Otomotifnet.com - Ducati Panigale V2 merupakan varian Panigale termurah yang diluncurkan sejak akhir tahun 2019.
PT Cakra Motor Sports selaku distributor Ducati di Indonesia membanderolnya Rp 739 juta (off the road).
Apa sih yang diunggulkan dari Panigale V2 ini selain dari harga, termasuk apa saja kelebihan dan kekurangannya?
Untuk mengetahuinya, OTOMOTIF mengetesnya untuk penggunaan harian dan track day di sirkuit Sentul. Yuk simak hasilnya.
DESAIN
Tampang Panigale V2 ini turunan dari Panigale V4 yang khas, khususnya generasi awal sebelum V4 R keluar. Di mana fairingnya minim lekukan agresif.
Yang terlihat agresif justru pada lekuk lampu utama dan DRL, seperti menggambarkan mimik wajah marah yang sangar.
Di pojok lekuknya, Ducati sekaligus menyembuyikan lubang ram air, tepatnya di sebelah reflektor lampu.
Baca Juga: Pemilik Ducati Wajib Tahu, Cuma Kabel Rem Digigit Tikus, Unit Bisa Ganti Baru
Ciri khas keluarga Panigale juga terlihat pada monosok di sisi kiri dan aluminium single-sided swing arm.
Termasuk bodi belakang model bolong dengan lampu rem model sabit yang khas.
FITUR & TEKNOLOGI
Membahas fitur, kita awali dari bagian lampu, yang tentunya sudah menggunakan LED.
Lampu utama LED lengkap dengan DRL sangar yang terang, sorot lampu utamanya juga cukup tebal dan fokus saat malam hari.
Dan sebagai superbike masa kini, tentunya ada IMU 6-axis yang dapat membaca pergerakan motor dengan detail.
Ini membuat Panigale memiliki fitur canggih seperti ABS Bosch Cornering, Ducati Wheelie Control (DWC) EVO, Ducati Traction Control (DTC) EVO 2, Engine Brake Control (EBC) EVO, hingga Ducati Quick Shift up/down (DQS) EVO 2.
Baca Juga: Test Ride Ducati Panigale V2, Pakai Mesin 955 Cc, Berapa Konsumsi BBMnya?
Dengan adanya quick shifter bikin kopling cenderung nganggur, terutama saat di sirkuit!
Karena untuk menaikkan atau menurunkan gigi tinggal cungkil atau injak tuas persneling aja.
Walaupun tuas persenelingnya terasa sedikit keras seret saat dioperasikan. Jadi kopling digunakan saat motor pertama kali melaju dan saat mencari netral saja.
Semua setingan fitur elektronik tadi tentu ditampilkan di spidometernya berlayar 4,3 inci TFT Display yang langsung menampilkan logo Ducati ketika kunci kontak diputar. Tampilannya tentu mirip milik sang kakak, Panigale V4.
Latar putihnya bisa berganti otomatis maupun manual menjadi hitam agar tetap nyaman dilihat saat siang atau malam hari.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Cara Setel Klep Ducati Desmodromic Ternyata Ribet dan Lama
Isi info yang disajikan tentu sangat lengkap khas moge modern, tapi yang utama ada takometer dengan desain nyaris bulat, terlihat ada red line di 11.500 rpm.
Kalau melihat ke panel sakelar, sisi kanan simpel hanya ada tombol starter dan engine cut off, tombol lampu, dan hazard.
Berbanding terbalik dengan sakelar kiri, ada tambahan pass beam, tombol atas dan bawah untuk mengatur spidometer, dan tombol sein yang jadi satu dengan riding modes.
Pada bagian sasis, khas keluarga Panigale, V2 juga menggunakan aluminium monocoque frame yang ringkas dan juga bertugas menjadi air box, jadi angin yang masuk dari ram air melewati bagian dalam rangka menuju ke filter udara.
Baca Juga: Fantastis, Harga Sebiji Moge Ducati Panigale V2 Setara New Pajero Sport Dakar 4x4
Sasis bisa ringkas banget karena mesin juga dijadikan sebagai bagian sasis, makanya lengan ayun tertumpunya pada mesin.
Ini membuat bobot kering Panigale V2 hanya 176 kg, dengan pembagian bobot 52% di depan dan 48% di belakang.
Di sektor kaki-kaki, suspensi depannya pakai Showa BPF, sedang monosoknya pakai Sachs. Setelannya lengkap, ada preload, compression, dan rebound.
Kedua suspensinya memang bisa dikatakan tidak terlalu mewah, maklum ini versi termurah, tapi performanya tetap bisa diandalkan.
Baca Juga: Ducati Berciri Khas Desmodromic, Tapi di Model Ini Gak Dipakai, Ini Alasannya
Saat ingin pindah dari pemakaian harian menjadi track day, tinggal atur preload, compression, dan rebound agar tetap nyaman juga stabil.
Oiya ada juga steering damper Sachs di balik segitiga atas, tapi belum elektronik dan tidak bisa disetel kekerasannya.
Sistem pengereman dibekali Brembo, tapi bukan versi tertinggi. Master rem Brembo radial dengan dua buah kaliper Brembo M4 menjepit cakram 320 mm semi-floating di depan. Belakang cukup Brembo 2P dengan cakram 245 mm.
Kinerjanya cukup ampuh menurunkan laju Panigale V2 yang di lintasan lurus Sentul mampu melesat 269 km/jam.
Baca Juga: Test Ride Ducati Panigale V2, Bobot Tipis Dengan ZX-25R, Racy Abis!
RIDING POSITION & HANDLING
Jika dilihat frontal dari samping, bisa terlihat kalau letak setang dengan jok pengendara hampir sejajar khas besutan supersport.
Dari situ sudah bisa dibayangkan kalau riding position Panigale V2 pasti nunduk abisss…
Benar saja, dengan kombinasi tinggi jok 840 mm dengan setang underyoke, secara otomatis bikin punggung rebah.
Ini cukup membebani pundak, lengan, juga pergelangan tangan. Untuk dipakai harian tentunya sangat kurang nyaman, terutama ketika melewati jalur stop and go, pegel pooolll…
Jarak main setang juga tidak terlalu banyak, bikin radius putar lebar dan sulit saat diajak berbelok patah.
Baca Juga: Sultan Merapat, Ducati Diavel Cuma Suruh Bayar Rp 860 Juta Aja Nih
Meski tinggi joknya mencapai 840 mm, untuk postur 170 cm ternyata kedua kaki masih bisa menapak, tapi sangat ngepas.
Ini berkat desain jok yang tirus di bagian depan. Kulit jok suede mewahnya juga lentur dengan busa jok yang empuk.
Oiya unit yang OTOMOTIF cicipi ini tidak sepenuhnya standar, karena sudah dilengkapi beberapa aksesori.
Seperti footstep aftermarket, single seat body cover, quick release fuel cap, sampai knalpot Akrapovic fully system titanium.
Baca Juga: Ini Motor Gokil Banget, Hasil Perpaduan Ducati dan Lamborghini, Cuma Ada 1 di Indonesia Pula!
Jadi wajar saat menginjak footstep, kaki jadi terkesan lebih menekuk, karena posisinya yang lebih tinggi dan mundur.
Tapi itu justru jadi keuntungan saat menggebernya di Sirkuit Sentul, Bogor. Rider jadi lebih nyaman saat tuck in maupun ketika berbelok.
Ini karena posisi badan selalu dipaksa merunduk rebah, kaki pun lebih mudah knee down akibat footstep yang sudah lebih tinggi.
Yang terasa istimewa dari V2 ini tentu sisi handling yang terasa sangat ringan. Dimensi fairing dan tangki bensin yang ramping juga memberi kesan ringan dan kecil.
PERFORMA
Ducati Panigale V2 dibekali mesin 955 cc twin cylinder Superquadro. Klaimnya bisa menyemburkan tenaga maksimal 155 dk pada 10.750 rpm dan torsi 104 Nm di 9.000 rpm.
Baca Juga: Ducati Indonesia Beri Promo Kemerdekaan, Harga Jadi On The Road Hingga Cashback Rp 76 juta!
Tapi karena yang OTOMOTIF coba sudah pakai Akrapovic titanium, pasti muntahan tenaganya lebih besar dan bobot lebih ringan!
Jika dibanding 959 Panigale, ternyata klaimnya Panigale V2 punya tenaga lebih besar 5 dk dan torsi lebih besar 2 Nm.
Ini karena adanya penyempurnaan pada dual injector baru, new inlet ducts, juga throttle body oval berdiameter 62 mm.
Untuk dipakai harian, pindah gigi di tiap 5.000 rpm rasanya sudah lebih dari cukup. Karena jika digas penuh, pastinya larinya berlebihan, wuusshhh…
Baca Juga: Ducati Diavel 1260 Lamborghini Ini Bakal Jadi Rebutan Kolektor, Faktor Ini Penyebabnya
Tapi tenang, biar sesuai kondisi jalan, Panigale V2 dilengkapi 3 riding modes; Street, Sport, dan Race.
Ketiga riding modes bisa dicustom sesuka hati. Ingin tenaga motor sebuas apa, seberasa sensitif ABS, DTC, DWC, juga EBC.
Dengan riding mode Street, respons tenaga yang dihasilkan terkesan lebih smooth. Jadi tetap nyaman saat dikendarai secara santai atau berboncengan. Saat masuk sirkuit? Tentu saja pakai Race!
Tenaga mesin akan keluar seutuhnya dikombinasi dengan sensitifitas perangkat elektronik yang lebih minim.
Tiap pindah gigi di 11.500 rpm terasa sangat cepat dan cocok saat dipakai di sirkuit.
Seberapa cepat sih? Tentu tergambar dari hasil tes akselerasi menggunakan Racelogic.
Didapat catatan waktu 2,4 detik untuk menempuk 0-60 km/jam, 3,9 detik untuk 0-100 km/jam, dan 7,6 detik untuk jarak 0-201 meter. Kencang!
Lantas bagaimana dengan panas mesin? Cukup terasa, khususnya di paha dan pantat, itu berasal dari hawa panas leher knalpot, bukan kepala silinder. Kalau di kemacetan tentu sangat menyiksa!
Tapi tidak perlu khawatir, bisa disiasati dengan membuka kaki beberapa saat agar hawa panas yang terperangkap di balik paha bisa terbuang oleh angin dari depan.
KONSUMSI BENSIN
Dengan rasio kompresi mencapai 12,5:1, bahan bakar yang cocok tentu RON di atas 95 sesuai rekomendasi yang tertera di tangki.
Sehingga dikasih Pertamax Turbo dengan RON 98 untuk ‘diminum’ motor Italia ini.
Baca Juga: Ducati 899 Panigale Bikin Gemes, Dibungkus Warna Pelangi, Tanam Kaki-kaki 1199 Panigale
Setelah menempuh lebih dari 300 km, average fuel consumption pada spidometernya menunjukkan angka 17,2 km/liter.
Itu didapat dari penggunaan harian dengan beragam kondisi jalan dan karakter berkendara yang bervariasi.
Sedangkan saat diajak track day di sirkuit, rata-rata konsumsi bahan bakarnya menyusut jadi 14 km/liter. Maklum gas pol terus, hehee...
Data tes
0-60 km/jam: 2,4 detik
0-80 km/jam: 3,1 detik
0-100 km/jam: 3,9 detik
0-100 meter: 5,4 detik @137,1 km/jam
0-201 meter: 7,6 detik @177,6 km/jam
0-402 meter: 11,3 detik @216,3 km/jam
Konsumsi bahan bakar: 17,2 km/liter
Data spesifikasi:
Mesin: Superquadro L-twin cylinder 955 cc, 4 klep persilinder, Desmodromic, pendingin cairan
Bore x stroke: 100 x 60,8 mm
Perbandingan kompresi: 12,5:1
Tenaga maksimal: 155 dk @10.750 rpm
Torsi maksimal: 104 Nm @9.000 rpm
Pengkabutan: Sistem bahan bakar injeksi elektroni, dua injector persilinder, ride-by-wire throttle body elips
Kopling: Hydraulic
Final drive: 43/15
Rangka: Monocoque aluminium
Suspensi depan: Fully Adjustable Showa BPF 43 mm
Travel suspensi depan: 120 mm
Suspensi belakang: Fully adjustable Sachs with aluminium single-sided swingarm
Travel suspense belakang: 130 mm
Pelek depan: 3.15” x 17”
Pelek belakang: 5,50” x 17”
Ban depan: Pirelli Diablo Rosso Corsa II 120/70-17
Ban belakang: Pirelli Diablo Rosso Corsa II 180/60/17
Rem depan: Cakram 320 mm semi-floating ganda, kaliper Brembo Monobloc M4 radially mounted with EVO Cornering ABS
Rem belakang: Cakram 245 mm, kaliper Brembo 2 piston with Cornering ABS ECO
Berat kering: 176 kg
Berat basah: 200 kg
Tinggi jok: 840 mm
Jarak sumbu roda: 1.436 mm
Rake: 24°
Trail: 94 mm
Kapasitas tangki bensin: 17 liter
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR