Otomotifnet.com - New Yamaha YZF-R25 diperkenalkan secara global 11 Oktober silam di Jakarta.
Sebuan kemudian PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengadakan media test ride di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor.
Bagaimana impresi pertama mengendarai motor yang dijual OTR Jakarta Rp 58,6 juta dan Rp 58,950 juta untuk livery Movistar ini?
Mari simak! Fokusnya tentu riding position, handling dan performa.
RIDING POSITION & HANDLING
Duduk di joknya yang tinggi dari tanah 780 mm terasa tak ada perubahan, kaki untuk pengendara berpostur 170 cm masih bisa menapak dengan mudah.
Begitu juga dengan posisi footstep yang masih sama tidak terlalu tinggi, sehingga nyaman.
Perbedaan tentu terasa saat kedua tangan menggapai setang.
Ini karena generasi kedua R25 ini mengadopsi setang tipe underyoke alias di bawah segitiga atas.
Menurut Project Leader YZF, Michiharu Hasegawa setang ini lebih rendah 22 mm dan lebih lebar 35 mm dibanding generasi sebelumnya.
Efeknya riding position jadi sedikit lebih merunduk tapi masih dalam batas aman, tidak seperti Honda CBR250RR yang benar-benar membebani pundak.
Kira-kira berpengaruh gak ya saat dipakai di sirkuit?
Hmm langsung gas dehhh…
Setang rendahnya ini ternyata sangat berpengaruh ketika riding di sirkuit.
Baca Juga : Dua Yamaha R25 Terkoyak Parah, Petaka Kebut-Kebutan Di Sunmori
Pertama ketika di lintasan lurus, dengan setang tidak terlalu tinggi membuat badan lebih nyaman saat merunduk.
Ini juga berpengaruh di sisi aerodinamika, karena tangan tidak terlalu menabrak angin.
Nyamannya saat berada di lintasan lurus juga didukung oleh fairing barunya yang lebih aerodinamis.
Baca Juga : Yamaha R25 Supermelar, Panjang 2,5 Meter, Pemilik Enak-Enak Aja
Bisa dikatakan angin yang menabrak helm minim karena terlindung oleh fairing dan windscreen barunya.
Ketika menabrak angin kencang pun motor jadi tidak terlalu goyang, karena sudutnya yang tajam aerodinamis.
Bentuk cover tangki bensin barunya juga membuat paha lebih nyaman untuk dijepit dan tidak mengganjal sikut.
Sekarang saatnya melibas tikungan wussss…
Penasaran dengan suspensi depan baru tipe upside down berdiameter as 37 mm dan tabungnya dilabur warna emas yang sporty.
Karakternya ternyata berbeda dengan teleskopik di varian sebelumnya, karena upside down ini punya karakter lebih lebih stiff.
Efeknya untuk melakukan pengereman lalu masuk ke dalam tikungan motor sangat nurut.
Gaya G force saat pengereman yang dilanjutkan dengan sudut kemiringan motor saat melahap tikungan dapat diredam dengan baik.
Efeknya pengendara dapat dengan mudah melahap tikungan tanpa direpotkan untuk mengontrol setang.
Contohnya saat melahap tikungan ‘S’ kecil, di mana motor harus berubah posisi dari kanan ke kiri dengan cepat, tidak ada rasa limbung atau setang yang sulit dikendalikan.
Oiya karena setangny juga lebih lebar, ini membuat posisi badan ketika di tikungan bisa lebih keluar.
Ini membuat pengendara lebih pede saat di dalam tikungan, karena sudut kemiringan motor dibantu oleh sudut badan pengendara.
Tidak hanya depan, suspensi belakang juga mengalami perubahan.
Baca Juga : Tangki Kotak Kayak RX-Z Berotot, Ternyata Ini Yamaha R25
Meskipun tetap monosok tipe monocross yang langsung bertumpu di swing arm tanpa link, tapi kali ini gejala limbungnya tidak terlalu terasa, meskipun masih ada sedikit tapi sudah lebih baik dibanding generasi sebelumnya.
Ini karena Yamaha mengubah spesifikasi termasuk spring rate atau tingkat kekerasan per yang dibuat lebih keras.
Dari sisi pengereman memang tidak ada perubahan.
Rem depan masih menggunakan kaliper 2 piston dengan cakram 298 mm semi floating, belakangnya pakai cakram 220 mm dijepit kaliper 1 piston.
Baca Juga : Yamaha R25 Ditelanjangi, Cover Lampu RXZ Bikin Tampang Lawas
Meski begitu feeling pengeremannya tetap menyenangkan, karena handle rem terasa empuk namun tetap menggigit dan ampuh mengurangi laju motor yang memiliki bobot isi 166 kg ini.
Yang menjadi catatan, saat sesi test ride ini ban sudah diganti Pirelli Diablo Supercorsa yang lebih soft compound dan profil lebih membulat.
Beda dengan bawaan motor yang pakai IRC RX-01 Road Winner.
Beda ban tentu dapat mengubah karakter handling motor, kalau begitu perlu tunggu unit tesnya datang ke kantor dengan ban standar pabrikan deh!
PERFORMA
Sangat disayangkan mesin 2 silinder inline liquid cooled 4-Stroke, DOHC 8 katup dengan 6 percepatan yang disematkan tidak ada perubahan.
Makanya klaim tenaga maksimalnya tetap 35,5 dk pada 12.000 rpm dan torsi 23,6 Nm di 10.000 rpm.
Karakter tenaganya khas mesin overbore yang kuat dari putaran menengah ke atas, baru terasa setelah melewati 6.000 rpm.
Jadi bisa dikatakan di bawah rpm tersebut respons mesinnya cenderung mengayun atau lambat jadi tidak terlalu mengentak.
Baca Juga : Fakta Di Balik Warna Emas Suspensi Upside Down Yamaha R25 Baru
Karenanya, untuk dapat melahap tikungan Sentul dengan cepat tanpa kehilangan tenaga, pengendara harus bisa menjaga putaran mesin di atas 6.000 rpm, kalau di bawah itu pasti naiknya putaran mesin lambattt…
Meski limiter-nya berada di kisaran 14.000 rpm, tapi rasanya perpindahan gigi ideal dilakukan di kisaran 12.500 rpm, tepat setelah peak power di 12.000 rpm.
Jika dipaksakan hingga limiter, dorongan tenaganya sudah tak terlalu kuat.
Perpindahan giginya cukup halus dan koplingnya enteng kendati belum pakai assist & slipper clutch.
Melakukan perpindahan gigi clutch less dengan metode blipping pun dapat dilakukan dengan mudah.
Penasaran dengan akselerasi dan top speed? Tentu saja sudah langsung dites menggunakan Racelogic.
Untuk mencapai kecepatan 0-60 km/jam butuh waktu 3 detik dan 0-100 km/jam dicapai dalam waktu 7,2 detik.
Sedangkan jarak 0-201 meter ditempuh selama 9,8 detik dan 0-402 meter butuh waktu 15,6 detik.
Dari hasil itu, tampak jelas performa mesin memang tak berubah, karena jika dibanding R25 versi lama hasilnya mirip. 0-60 km/jam 3,1 detik dan 0-100 km/jam 7 detik. Untuk lengkapnya simak tabel.
Yang unik saat percobaan untuk menggapai top speed, karena Yamaha mengklaim kecepatan maksimum dapat meningkat 8 km/jam akibat fairing barunya yang lebih aerodinamis.
Baca Juga : Setang New Kawasaki Ninja 250 Tergolong Tinggi, Ini Cara Gantinya
Saat sesi pertama di pagi hari dengan kondisi berawan dan bergerombol karena dibagi dalam beberapa grup, kecepatan 170 km/jam bahkan 172 km/jam di spidometer sangat mudah dijangkau.
Tapi saat sesi siang menjelang sore hari awan gelap serta angin kencang justru datang, ini membuat pencapaian top speed cukup sulit.
Akibatnya saat menggunakan Racelogic kecepatan yang dapat ditempuh di spidometer hanya 167 km/jam dan tercatat di Racelogic 154,8 km/jam.
Hmm sepertinya perlu dicoba lagi ya!
SPIDOMETER BARU
Panel instrumennya all new nih! Sudah full digital, tidak ada lagi jarum seperti generasi sebelumnya.
Meski begitu isinya tetap sama seperti ada speed meter, tacho meter, gear position indicator, jam, fuel meter, engine temperature, odometer, trip A dan B, real time dan average fuel consumption, juga shift light.
Meski di kecepatan tinggi, informasi yang tersaji tetap dengan mudah dilihat karena ukuran font-nya yang besar.
Tapi sayang shift light yang bisa diatur nyalanya ini malah mengecil, hanya lingkaran kecil di sisi kanan, sehingga ketika menyala jadi kurang jelas. Fariz /OTOMOTIF
Data tes:
0-60 km/jam: 3 detik
0-80 km/jam: 4,8 detik
0-100 km/jam: 7,2 detik
0-100 meter: 6,4 detik (@93,9 km/jam)
0-201 meter: 9,8 detik (@115,2 km/jam)
0-402 meter: 15,6 detik (@133,9 km/jam)
Top speed di spidometer: 167 km/jam
Top speed di Racelogic: 154,8 km/jam
Data spesifikasi:
Tipe Mesin: Liquid Cooled 4-Stroke, DOHC
Sistem Bahan Bakar: Fuel Injection
Tipe Kopling: Basah, Kopling Manual, Multiplat
Tipe Transmisi: Constant Mesh 6-Kecepatan
Jumlah Silinder: Inline 2-Cylinder
Diameter x Langkah: 60 mm x 44,1 mm
Perbandingan Kompresi: 11,6:1
Daya Maksimum: 35,5 dk/12.000 rpm
Torsi Maksimum: 23,6 Nm/10.000 rpm
Sistem Starter: Elektrik Starter
Sistem Pelumasan: Basah
Kapasitas Oli Mesin: Total = 2,40 L ; Berkala = 1,80 L ; Ganti Filter Oli = 2,10 L
P X L X T: 2.090 mm X 720 mm X 1.135 mm
Jarak Sumbu Roda: 1.380 mm
Jarak Terendah Ke Tanah: 160 mm
Tinggi Tempat Duduk: 780 mm
Berat Isi: 166 Kg
Kapasitas Tangki Bensin: 14 Liter
Tipe Rangka: Diamond
Suspensi Depan: Upside Down
Suspensi Belakang: Swing Arm
Ban Depan: 110/70-17M/C (54s)
Ban Belakang: 140/70-17M/C (66s)
Rem Depan: Cakram Hidraulic, Piston Ganda
Rem Belakang: Cakram Hidraulic, Piston Tunggal
Sistem Pengapian: TCI
Battery: GTZ8V
Tipe Busi: NGK/CR9E