Otomotifnet.com - Setelah berpindah ke bawah naungan PT Nusantara Batavia International (NBI) sebagai APM, Royal Enfield langsung menghadirkan varian facelift dari Himalayan.
Besutan adventure kelas menengah yang cukup populer di Indonesia ini diberikan penyegaran pada tampilan, serta beberapa fitur baru yang fungsional.
Seiring dengan bertambah fitur, banderolnya juga terkerek naik. Himalayan kini dipasarkan dengan harga Rp 114,3 juta on the road DKI Jakarta.
Naik dari harga sebelumnya Rp 101,5 juta.
Dengan tambahan fitur, bagaimana rasa berkendara motor dari pabrikan dengan tagline 'Pure Motorcycling' ini?
Baca Juga: KTM 390 Adventure Dites Dalam Dan Luar Kota, Segini Konsumsi BBM-nya
Kami mengetesnya buat harian, turing jarak menengah ke Purwakarta, Jawa Barat sampai merasakan sensasi jalan non aspal di daerah Lebak, Banten.
Apa kelebihan dan kekurangannya? Simak ulasannya. Tim OTOMOTIF
Desain
Sebelum mengulas mengenai impresi berkendara, kita kilas balik dulu sisi desain dari Himalayan.
Dari segi desain bisa dipastikan tidak ada yang berubah. Himalayan masih sebuah interpretasi dari motor adventure dalam nuansa retro.
Tangki tear drop berkapasitas 15 liter dipadukan dengan lampu bulat yang masih menggunakan bohlam.
Di kanan kiri tangki terdapat rak yang dapat digunakan untuk membawa jerigen atau tas tambahan. Selain itu, terdapat pula rak barang di belakang.
Kemudian knalpot di kanan bawah punya bentuk yang panjang dan naik ke atas. Hal ini agar tak mudah kemasukan air ketika melewati genangan.
Nah yang berbeda kali ini pilihan warna. Tak tanggung-tanggung, PT NBI memberikan 6 varian warna baru, termasuk kelir dual-tone.
Ada Snow White, Granite Black, Gravel Gray, Lake Blue, Rock Red, dan Sleet Gray.
Fitur & Teknologi
Terlebih dahulu kita highlight update yang diusung oleh Himalayan facelift ini.
Pertama ada penggunaan rem ABS (Anti-lock Braking System) 2 channel, untuk mencegah roda mengunci saat melakukan hard braking atau melewati jalan yang licin.
Sistem ABS bekerja sama dengan rem cakram di roda depan dan belakang, diameternya 300 mm dengan kaliper 2 piston di depan dan 240 mm 1 piston di belakang.
Mesin 1 silinder 411 cc sebagai sumber tenaga kini sudah lolos standar emisi Euro 4. Meski di tanah air belum menerapkan regulasi tersebut.
Selanjutnya, ada improvement pada standar samping, hal sepele tapi sangat vital.
Meski secara fisik tidak terlalu berbeda, yang jelas motor jadi lebih stabil dalam posisi statis ketika standar diturunkan. Tidak mudah terlipat dan terguling.
Selain update tersebut, selebihnya fitur yang terdapat pada Himalayan masih sama dengan sebelumnya. Tak banyak seperti fitur rivalnya, namun fungsional.
Seperti panel instrumen paduan analog dan digital, ukurannya besar dan mudah dibaca, dengan lampu background berwarna oranye.
Isinya cukup lengkap, selain spido ada takometer, trip meter A dan B, jam, indikator lampu-lampu dan MIL, fuelmeter.
Dan yang jarang ditemukan di motor lain adalah adanya fitur kompas digital, yang otomatis akan menunjukkan arah yang ditempuh motor.
Riding Position & Handling
Riding position tidak berubah seperti Himalayan versi sebelum facelift, karena kaki-kaki dan sasis tidak ada ubahan.
Pengendara dengan postur badan 170 cm plus bobot 60 kg, dapat menapakkan kaki dengan mudah saat duduk di jok dengan tinggi 800 mm.
Apalagi kalau sudah memakai sepatu boots dengan sol yang lebih tebal.
Posisi setang tinggi dan mudah digapai membuat posisi berkendara cenderung rileks.
Busa joknya juga tebal dan empuk, bikin betah untuk jalan jauh. Dibuktikan saat turing ke Purwakarta, menempuh jarak lebih dari 200 km pulang-pergi, bokong tetap nyaman.
Saat perjalanan pulang, motor ini juga dipakai berboncengan.
Respon positif yang sama juga diutarakan oleh penumpang yang mengaku merasa nyaman, tidak lekas lelah serta tak terasa sudah berjalan jauh.
Dipakai riding harian, karakter handling Himalayan cenderung kaku dan berat, terutama pada kecepatan rendah.
Tampaknya itu akibat dari penggunaan roda depan dengan diameter 21 inci dan ban dual purpose, dan tentu juga dari bobot motornya sendiri yang mencapai 191 kg!
Catatan lain adalah saat berhenti cukup lama atau saat bertemu kemacetan, kaki kanan terasa sedikit panas kena hawa mesin dan oil cooler.
Saat dibawa kembali jalan, panas ini akan hilang.
Selain turing ke Purwakarta, Himalayan juga dibawa jalan ke daerah Lebak, Banten.
Di sini, motor produksi India ini menempuh jalur dua alam, karena harus melewati jalan yang tertutup longsoran tanah akibat bencana alam pada awal tahun.
Di jalur ini, grip dari ban dual purpose yang dipakai sangat menolong, bisa memberikan cengkeraman yang baik.
Lalu dengan posisi jok rendah, memudahkan saat lewat jalur sempit dan terjal dan mengharuskan jalan merayap dan kaki turun, jadi enggak jinjit!
Tapi ada kurang enaknya dengan posisi jok rendah sehingga jarak footstep jadi dekat, kaki pengendara yang punya tinggi lebih dari 170 cm jadi terlalu menekuk, lumayan bikin pegal jika perjalanan lama.
Karakter suspensi Himalayan cenderung keras untuk motor adventure. Di depan menggunakan sok teleskopik non-adjustable dan single-shock adj preload di sisi belakang.
Travelnya 200 mm di depan dan 180 mm di belakang.
Performa
Sebagai sumber tenaga, Royal Enfield membekali Himalayan dengan mesin 1 silinder SOHC 4 katup air dan oil cooled.
Mesin dengan kapasitas murni 411 cc ini memiliki ukuran bore & stroke 78 mm x 86 mm.
Mengusung konfigurasi over stroke, fokus performa mesin Himalayan lebih condong pada dorongan torsi besar di putaran bawah hingga menengah.
Terlihat jelas dari klaim torsi mencapai 32 Nm di 4.250 rpm, sementara tenaganya cuma 24,5 dk pada 6.500 rpm.
Dan dengan stroke panjang, jangan heran redline mesinnya relatif rendah, hanya 6.500 rpm.
Karakter mesinnya memang cocok untuk besutan penjelajah, khususnya yang memang suka santai.
Yang penting tenaga sudah terasa kuat sejak putaran rendah, sehingga mudah untuk menaklukkan jalur berat tanpa perlu putar gas dalam-dalam.
Namun kalau bicara akselerasi dan top speed, tentu jangan berharap terlalu banyak.
Dari hasil tes pakai Racelogic terlihat karakternya yang memang cenderung kalem.
Ambil contoh untuk meraih kecepatan 0-100 km/jam, Himalayan butuh waktu 10 detik.
Enggak lama-lama amat sih, tapi bandingkan dengan rivalnya KTM 390 Adventure, yang ternyata cuma 5,9 detik!
Malah top speed hanya 130 km/jam, tergolong pelan untuk motor 400 cc. Tapi kembali lagi, Himalayan diciptakan untuk adventure, bukan kebut-kebutan.
Oiya angka itu lebih tinggi dibanding Himalayan versi lama, kala itu OTOMOTIF cuma dapat angka 125,3 km/jam.
Yang menarik justru ternyata kecepatan yang ditampilkan di spidometer persis dengan Racelogic, artinya spidonya sangat akurat tanpa deviasi!
Selain performa mesin, kami juga mencoba performa pengereman.
Sayangnya, sistem rem di unit tes ini kinerjanya kurang prima, terasa kurang pakem, khususnya rem depan terasa agak bagel.
Meski begitu, kami jadi bisa melihat kinerja rem ABS baru yang diusungnya.
Saat handel dan pedal rem ditekan keras, akan terasa getaran serta tendangan balik, yang menandai sistem ABS bekerja.
Tapi, sayangnya lagi untuk sebuah motor adventure atau dual purpose Himalayan tidak ada fitur off-road ABS, atau opsi untuk mematikan ABS di rem belakang.
Konsumsi Bensin
Selain top speed, rupanya catatan lebih baik juga diperlihatkan dari hasil pengukuran konsumsi bensin.
Setelah dibawa melewati berbagai macam kondisi jalan termasuk turing, Himalayan facelift memiliki konsumsi bensin rata-rata 30,2 km/liter.
Himalayan sebelumnya hanya 26,8 km/liter. Pengukuran menggunakan metode full to full dengan bensin RON 92.
Dipadukan dengan tangki 15 liter, berarti sekali isi Himalayan dapat menempuh jarak 453 km. Mantap!
Data Spesifikasi Royal Enfield Himalayan :
Tipe Mesin 4 Langkah, 4 Katup SOHC, Pendingin Udara dan Oli
Susunan Silinder Silinder tunggal
Diameter X Langkah 78 x 86 mm
Perbandingan Kompresi 9,5:1
Volume Silinder 411 cc
Daya Maksimum 24,5 dk @ 6.500 rpm
Torsi Maksimum 32 Nm @ 4.250 rpm
Sistem Starter Electric Starter
Sistem Pelumasan Wet Sump
Sistem Bahan Bakar Electronic Fuel Injection
Tipe Kopling Wet Multi-plate
Tipe Transmisi Manual 5 Speed
Standar Emisi Euro 4
Dimensi
P X L X T 2.190 x 840 x 1.360 mm
Jarak Sumbu Roda 1.465 mm
Jarak Terendah Ke Tanah 220 mm
Tinggi Tempat Duduk 800 mm
Berat Kosong 191 kg (Basah)
Kapasitas Tangki Bensin 15 L
Rangka
Tipe Rangka Half-duplex split cradle Frame
Suspensi Depan Teleskopik 41 mm 200 mm travel
Ban Depan 90/90-21 (Tube Type)
Ban Belakang 120/90-17 (Tube Type)
Rem Depan Single Disc 300 mm 2 piston floating caliper ABS
Rem Belakang Single Disc 240 mm 1 piston floating caliper
ABS
Suspensi Belakang Monoshock with linkage 180 mm travel
Kelistrikan
Sistem Pengapian Digital Electronic Ignition/TCI
Tipe Baterry 12 V 8 Ah MF
Tabel Tes Royal Enfield Himalayan :
0-60 km/jam : 3,9 detik
0-80 km/jam : 6,6 detik
0-100 km/jam : 10 detik
0-100 m : 7,1 detik (@83,6 km/jam)
0-201 m : 11 detik (@100,4 km/jam)
0-402 m : 17,7 detik (@121 km/jam)
Top Speed di Racelogic : 130 km/jam
Top speed di spidometer: 130 km/jam
Konsumsi bensin: 30,2 km/liter
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR