Mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih dan efisien, serta mengurangi impor BBM dengan sendirinya menghemat devisa serta dapat menghemat subsidi BBM pada akhirnya.
“Kami menghargai usaha Pertamina untuk melakukan transformasi bisnis sebagai respons perkembangan global. Transformasi ini memang tidak mudah,”
“Namun kami yakin dengan pengalaman dan daya saing Pertamina hal ini dapat diwujudkan dan Pertamina nanti dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan infrastruktur kendaraan listrik,” papar Rida.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan sebagai BUMN yang masih menjalankan bisnis didominasi energi fosil, maka transformasi Pertamina harus dijalankan secara signifikan dan cepat.
Baca Juga: Kota Jababeka Cikarang Siapkan Charging Station Mobil Listrik Starvo
Komitmen transisi energi juga harus dilakukan secara serius dan melibatkan program yang sangat masif.
Target tersebut masuk dalam Environment, Social & Governance (ESG), baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam operasional perusahaan.
Menurutnya, Pertamina juga telah melakukan pengukuran karbon emisi dalam 10 tahun terakhir dan telah dicapai sebesar 29% karbon emisi selama 2010-2020.
Hal ini akan terus ditingkatkan termasuk di sektor transportasi yang menyumbang 23% karbon emisi.
“Sektor transportasi Ini harus menerapkan spesifikasi. Untuk Itu, Pertamina bekerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya BPPT untuk mengembangkan SPKLU,"
"Ada 3 lokasi yang dikembangkan dan alhamdullilah sudah beroperasi,” tegas Nicke.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR