Otomotifnet.com - Penilaian ujian SIM kini tak lagi manual, sudah memakai teknologi bernama electronic driving test system (e-Drives).
Teknologi baru ini baru diterapkan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Menurut Kombes M. Yusuf, Dirlantas Polda Metro Jaya e-Drives mengubah sistem penilaian ujian praktik SIM dari model konvensional menjadi sistem elektronik.
Menurutnya ada empat teknologi yang diterapkan dalam proses penilaian, yakni Radio frequency identification (RFID), Passive Infrared, vibration sensor, dan Ultrasonik.
(Baca Juga: Tips Lolos Ujian Praktik Mobil Transmisi Manual, Polisi; Sesuaikan Diri Dengan Karakter Lintasan)
Dijelaskan Yusuf, RFID diletakkan pada motor sebagai identifikasi nirkabel yang memungkinkan pengambilan data tanpa harus bersentuhan.
"Ketika peserta melewati RFID radar maka secara otomatis data peserta akan tampil pada aplikasi ujian praktik SIM di ruang monitoring," kata Yusuf, (1/12/19).
Sedangkan Passive Infrared yakni cahaya infra merah pada garis awal (start) dan di garis akhir (finish).
"Gunanya untuk mengetahui saat peserta mulai dan selesai pada masing-masing tahapan," kata Yusuf.
Lanjut Yusuf, Vibration Sensor yakni sensor yang dapat mengetahui suatu getaran pada suatu benda.
Sensor ini diletakkan dalam patok yang terpasang di samping lintasan.
"Jika kendaraan bermotor menyenggol atau menabrak patok maka vibration sensor akan aktif dan mengirimkan sinyal ke aplikasi uji praktik SIM pada komputer server di ruang monitoring," jelasnya.
"Jadi penguji dapat mengetahui posisi dan jumlah patok yang tersenggol atau tertabrak," terang Yusuf.
(Baca Juga: Ujian SIM Ada Nilainya, Kurang Dari Segini, Siap-Siap Enggak Lulus)
Kemudian untuk teknologi Ultrasonik yakni pancaran gelombang suara dengan frekuensi tinggi 20 Kilo Hertz.
Sensor ini diletakkan di tes tanjakan dan turunan uji praktik SIM A.
Yusuf menuturkan, ketika mobil berhenti pada posisi menanjak atau turunan sensor ultrasonik ini akan mengetahui posisi terakhir mobil.
Jika terjadi reaksi mundur atau maju sebelum melanjutkan tanjakan atau turunan maka sensor ultrasonik akan mengirimkan sinyal ke komputer server di ruang monitoring.
"Dari dalam ruang monitoring penguji dapat melakukan pemantauan dari layar CCTV dan juga memberikan peringatan, aba-aba atau perintah dengan pengeras suara," tuturnya.
Yusuf mengatakan, uji praktek juga dapat dilakukan dengan beberapa peserta uji sekaligus secara simultan.
Hasil pengujian dapat dilihat oleh penguji di lapangan yang terintegrasi melalui tablet dan layar monitor untuk menunjukkan kepeserta ujian.
"Data hasil akhir ujian dapat diolah dapat menjadi data statistik untuk dijadikan laporan yang valid bagi pimpinan," terangnya.
"Diharapkan dengan e-Drives penilaian yang dilakukan oleh sistem menjadi lebih akurat dan transparan serta lebih memberikan kepastian hukum," kata Yusuf.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Ini 4 Teknologi yang Diterapkan Ditlantas Polda Metro untuk Penilaian Ujian Praktek SIM e-Drives