Namun, ketika menemui jalan yang tidak rata, langsung saja ubah setelannya ke mode Road. Karakter kedua suspensinya pun akan langsung berubah menjadi lebih empuk, jadi lebih nyaman. Mudah banget deh!
PERFORMA
Mesin yang dipakai S 1000 XR basisnya dari superbike S 1000 RR, hanya saja tanpa dibekali teknologi ShiftCam.
Konfigurasinya 4 silinder inline 4 klep per silinder, DOHC, berpendingin cairan. Kapasitas mesin murni 999 cc berkat kombinasi ukuran piston 80 mm dengan stroke 49,7 mm.
Klaim tenaga maksimalnya 162 dk pada 11.000 rpm dengan torsi maksimal 114 Nm di 9.250 rpm. Besar kan?
Baca Juga: BMW R 18 Classic, Moge Turing 1.800 cc, Rp 1 Miliar tapi Ludes Terjual
Penggunaan mesin turunan superbike ini tentu turut menguatkan unsur sport. Bawahnya kalem tapi atasnya dahsyat.
Saat masih di bawah 3.000 rpm mesin masih kurang responsif, walaupun gas dibuka mentok. Namun, ketika takometer menyentuh angka 4.000 rpm, tenaganya berangsur keluar hingga dengan mudah membuat roda depan terangkat.
Meski begitu, untuk penggunaan harian atau turing rasanya bukan masalah besar. Karena jarang sekali membuka gas penuh, cukup buka gas setengah motor sudah langsung meluncur.
Apalagi ada 4 riding modes yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Karena gak hanya mengubah respons bukaan gas, tapi tiap riding modes juga memberikan sensasi engine brake, DTC, dan wheelie control yang berbeda.
Baca Juga: BMW K100 Rajin Berubah Bentuk, Rela Potong Sasis Demi Scrambler
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR