Otomotifnet.com - Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, bongkar enaknya pakai motor dan mobil listrik di Indonesia, yang memiliki sejumlah tantangan.
Hal ini diungkapkannya dalam diskusi Menapak Peta Jalan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Nasional, yang digagas harian Kompas, Selasa (11/10/2022).
Salah satu tantangannya, mobil listrik yang beredar meskipun bisa menempuh jarak 360 km, namun untuk ke luar kota diperlukan pemetaan tempat mengisi daya.
"Untuk mobil listik penggunaan lebih mudah karena penggunaan sekali cas bisa 360 km, saya ke kantor 40 km, muter-muter jadi 70 km masih aman,”
“Kemudian malam saya cas dapat diskon 30 persen. Untuk perjalanan luar kota, kita harus memetakan dimana kita akan cas. Tetapi untuk di dalam kota tidak ada kendala," ungkap Darmawan.
Lebih lanjut menurut Darmawan, tantangan untuk motor listrik yang beredar saat ini dalam sekali cas hanya mampu menempuh 60 km.
Oleh karenanya, demi menjawab tantangan tersebut, pihaknya mulai membangun baterai swap atau penukaran baterai.
"Kita sudah membangun teknologi baterai swap, begitu baterai swap harganya tidak Rp 1,6 ribu per kWh, tapi bisa Rp 4 ribu per kWh jadi lebih mahal sedikit," beber Darmawan.
Menurutnya dengan harga yang lebih mahal tersebut, pemilik motor listrik hanya membutuhkan waktu lebih singkat untuk mengganti baterai.
"Dengan swap baterai hanya butuh 1 menit, kemudian 1 liter listrik 40 persen lebih murah dibanding 1 liter bensin,”
“Mahalnya biaya adalah biaya investasi dan membership, jadi tantangannya tidak mudah," urainya lagi.
Seperti diketahui, Pemerintah terus berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon. Salah satunya dengan menggenjot penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Hal ini menjadi penting, mengingat kondisi perubahan iklim maupun pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca.
Hingga krisis cadangan energi berbasis fosil, berpotensi menciptakan disrupsi bagi keseimbangan kehidupan yang harmoni.
Tidak hanya berdampak bagi generasi di masa sekarang, namun juga akan terasa untuk generasi di masa depan.
Baca Juga: Siap-Siap Beli Motor Baru, IMOS 2022 Digelar Awal Bulan Depan
Implementasi transisi penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) memegang peranan penting akan transformasi energi yang ramah lingkungan.
Patut didukung upaya Pemerintah Indonesia mewujudkan target netralitas karbon pada tahun 2060 mendatang.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR