“Tangki kapasitas 32 ribu liter terdiri dari empat sekat. Satu sekat sobek, sekitar 8000 liter tumpah ke jalan radius 100 meter.”
“Sehingga kita harus kordinasi dengan Pertamina karena enggak bisa disemprot air,” terang rahmat.
“Itu sangat menakutkan. Kebayang kalau ada pengguna jalan buang puntung rokok.”
“Truk tangkinya melintang. Jadi kami strerilkan jalan 200 meter.”
“Untung kita bekerja sama dengan Pemda, jadi bisa disemprot foam sebelum Pertamina datang.”
“Penyebabnya, diperkirakan tangki BBM sobek setelah bersinggungan dengan kendaraan berat lainnya,” ulasnya.
Atas kejadian seperti ini, pihaknya sudah memperkirakan potensi-potensi kecelakaan yang terjadi.
“Cilegon itu daerah industri, wilayahnya bahan kimia. Kami sadar potensi itu ada,” ujarnya.
Adapun jumlah kecelakaan di ruas tol Tangerang-Merak mencapai 500 kasus pertahun atau 1,8 kali per hari.
Hingga Mei ini, sudah 200 kejadian kecelakaan terjadi.
Angka ini menurut Rahmat cenderung menurun sebab di tahun-tahun sebelumnya di atas 1.000 kejadian.
“Saya kira kecelakaan diawali oleh pelanggaran. Sehingga kami imbau pengguna jalan hindari pelanggaran. Seperti menyalip di bahu jalan itu ada PP No. 15, di UU Lalu Lintas No. 22 juga diatur itu.”
“Kami sendiri menyiapkan diri dengan menyediakan alat-alat evakuasi yang baik. Kami punya dua kendaraan khusus alat evakuasi korban tersulit yang dioperasikan secara hidrolik,” pungkas Rahmat.
Nah, jadi mengemudilah dengan tertib. (Otomotifnet.com)