Otomotifnet.com - Seperti diketahui, pendatang baru Suzuki S-Presso diluncurkan dengan banderol mulai Rp 155 juta OTR Jakarta.
Harga segitu, tentu nyerempet harga LCGC (Low Cost Green Car), yang memang distrategikan untuk merebut pangsa pasar LCGC sepeninggal Suzuki Karimun Wagon R yang telah disuntik mati.
Nah buat yang bertanya-tanya mengapa S-Presso enggak sekalian dimasukkan ke kategori LCGC?
Tentu jawabannya, S-Presso harus diproduksi di Indonesia dengan TKDN lebih dari 80 persen.
S-Presso didatangkan dari India.
Namun dibanderol murah lantaran menyesuaikan pangsa pasar di segmen LCGC.
Bahkan harga jualnya bikin deg-degan segmen city car yang juga dibidik PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dalam memasarkan S-Presso.
Meski begitu, kabarnya S-Presso diwacanakan bakal diproduksi lokal.
Meski begitu, SIS masih mempertimbangkan kemungkinan tersebut.
Head of 4W Product Development PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Yulius Purwanto mengungkapkan, pihaknya masih melakukan studi terkait minat masyarakat Indonesia terhadap S-Presso.
"Studi terkait produksi lokal (S-Presso) telah dimulai dari detik mobil ini diluncurkan. Kami memiliki target 2.300 unit terjual tahun ini atau 460 per bulan,”
“Kami masih melihat minat market. Jika angkanya sudah mencapai di titik tertentu, bisa menjadi pertimbangan kami untuk melakukan produksi lokal," papar Yulius di GIIAS 2022 (15/8/2022).
Lebih spesifik, tentu ada target demand minimum yang menentukan apakah S-Presso berhak diproduksi di Indonesia.
Yulius mengatakan, bersamaan dengan proses studi terkait pasar, pihaknya tengah menghitung investasi jikalau S-Presso jadi dirakit di tanah air.
"Angka tidak bisa di-mention, untuk kapan bisa produksi di Indonesia. Market dan investasi sedang dihitung paralel. Kami belum mendapatkan angka yang harus dicapai," imbuh Yulius.
Ia kembali menegaskan, saat ini pihaknya tengah fokus melakukan studi. Namun Ia tak menampik, jika ada rencana untuk memproduksi lokal S-Presso.
“Sehingga angkanya bisa cocok dan diajukan untuk local production," lanjutnya lagi.
Penegasan tersebut juga diamini oleh Section Head of 4W Brand Development, Marketing Research and IT SIS, Harold Donnel.
Baca Juga: Ertiga Hybrid Diarak ke 34 Kota, Suzuki Pasang Target Penjualan Segini
Bahkan Harold menyebut, S-Presso siap bersaing di segmen city car maupun LCGC yang penjualannya cukup konsisten di pasar otomotif nasional.
"Market compact car yang diisi oleh LCGC dan hatchback masih stabil. City car dan LCGC berada di angka belasan persen kontribusinya di pasar sejak 2018 hingga 2021,”
“Konsistensinya terhadap market otomotif stabil, walaupun tidak sebesar SUV dan MPV," tutur Harold.
Sebagai catatan, S-Presso dibanderol Rp 155 juta untuk transmisi manual, dan Rp 164 juta untuk transmisi AGS atau otomatis.
Harga tersebut berlaku OTR di wilayah Jakarta pada Agustus 2022.
Secara desain, S-Presso memiliki desain yang kompak.
Serta diklaim menawarkan berbagai keunggulan yang membuat mobil ini value for money.
Baca Juga: Lima Negara Ini Kepincut Suzuki XL7, Ekspor Melejit 30 Persen
“Dimensi yang kompak dan ground clearance yang tinggi membuat S-Presso mampu dengan baik melewati jalan-jalan yang sempit, padat, maupun bergelombang,”
“Meski kompak, kabin dan bagasi S-Presso terasa lega dan bisa menampung banyak barang bawaan. Selain itu, S-Presso juga memiliki banyak fitur. Sehingga membuat berkendara semakin praktis,” beber Yulius.
Penasaran dan ingin test drive langsung S-Presso, sambangi GIIAS 2022. Atau bisa kunjungi dealer Suzuki terdekat.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR