Otomotifnet.com - S 1000 XR merupakan varian adventure sport dari BMW Motorrad.
Versi terbaru ini merupakan generasi kedua, yang merupakan MY (Model Year) 2020 yang saat ini oleh BMW Motorrad Indonesia dibanderol Rp 719 juta (off the road).
Lantas seperti apa karakter adventure sport ini? Apakah sesuai dengan genrenya sebagai sebuah besutan adventure tapi punya roh sport? Ini dia hasil pengetesannya.
FITUR & TEKNOLOGI
Pada bagian depan yang sipit dan meruncing, tertanam 4 buah LED projector sebagai lampu utama.
Yang mana di atasnya terdapat windscreen model baru, yang bisa diatur ketinggiannya secara manual dengan menekan tuasnya di sisi kanan.
Baca Juga: BMW G 310 GS, KTM 390 Adventure dan Royal Enfield Himalayan Diadu, Mana yang Terbaik?
Pada bagian elektronik, S 1000 XR pakai keyless yang berfungsi untuk mengungci setang, menyalakan seluruh kelistrikan, sampai membuka tutup bensin.
Dan hanya dengan sekali tekan, spidometer 6,5 inci TFT displaynya langsung menyala dengan opening screen siluet dari S 1000 XR.
Isi panel instrumennya hampir sama dengan varian BMW terbaru, seperti R 1250 GS, F 750 GS, sampai C 400 GT maupun X. Tampilan awalnya hanya takometer besar dipadu dengan speed meter dan gear position saja.
Di pinggirnya ditambahkan informasi suhu udara, jam, riding modes yang sedang digunakan dan odometer.
Baca Juga: BMW S 1000 XR Dibekali Mesin 162 Dk, Berapa Konsumsi Bahan Bakarnya?
Informasi odometer bisa diganti menjadi trip 1 & 2, average fuel consumption, average speed, fuel range, dan journey.
Tampilan spidometernya bisa diubah menjadi Sport, di mana terlihat lebih atraktif. Karena takometer jadi setengah lingkaran dan di dalamnya terdapat lean angle yang merekam kemiringan motor.
Pada sisi sebelah kiri ada DTC (Dynamic Traction Control), yang kanan indikator Brake. Keduanya akan menyala dan merekam seberapa maksimal DTC dan pengereman bekerja.
Ada pula fitur BMW Connectivity, yang memungkinkan spidometer terkoneksi dengan smartphone maupun intercom.
Baca Juga: BMW R 1250 GS Jadi Best of Big Bike Adventure OTOMOTIF Award 2021
Nantinya pada layar spidometer dapat menampilkan status baterai juga sinyal. Ada juga navigasi dengan konsep turn-by-turn, serta menampilkan musik yang sedang didengarkan.
Oiya di sebelah spidometer ada power outlet, tapi dengan model colokan lighter kecil khas motor BMW.
Masih berhubungan dengan fitur elektronik, ada 4 pilihan Riding modes; Rain, Road, Dynamic, juga Dynamic Pro.
Dynamic Pro bisa dicustom sesuai keinginan pengendara, beda dengan riding modes lain yang sudah default.
Baca Juga: BMW R 1200 GS Patwal Polisi Babak Belur, Kena Tonjok Toyota Camry, Gara-garanya Sepele
Ada pengaturan respons mesin, tingkat engine brake, DTC, wheelie control, hingga ABS melalui menu setting.
Melirik ke sakelarnya, ada cruise control di setang kiri. Bisa difungsikan mulai dari 20 km/jam hingga 210 km/jam.
Kalau yang kanan, selain tombol riding modes ada juga grip heater dalam 3 tingkat setelan panas.
Kemudian ada juga HSC (Hill Start Control), yang berfungsi menahan motor saat berhenti di jalan menurun atau menanjak.
Baca Juga: BMW S 1000 XR Karakter Mesin Superbike, Kok Cuma Tembus 213 Km/jam?
Ketika berhenti, rem belakang dengan sekali tekan langsung mengunci dan tak perlu ditahan lagi. Saat ingin kembali berjalan, cukup masuk gigi 1 dan lepas kopling, maka otomatis rem belakang akan terlepas secara perlahan.
Perpindahan giginya halus berkat adanya quick shifter up and down. Kinerjanya gak hanya memutus pengapian, tapi katup throttle body juga sedikit menutup, makanya perpindahan gigi halus. Sayang tuas persenelingnya cukup keras saat dicungkil.
Geser ke fitur akomodasi, di atas tangki tepatnya di depan “mulut” pengisian bensin, ternyata terdapat laci mungil. Fungsinya bisa untuk menaruh uang receh atau karcis parkir.
Ruang penyimpanan lain ada di bawah jok, bisa dibuka menggunakan anak kunci yang bisa dilipat pada remote keylessnya.
Baca Juga: BMW S 1000 XR Punya Bobot 223 Kg, Cocok Untuk Postur Rider Indonesia?
Dengan kapasitas 1,8 liter, cukup lumayan untuk menaruh smartphone, dompet, atau sarung tangan.
Lanjut ke fitur di area roda. S 1000 XR pakai suspensi Dynamic ESA Pro dengan 2 pilihan redaman. Ada Road yang memberi kenyamanan, dan Dynamic yang memberi kestabilan.
Selain itu, preload pada monosoknya juga bisa disetel secara elektrik. Pilihan setelannya ada minimal untuk setelan paling rendah, ada juga setelan auto di mana setelan preload diatur berdasarkan berat yang ditopang, sehingga bagian belakang tidak amblas.
Di sisi pengereman, depan dibekali cakram ganda floating 320 mm yang dijepit kaliper dengan total 8 piston.
Baca Juga: BMW S 1000 XR Bertabur Fitur, Ada Hill Start Control, Fungsinya Apa?
Yang belakang pakai cakram 265 mm dijepit kaliper 2 piston. Kinerjanya gak perlu diragukan lagi, cukup pakai 1 atau 2 jari sudah mampu mengurangi laju secara drastis.
Remnya juga sudah dibekali dengan BMW Motorrad Race ABS. Pada mode Dynamic Pro, setelannya bisa diatur.
Misal seberapa sensitif ABS depan atau belakang, atau mau anti rear lift yang menjaga roda belakang tidak terangkat, juga ada ABS Pro.
RIDING POSITION & HANDLING
Khas besutan adventure, tentunya posisi berkendara S 1000 XR ini membuat pengendaranya merasa relax.
Baca Juga: BMW R 18 Classic Berkonsep Cruiser Heritage, Dibanderol Rp 1,69 Miliar
Didapat dari setang yang tinggi dan lebar, jok yang tebal dan empuk, sampai posisi footstep yang tidak membuat kaki pengendara menekuk.
Meski begitu, tinggi jok yang mencapai 840 mm memang membuat repot pengendara berpostur 170 cm, karena saat kedua kaki turun masih jinjit.
Bagaimana kalau kurang dari 170 cm ya? Tapi tidak perlu khawatir, karena ada opsi lowered suspension yang membuat tinggi jok jadi hanya 740 mm.
Kerepotan lain saat akan menegakkan atau memposisikan S 1000 XR ke standar tengah, tentu butuh tenaga ekstra.
Baca Juga: BMW R 18 Classic Bobotnya Mencapai 365 Kg, Tapi Joknya Lebih Tinggi
Pasalnya berat isi motor ini mencapai 223 kg. Tapi itu sudah lumayan, karena lebih ringan 10 kg dibanding generasi sebelumnya.
Walau terasa berat di awal, tapi kalau sudah berjalan sih terasa bersahabat. Dengan kombinasi rake 65,1° dan caster 116 mm membuat S 1000 XR terasa nyaman di berbagai lintasan, tapi masih nurut buat melahap tikungan tajam.
Yang perlu diingat, ketika ingin melahap tikungan dengan kencang dan stabil, ubah setelan suspensi ke Dynamic pakai tombol di setang kiri.
Nantinya karakter suspensi akan berubah menjadi lebih keras, sehingga lebih stabil di tikungan.
Baca Juga: BMW R 18 Classic Dilengkapi Fitur Baru, Bikin Nyaman Saat Turing
Namun, ketika menemui jalan yang tidak rata, langsung saja ubah setelannya ke mode Road. Karakter kedua suspensinya pun akan langsung berubah menjadi lebih empuk, jadi lebih nyaman. Mudah banget deh!
PERFORMA
Mesin yang dipakai S 1000 XR basisnya dari superbike S 1000 RR, hanya saja tanpa dibekali teknologi ShiftCam.
Konfigurasinya 4 silinder inline 4 klep per silinder, DOHC, berpendingin cairan. Kapasitas mesin murni 999 cc berkat kombinasi ukuran piston 80 mm dengan stroke 49,7 mm.
Klaim tenaga maksimalnya 162 dk pada 11.000 rpm dengan torsi maksimal 114 Nm di 9.250 rpm. Besar kan?
Baca Juga: BMW R 18 Classic, Moge Turing 1.800 cc, Rp 1 Miliar tapi Ludes Terjual
Penggunaan mesin turunan superbike ini tentu turut menguatkan unsur sport. Bawahnya kalem tapi atasnya dahsyat.
Saat masih di bawah 3.000 rpm mesin masih kurang responsif, walaupun gas dibuka mentok. Namun, ketika takometer menyentuh angka 4.000 rpm, tenaganya berangsur keluar hingga dengan mudah membuat roda depan terangkat.
Meski begitu, untuk penggunaan harian atau turing rasanya bukan masalah besar. Karena jarang sekali membuka gas penuh, cukup buka gas setengah motor sudah langsung meluncur.
Apalagi ada 4 riding modes yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Karena gak hanya mengubah respons bukaan gas, tapi tiap riding modes juga memberikan sensasi engine brake, DTC, dan wheelie control yang berbeda.
Baca Juga: BMW K100 Rajin Berubah Bentuk, Rela Potong Sasis Demi Scrambler
Rain misalnya, selain cocok untuk di kondisi jalan licin, juga cocok saat dipakai berboncengan. Karena dengan karakter mesin yang smooth, membuat pembonceng lebih nyaman.
Sementara Road dan Dynamic antara bukaan gas dan respons mesin cenderung linear, namun torsi Dynamic lebih galak dan memungkinkan roda depan terangkat.
Kalau yang Dynamic Pro suka-suka deh, pasalnya seluruh parameter bisa diatur sesuai keinginan. Jadi dijamin puas!
Sayangnya, pada unit tes limiternya dipatok di 9.000 rpm, padahal klaim tenaga maksimalnya ada di 11.000 rpm.
Baca Juga: BMW F 900 R, Roadster Rp 400 Jutaan Mau Dipinang? Baca Dulu Hasil Tesnya
Tentu saja saat pengetesan performanya belum keluar seutuhnya. Tampaknya masih dikunci karena masih inreyen nih!
Begitu juga saat melakukan start, meski sudah pakai riding modes Dynamic Pro dan DTC off, tapi ECU selalu menahan laju mesin dengan memainan bukaan katup throttle body.
Mungkin itu untuk menjaga agar motor tidak sampai wheelie berlebihan, efeknya jadi gak bisa maksimal.
Jadi bisa dibilang hasil catatan waktu akselerasinya belum menunjukkan potensi asli S 1000 XR ini.
Baca Juga: BMW F 900 R Dibekali Mesin 900 Cc, Berapa Sih Konsumsi Bensinnya?
Malah top speed yang diraih pun hanya 213 km/jam, efek limiter di 9.000 rpm saja. Sementara di Racelogic terekam top speed 207,3 km/jam
Oiya catatan lain terasa ada sedikit vibrasi pada tangki, footstep, dan setang saat putaran mesin meninggi.
Sensasi panas dari mesin 4 silinder juga gak bisa dipungkiri, embusan hawa panasnya begitu terasa di kedua kaki.
KONSUMSI BENSIN
Selama pengetesan, bensin dengan RON 98 rasanya pas untuk mesin berasio kompresi 12,5:1 digunakan, agar tenaganya dapat keluar sempurna tanpa ada gejala knocking.
Baca Juga: BMW F 900 R Performa Mesin Garang, tapi Bisa Diatur, Cuma Tekan Tombol
Setelah tangki bensin 20 liternya diisi penuh, motor berkelir merah ini diajak berkeliling. Gak cuma dalam kota, tapi tentu juga luar kota dengan total jarak tempuh 600 km.
Hasilnya untuk rata-rata konsumsi bahan bakar luar kota bermain di angka 17-19 km/liter, sedangkan untuk pemakaian dalam kota hanya 12,8 km/liter.
Data tes:
0-60 km/jam: 3 detik
0-80 km/jam: 3,8 detik
0-100 km/jam: 5,1 detik
0-100 m: 6,1 detik (@121,6 km/jam)
0-201 m: 8,6 detik (@156,4 km/jam)
0-402 m: 12,9 detik (@188,2 km/j)
Konsumsi bensin: 12,8 km/liter
Catatan: putaran mesin dilimit di 9.000 rpm
Data spesifikasi:
Tipe mesin: Water/oil-cooled 4-cylinder 4-stroke in-line engine, four valves per cylinder, two overhead camshafts
Kapasitas mesin: 999 cc
Sistem Pendingin: Cairan
Bore X Stroke: 80 mm x 49,7 mm
Perbandingan Kompresi: 12,5:1
Tenaga maksimal: 162 dk @11.000 rpm
Torsi maksimal: 114 Nm @9.250 rpm
Sistem transmisi: Six-speed synchromesh gearbox with spur gears
Tipe kopling: Multiplate clutch in oil bath, slipper clutch, self-reinforcing
Kontrol emisi: Regulated three-way catalytic converter
Rangka: Aluminium composite bridge frame, partially self-supporting engine
Suspensi depan: Upside-down telescopic fork Ø 45 mm, electronic self-adjusting rebound/compression damping (Dynamic ESA)
Suspensi belakang: Aluminium double-sided swing arm, central spring strut, electronic preload adjuster, electronic self-adjusting rebound/compression damping (Dynamic ESA)
Travel suspensi: 150 mm
P x L x T: 2.333 mm x 917 mm x 1.411 mm
Jarak sumbu roda: 1.522 mm
Tinggi tempat duduk: 840 mm
Berat isi: 224 kg
Kapasitas bahan bakar: 20 liter, tangki cadangan 4 liter
Rem depan: Twin disc brakes, diameter 320 mm, floating disc, radial four-piston fixed caliper
Rem belakang: Single disc brake, diameter 265 mm, twin-piston floating caliper
ABS: BMW Motorrad Race ABS, partially integral
Pelek depan: 3.50 x 17
Pelek belakang: 6.00 x 17
Ban depan: 120/70ZR17
Ban belakang: 190/55ZR17
Battery: 12 V 9 Ah, maintenance-free
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR