Otomotifnet.com - Survei jalur rally dilakukan oleh 25 penunggang supermoto yang juga napak tilas jalur pesisir selatan Pulau Jawa.
Ini dilakukan dalam rangka persiapan ulang tahun ke 10 SMOG (Supermoto Owner Group) yang akan diselenggarakan di bulan November 2021, serta pra-launching buku jurnal supermoto 3 "Perjalanan Untuk Mencintai Negeri" .
Ini cerita perjalanan tim SMOG (Supermoto Owner Group) yang dikirim ke Redaksi OTOMOTIFNET :
Sabtu, 23 Januari 2021
Karena kegiatan itu mengunakan jalan-raya dan masih dalam suasana pendemic covid-19, maka semuanya dilakukan secara senyap.
Meskipun demikian dua hari sebelum keberangkatan Team Pelopor (Novan dari privatter supermoto dan pakde BCA dari West Java Supermoto) atas penugasan dari Pak Sis sebagai Pembina SMOG, mendahului untuk melakukan koordinasi dengan komunitas-komunitas di jalur yang akan dilalui.
Team Pelopor akan menjelaskan bahwa akan ada 25 penunggang supermoto dari SMOG secara senyap akan melewati jalur selatan pesisir Pulau Jawa.
Dimulai dari provinsi Banten dan Jawa Barat : Anyer Supermoto Independen, Brandals Supermoto Bandung, Garut Supermoto Independent, Syndrome of Supermoto Pangandaran.
Kemudian provinsi Jawa Tengah : Ngapak Supermoto yang merupakan paguyuban gabungan komunitas Busur/SMOG, SMI, Kracker, dll di wilayah Banyumas), SMI Yogyakarta, Northerm Yogya Supermoto, SMI Karanganyar.
Dan Provinsi Jawa Timur : SMOG Ngawi, Kracker Blitar, Kompak Kepanjen, serta Nusantaride Bondowoso.
Minggu, 24 Januari 2021
Anggota SMOG mulai berkumpul di Desa Mancak, Anyer untuk melakukan persiapan akhir untuk perjalanan besok senin pagi, termasuk melakukan rapid test dan membawa surat hasil rapid test dari klinik.
Mercusuar Anyer itu dijadikan titik 0 kilometer pulau Jawa karena pada tahun 1808 dijadikan ujung barat pembangunan Jalan Raya Pos, yang membentang 1.200 km dari tepi Selat Sunda, menyusuri bagian utara Pulau Jawa, hingga berujung timur di Panarukan.
Meskipun demikian SMOG tidak akan mengikuti jalur yang asli, tetapi justru mengunakan jalur yang berada di sisi sebaliknya yaitu Jalur yang menyusuri pesisir selatan Pulau Jawa.
Dimulai dari Ujungkulon hingga berakhir di Ujung Wetan.
D-Day ; Senin. 25 Januari 2021
Meskipun kurang tidur, 25 Rider SMOG yang yang berkumpul di desa Mancak, Anyer, jam 07.00 menuju titik keberangkatkan Kilometer Nol Anyer terus melewati Tj. Lesung menuju etape 1 di desa Sumur yang letaknya berada di tepi Taman Nasional Ujung Kulon.
Agar tidak terlalu menarik perhatian dan tidak menganggu penguna jalan-raya lain, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggota 3 sampai 4 motor.
Dan masing-masing dilepas dengan jeda 10 menit antar kelompok. Yang berangkat paling akhir adalah mobil backup storing yang berperan sebagai kendaraan mekanik dan evakuasi.
Jalurnya sudah ditetapkan, yaitu menyusuri pesisir yang pernah dilantakan tsunami akibat longsoran gunung Krakatau.
Selanjutnya mereka menuju etape 2.
Di pedalaman Banten beberapa kelompok ternyata saling berdekatan, dan sialnya mereka lebih suka mengandalkan naluri dan petunjuk lalu-lintas daripada membuka google-map atau bertanya kepada penduduk.
Sehingga ketika kelompok yang paling depan salah berbelok di Cikeusik, maka kelompok-kelompok di belakang pun ikut tersesat.
Merdeka salah jalur hingga arah balik sekitar 30 km, baru tersadar saat mendapat informasi arah yang benar dari SPBU penjual bensin sehingga terpaksa putar balik menuju pesisir Binuangen, dan sorenya sampai di Pelabuhanratu.
Hari sudah gelap ketika kelompok-kelompok yang saling terpisah itu mulai mengarah ke etape 3 di Ujunggenteng.
Rencananya titik finish balapan di hari pertama ini sejauh 350 kilometer bisa dicapai sebelum magrib.
Namun karena ada yang tersesat, motor yang rusak, dan peserta dari SMOG BKS mengalami kecelakaan akibat menabrak monyet di hutan dekat Sawarna, maka baru jam 10 malam semua peserta bisa berkumpul.
Meskipun dalam kondisi berantakan dan kecapaian tapi anak-anak muda itu bukannya bergegas istirahat, tetapi malah begadang sambil bercanda hingga subuh, karena semalam turun hujan deras hingga waktu subuh.
D+1 : Selasa, 26 Februarui 2021
Hari kedua balapan dimulai seperti kemarin dengan jeda start 15 menit agar jarak antar kelompok menjadi rengang.
Sebelumnya para penunggang supermoto ini dilatih untuk menerapkan Survival Riding, yaitu teknik untuk bertahan hidup di jalanan dengan membawa perlengkapan seminim mungkin dan berusaha mencukupi kebutuhan dengan membeli di jalan.
Bahkan untuk rally kali ini tidak ada kejelasan panitia, yang sepertinya dipimpin oleh Mas bayu dari SMOG Badak Kulon Supermoto (BKS).
Dan Lilis sebagai satu-satunya penunggang supermoto wanita dari SMOG Supermoto Tangerang (Sutra) peserta juga merangkap bendahara komunitas.
Untuk mekanik sepertinya di pegang oleh kang Budi dari SMOG Semarang. Sedangkan Pak Sis dipastikan sebagai pengagas.
Jadi rally jarak jauh ini dilakukan secara mandiri, dimana tiap peserta atau kelompok bebas mengatur kecepatan, istirahat, sampai memilih tempat makan.
Tanpa biaya pendaftaran, sampai tidak ada seragam khusus karena masing-masing bebas mencetak.
Akibatnya ada yang berwarna biru (SMOG Official, SMOG Semarang, dan SMOG Sutra), merah (SMOG BKS), atau hitam (SMOG Padjajaran). Yang penting ada logo SMOG.
Dari Ujung Genteng mereka berpacu sepanjang jalan-raya yang sepi, yang sejajar dengan pesisir laut selatan yang permai.
Tujuan mereka adalah Pangandaran yang berjarak 334 kilometer yang bisa dicapai sebelum magrib.
Meskipun demikian ada satu peserta dari SMOG Padjajaran yang mengalami kecelakaan sehingga tidak bisa meneruskan perjalanan.
Dan dengan bantuan komunitas Supermoto Garut di evakuasi menuju Bogor.
D+2 : Rabu, 27 Januari 2021
Kelompok demi kelompok dilepas dari pantai Pangandaran menyeberangi jembatan Citanduy yang menjadi batas provinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
Selanjutnya mereka menemukan surga bagi tukang kebut sejauh 100 kilometer berupa jalan lurus, lebar, mulus, dan sepi sepanjang pesisir selatan Jawa Tengah.
Mulai dari Pangandaran rombongan dipandu dari Busur, SMI dll untuk menyisir jalan tepian pantai selatan hingga jalan raya daendeles, tetapi rombongan terpecah pecah, karena berbeda kecepatan, tertinggal serta tersasar sasar karena melewati jalan kecamatan menjadi asyik dan seru.
Namun karena malamnya asik begadang sampai subuh sambil ‘ceng-cengan’ banyak peserta yang mengantuk di perjalanan.
Ditambah hujan deras yang menguyur para penunggang supermoto membuat perjalanan bermotor menjadi sulit dan lambat.
Terpaksa mereka harus bermotor dalam gelap dengan kondisi stamina yang nyaris habis, dan semangat yang sudah basah kuyup serta ada yang tersasar di perkampungan nelayan di tepi pantai untuk dapat mencapai penginapan di Pacitan yang berjarak 350 kilometer dari titik start.
Di Pacitan kita menginap di home stay dengan tarif Rp 100 ribu yang bisa diisi 4 orang dengan tambahan Rp 25 ribu perorang, mendapat makan malam dan sarapan pagi.
D+3 : Kamis, 28 Januari 2021
Melihat kondisi fisik maupun mental para peserta yang kepayahan pada hari ke 4, maka diputuskan balapan dihentikan.
Meskipun demikian mereka tetap bergerak dalam kelompok-kelompok kecil yang saling menjaga jarak agar tidak menganggu penguna lalu-lintas yang lain.
Hari ini mereka mendapat kunjungan dari Kracker Pacitan.
Dan tambahan 2 penunggang motor dari SMOG Ngawi yang akan mengawal sampai Kepanjen, yaitu kota kecil di selatan Malang.
Dari Pacitan mereka mengambil jalur pesisir menuju Trengalek.
Sekalian keluar Pacitan untuk mampir berfoto di pantai Soege Pacitan.
Diperjalanan menuju Kepanjen Malang banyak cerita yang terjadi karena kita menyisir jalan dekat pantai ada yang melewati jalan desa dan pematang sawah serta jembatan kayu yang hanya bisa dilewati motor dan ada juga ingin memotong bendungan Karangkates, ternyata jalan yang melintasi bendungan di portal, terpaksa menuju jalan raya besar.
Selepas siang hujan deras kembali menguyur.
Meskipun magrib baru menempuh 253 kilometer, namun kelompok terdepan yang saat itu mencapai lereng barat Gunung Semeru, memutuskan untuk menghentikan perjalanan karena tidak aman bermotor dalam kondisi kelelahan melewati daerah pegunungan saat gelap.
Atas bantuan komunitas Supermoto Malang, mereka diarahkan ke sebuah penginapan Home stay dengan harga bersahabat untuk beristirahat.
Akhirnya semua kelompok-kelompok supermoto yang tercecer di belakang, satu persatu diarahkan menuju penginapan di Turen untuk bermalam.
D+4 : Jumat, 29 Januari 2021
Dari Turen mereka mengingkari lereng selatan Gunung Semeru untuk mencapai perbatasan kabupaten Lumajang.
Di Tugu Candipuro mereka berbelok ke selatan mengikuti jalan raya yang baru dibangun, yang jalur lurus, mulus, lebar, dan sepi menghampar sejauh 60 kilometer.
Melewati persawahan, perkebunan , dan pesisir laut selatan.
Namun di ujung jalan tiba-tiba jalan aspal hotmik habis.
Banyak yang tidak sempat mengurangi lajunya sehingga melindas jalur batu dengan kasar.
Disini terlihat kemampuan suspensi dan rangka supermoto yang kokoh sehingga memungkinkan mereka melakukan tabrakan itu tanpa harus terpental dan terjatuh.
Ujung jalan ini berakhir di kota kecamatan pesisir bernama Puger.
Disana terdapat Mercusuar Bukit Watangan, Kec. Puger, Jember yang sangat eksotis.
Di bawah guyuran hujan mereka melanjutkan perjalanan meningkari sebelah utara Taman Nasional Meru Betiri.
Dan saat gelap sudah menembus lereng selatan Gunung raung di utara untuk mencapai kota paling timur di Pulau Jawa : Banyuwangi.
Meskipun tujuan akhir tinggal 20 kilometer dari Baluran, namun diputuskan untuk bermalam di sebuah pangkalan Mobil storing di desa Wangsaredjo setelah menempuh jarak 295 kilometer.
Selain karena stamina peserta yang sudah babak-belur, hujan sepanjang malam juga karena motor Pak Sis mengalami kerusakan ringan akibat terperosok ke dalam selokan air sewaktu hujan lebat di daerah alas purwo.
Saat ini Team Pelopor yang terdiri dari Novan dan Hermanto dari komunitas Indonesia Ride Adventur yang bergabung di Tugu Candipuro (Sedangkan pakde BCA/West Java Supermoto, dan rekannya kang Usup dari Brandal Supermoto hanya menemani sampai Pangandaran kemudian berbalik menuju Bandung) sudah mencapai Baluran.
Disana bertemu dengan Team Penyambut yang menyusul lewat Jalan Raya Pos di Pantai Utara Pulau Jawa, yaitu Mas Ramadan (Privatter) dan Kang Tontowi (Komunitas Touring Indonesia) serta 2 anggota SMOG Sutera yang menyusul lewat jalur utara juga datang berboncengan.
D+5 : Sabtu, 30 januari 2021
Akhirnya 25 penunggang supermoto ditambah 1 mobil backup storing yang tergabung dalam Team SMOG, bertemu dengan 2 penunggang motor dari Team Pelopor dan 4 penunggang motor dari Team Penyambut di Taman Nasional Baluran.
Ke 31 penunggang motor itu bergerak melintasi hutan dan padang rumput di kaki gunung Baluran, untuk mencapai pantai Bama, tempat mereka merayakan keberhasilan menyelesaikan Rally Supermoto sepanjang pesisir selatan pulau Jawa.
Pesisir selatan Pulau Jawa sendiri masih menjadi misteri, sampai pelaut Ingris menyusurinya pada abad ke 16.
Namun sampai sekarang masih ada misteri yang belum terungkap di pesisir itu, yaitu sosok gaib yang dikenal dengan sebutan Ratu pantai Selatan.
Bagaimanapun juga SMOG telah membuktikan SUPERMOTO rasional untuk menjelajah dengan cepat jalanan di pesisir selatan Pulau Jawa yang permai, dan sepi, selama 6 hari menepuh jarak 1.850 kilometer.
Motor ini berusaha mengambil kelebihan treil yang ringan, bertenaga, dan kokoh.
Sekaligus menghilangkan kekurangan treil yang tidak nyaman dikendarai di jalan raya.
Memang masih terdapat kekurangan seperti bentuk tempat duduk yang tidak nyaman untuk jarak jauh.
Namun anggap saja hal itu sebagai kompensasi atas superioritas yang didapat.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR