Otomotifnet.com - Saat berkendara jarak jauh seperti mudik lebaran, baik lewat jalan tol maupun jalan non tol yang lurus dan sepi, membuat kita terlena dan terlalu nyaman mengemudikan kendaraan, nah hal tersebut bisa memicu highway hypnosis.
Highway Hypnosis menjadi bahaya yang sangat serius bagi pengemudi saat berkendara dalam jangka waktu yang lama, sebab kita seakan terhipnotis, lantas apa itu Highway Hypnosis?
Highway hypnosis merupakan fenomena dimana otak seseorang terhipnotis akibat keadaan yang terlalu monoton sehingga mengalami setengah sadar ataupun mengalami microsleep.
Selain jalan yang monotan dan kurangnya perhatian otak, Highway hypnosis juga bisa disebabkan akibat kelelahan atau kurang tidur.
"Jarak yang panjang mereka gampang terkena yang namanya fenomena highway hypnosist, otak kita terhipnotis," terang Jusri Pulubuhu, instruktur dan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
"Ketika monoton situasi alam otaknya atau situasi psikologisnya masuk kategori fatigue atau kelelahan, pada saat itu kemampuan motorik seseoarang akan menurun, termasuk konsentrasi seseorang karena monoton," lanjutnya.
Melansir dari wuling.id, ada bebeapa tanda pengemudi mengalami gejala highway hypnosis, diantaranya : Mengantuk, Kehilangan konsentrasi atau kebingungan, Pikiran melayang Perasaan tumpul atau linglung, Waktu reaksi lambat, Kelopak mata berat atau sering berkedip.
Ada beberapa cara untuk mecegah highway hypnosis, diantaranya:
- Mengubah posisi duduk atau setir
- Mendengarkan musik atau podcast yang menarik perhatian
- Mengobrol dengan penumpang atau menelepon seseorang melalui hands-free device
- Menghindari alkohol, obat-obatan, atau zat-zat lain yang dapat memengaruhi kemampuan mengemudi
- Memastikan cukup tidur sebelum mengemudi
- Membuat rencana perjalanan dan mengetahui rute serta kondisi lalu lintas
- Mengemudi pada waktu-waktu yang tidak terlalu ramai atau membosankan
Jusri Pulubuhu menambahkan, sebaiknya kurangi penggunaan cruise control yang terlalu lama, sebab hal ini membuat otak pengemudi monoton dan kurang fokus.
"Ada efek konsekuensi negatif menggunakan cruise control yang terlalu panjang (sering), itu akan menimbulkan efek psikologis yang namanya monotones," Jelas Jusri
"Ketika monoton situasi alam otaknya atau situasi psikologisnya masuk kategori fatigue (lelah), pada saat itu kemampuan motorik seseoarang akan menurun, termasuk konsentrasi seseorang, karena monoton," tutup Jusri Pulubuhu pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Baca Juga: Begini Rasa Berkendara Toyota All New Agya GR Sport Saat Dijajal di Pulau Bali
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR