Bahkan top speed sekarang bisa mencapai 181 km/jam, di versi sebelumnya OTOMOTIF hanya dapat 179 km/jam.
Perubahan juga dirasakan ketika dipakai sehari-hari. Makin responsif! Kini buka gas sedikit motor langsung meluncur!
Di mode Sport, entakan torsinya bisa langsung terasa kuat sejak 5.000 rpm, sedangkan di mode Sport+ cukup 4.000 rpm maka motor akan langsung mengentak maju dengan cepat.
Torsi kuat yang terasa sejak putaran rendah juga membuat CBR250RR SP QS terasa begitu mudah untuk menyalip tanpa rasa ragu.
Baca Juga: Yamaha RX-Z Tampil Modern, Ada Cakram Belakang, Upside Down CBR250RR
Melahap tanjakan juga tidak perlu membuka gas dalam-dalam. Apalagi jika di Sport+, rasanya bukaan katup di throttle body lebih banyak dari bukaan gas.
Lubang air funnel baru dan filter udara yang lebih plong, membuat suara ngorok dari boks filter udara throttle body makin terdengar sejak putaran rendah, tiap buka gas suaranya mengingatkan pada tunggangan balap!
Kekurangannya yang dirasakan dari mesinnya, ada vibrasi yang terasa di footstep, setang, dan di tangki bensin pada rpm tertentu.
Sedikit sih, tapi tetap terasa. Kalau hawa panas mesin tidak terlalu bermasalah, terasa hangat hanya saat motor berhenti dan extra fan menyala, itu karena buangan anginnya ke arah kaki kanan.
Baca Juga: Yamaha XMAX Kekar, Knalpot Pakai Honda CBR250RR, Siapkan Uang Segini
KONSUMSI BENSIN
Dibekali dengan mesin yang lebih bertenaga, tentu penasaran juga dengan konsumsi bahan bakarnya. Akan lebih irit atau lebih boros?
Untuk itu mesin dengan perbandingan kompresi 12,1:1 ini diberi asupan bensin RON 92 dan diajak berkendara sehari-hari, dengan kondisi jalan beragam dan gaya berkendara bervariasi.
Setelah menempuh jarak hampir 400 km, average fuel consumption pada spidometernya mencatatkan angka 26,5 km/liter. Ini lebih irit dibanding versi sebelumnya yang mencatatkan 24 km/liter.
Lebih bertenaga dan lebih irit nih!
Data Tes:
0-60 km/jam: 2,6 detik
0-80 km/jam: 4 detik
0-100 km/jam: 5,8 detik
0-100 meter: 6,1 detik (@100,9 km/jam)
0-201 meter: 9,2 detik (@124,5 km/jam)
0-402 meter: 14,5 detik (@145,6 km/jam)
Top speed spidometer: 181 km/jam
Top speed Racelogic: 171,1 km/jam
Konsumsi bensin: 26,5 km/liter
Data Spesifikasi:
P x L x T: 2.060 x 724 x 1.098 mm
Jarak sumbu roda: 1.389 mm
Jarak terendah: 145 mm
Tinggi jok: 790 mm
Kapasitas tangki: 14,5 liter
Bobot basah: 168 kg
Tipe: 4 langkah, DOHC 8 klep, parallel twin cylinder
Bore x stroke: 62 x 41,4 mm
Kapasitas: 249,7 cc
Tenaga maksimal: 40,4 dk (41 PS/30 Kw)/13.000 rpm
Torsi maksimal: 25 Nm/11.000 rpm
Sistem pendinginan: Liquid cooled with auto electric fan
Sistem suplai bensin: PGM-FI
Throttle system: Throttle by wire system with accelerator position sensor
Rasio kompresi: 12,1:1
Transmisi: manual 6 speed
Gear shift pattern: 1-N-2-3-4-5-6
Starting system: Electric starter
Sistem kopling: Multiplate wet clutch with coil spring
Sistem pelumasan: Wet (pressing and spray)
Kapasitas oli: 1,9 liter (penggantian)
Tipe sasis: Truss frame
Ban depan: 110/70-17 54S (Tubeless)
Ban belakang: 140/70-17 66S (Tubeless)
Rem depan: Hydraulic disc 310 mm, dual piston
Rem belakang: Hydraulic disc 240 mm, single piston
Suspensi depan: Inverted teleskopic (upside down)
Suspensi belakang: Aluminium swing arm (5 adjustable mono suspension with pro-link system)
Tipe pengapian: Full transisterized
Aki: MF 12V-7 Ah
Busi: NGK SILMAR9C-9 (Iridium spark plug)
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR