Otomotifnet.com - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), selaku agen pemegang merek Mitsubishi Fuso di Indonesia, mengungkap truk listrik Fuso eCanter diminati perusahaan-perusahaan logistik.
Hal ini direspons KTB dengan menerjunkan layanan aftersales atau purnajual andal untuk mengawal pemasaran truk listrik pertama mereka, Fuso eCanter.
Dari sepuluh perusahaan yang mengikuti program uji coba atau proof of concept (POC), lima perusahaan menyatakan minat serius untuk menggunakan truk listrik ini.
Seperti disampaikan oleh Aji Jaya, selaku Sales and Marketing Director KTB, menjelaskan antusiasme ini sebagai tanda positif menuju transisi kendaraan ramah lingkungan di sektor logistik.
"Dari sepuluh perusahaan yang mengikuti POC, lima di antaranya menunjukkan minat tinggi pada Fuso eCanter. Ini adalah awal yang baik bagi adopsi kendaraan listrik di industri logistik,” ujarnya.
Dalam upaya memahami lebih dalam kebutuhan dan tantangan di lapangan, PT KTB terus berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan yang telah mencoba Fuso eCanter.
"Selama tiga bulan kami mengadakan POC, komunikasi terus kami buka dengan para perusahaan. Kami menerima berbagai masukan terkait kinerja operasional truk ini di lapangan," kata Aji.
Baca Juga: Mantap, Yusen Logistics Tancap Gas dengan Truk Listrik Fuso eCanter
Lebih lanjut, menanggapi pertanyaan mengenai rencana merakit Fuso eCanter di Indonesia, Aji menjelaskan bahwa saat ini KTB masih dalam tahap studi.
“Kami masih mengevaluasi pasar dan belum ada keputusan final. Ini masih tahap awal, jadi semua kemungkinan kami pelajari dengan baik,” ungkap Aji.
Ia menegaskan, pihaknya memastikan komitmen mereka dalam layanan purna jual untuk truk listrik Fuso eCanter.
Menurut Aji, layanan aftersales Mitsubishi Fuso dirancang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
"Kami tidak hanya fokus pada penjualan, tetapi juga sangat memperhatikan layanan aftersales. Berbagai program dan paket layanan kami tawarkan, agar konsumen merasa aman dan nyaman," tambahnya.
Meski mendapat sambutan baik, KTB mengungkapkan adanya berbagai tantangan dalam memasarkan Fuso eCanter.
Aji memaparkan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah perubahan kebiasaan konsumen dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
Baca Juga: Jadi Armada di IKN, Ini Keunggulan Truk Listrik eCanter dan L100 EV
“Pertama adalah kebiasaan pelanggan yang selama ini terbiasa dengan kendaraan berbahan bakar konvensional, ini perlu sosialisasi dan edukasi,” sebut Aji.
Tantangan berikutnya adalah membangun kepercayaan konsumen terkait ketangguhan truk listrik dibandingkan truk konvensional.
“Konsumen masih mempertanyakan apakah truk listrik ini bisa sekuat truk konvensional. Lalu apakah truk listrik tangguh selayaknya truk konvensional,” imbuhnya.
Begitupun soal kemampuan menggendong muatan, pihak KTB menemukan adanya keraguan bahwa truk listrik belum mampu membawa muatan layaknya truk konvensional.
Sebagai catatan, truk listrik Fuso eCanter dibekali baterai berkapasitas 83 kWh, mampu menempuh jarak hingga 140 km dalam sekali pengisian penuh, serta kapasitas angkut hingga 6 ton.
Masih menurut Aji, kesiapan infrastruktur berupa stasiun pengisian daya, juga merupakan tantangan yang perlu diatasi.
Perkara layanan purna jual, pihaknya terus menggenjot kehandalan layanan aftersales mereka.
Baca Juga: Siapa Sangka, Truk Listrik Mitsubishi Fuso eCanter Punya Fitur Canggih Ini
"Banyak konsumen yang mempertanyakan layanan aftersales untuk teknologi baru ini. Kami sudah melatih teknisi untuk menangani kendaraan listrik, jadi konsumen tidak perlu khawatir."
Lalu menyoal jarak tempuh, Aji mengungkapkan bahwa tidak semua perusahaan logistik memerlukan kendaraan dengan jarak tempuh jauh.
"Contohnya PT Yusen Logistics, mereka punya rute operasional yang hanya sekitar 140 km. Jadi, Fuso eCanter tetap relevan untuk operasional," tutur Aji lagi.
Lewat langkah-langkah strategis ini, KTB berharap bisa membangun kepercayaan konsumen sekaligus memperluas adopsi kendaraan listrik di sektor logistik di Indonesia.
Selanjutnya, KTB juga berharap adanya dukungan Pemerintah dalam upaya mempercepat adopsi truk listrik di sektor logistik.
Dukungan yang dimaksud adalah berbentuk regulasi yang memberikan insentif bagi konsumen.
"Kebijakan pemerintah yang mendukung akan sangat membantu, misalnya dalam hal insentif bagi perusahaan yang mengadopsi kendaraan listrik," jelas Aji.
Editor | : | Panji Maulana |
KOMENTAR