Otomotifnet.com - Belakangan ini ramai disebut kalau Jalan Tol Trans Sumatera rawan aksi kejahatan dan tindak kriminal seperti begal dan pelanggaran tata tertib.
Hal itu dikarenakan beberapa ruas tol yang sudah dioperasikan masih sepi.
Lalu bagaimana kira-kira cara menghindari begal di jalan tol?
Menanggapi pertanyaan tersebut, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko pun angkat bicara.
Baca Juga: Astra Infra Caplok 35% Saham Tol JORR I W2N, Kepemilikan Bertambah
"Memang itu ada pernyataan dari ketua umum Aptrindo, karena memang banyak yang belum secara resmi beroperasi sehingga masih minim penerenagan juga. Bahkan belum ada anggota patroli di wilayah tersebut," kata Bambang saat dihubungi (2/12/2020).
Bambang meyarankan, seharusnya sopir truk pergi secara berkelompok ketika harus menempuh perjalanan jauh.
"Sopir itu tentunya punya group di sosial media, lebih baik sopir-sopir truk menggalang persatuan kemudian perginya secara berkelompok. Jadi saling berkomunikasi antara sopir truk. Ban truk itu mudah panas setidaknya jika sudah 100 km lebih baik berhenti bersama-sama di satu titik," bebernya.
Dan untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan oleh begal, disarankan juga untuk tidak menepikan kendaraan bahu jalan.
Baca Juga: Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Cilacap Ada Kendala Serius, Harus Redesain, Ini Alasannya
Jika memang ingin menepi akibat ban bocor setidaknya sang sopir menyiapkan sejumlah uang agar para begal tidak membabi buta.
"Usahakan sopir menyediakan uang recehan untuk antisipasi ketika ada preman atau begal yang minta-minta," bebernya.
"Usahakan jangan sampai mereka masuk ke kabin. Kalau sampai masuk ke kabin tentu urusan bisa panjang, bisa saja dia minta Handphone dan barang berharga lainnya," tuturnya.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR