Dan karena permukaan joknya lebar, bagi pengendara dengan tinggi sekitar 170 cm atau kurang, ketika berhenti kedua kaki jadi masih agak jinjit, antisipasinya cukup satu kaki saja yang turun atau cari trotoar, heheee...
Bicara handling, karakter sasis dan kaki-kakinya cukup kaku, sehingga dikendalikan jadi presisi dan mudah kendati bobotnya mencapai 182 kg!
Distribusi bobotnya imbang, makanya diajak belok kedua roda terasa menapak dengan baik.
Nurut banget, sampai standar tengah menggasak aspal pun motor tetap stabil.
Pengendalian yang baik juga ditunjang karakter suspensi yang cukup keras, utamanya belakang, sehingga enggak ada gejala pantat mengayun.
Sedang yang depan cukup empuk, malah jika melindas gundukan tinggi atau lubang dalam kadang muncul bunyi “jeduk”.
Biar lebih nyaman, saat berkendara sendirian sebaiknya setelan preload sokbreker belakang disetel.
Bagi yang berbobot sekitar 65 kg atau kurang, atur ke setelan paling empuk agar bisa mengurangi entakan ke pinggang akibat busa jok yang keras saat lewat jalan rusak atau speed trap.
Namun tenang, kendati di posisi paling empuk, tetap saja pengendalian masih stabil.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR