Tarif Tol Dalam Kota Naik, Komunitas Mobil Protes, Infrastruktur Buruk Jadi Sorotan

Ignatius Ferdian - Kamis, 30 Januari 2020 | 14:50 WIB

Ilustrasi jalan tol dalam kota (Ignatius Ferdian - )

Sebelum penyesuai tarif tol dalam kota hingga 33 persen, menurut Willy, untuk masyarakat juga sudah tinggi.

"Harga tol sebelum 31 Januari 2020 itu sebenarnya sudah tinggi," sebutnya.

"Jadi yang ada sekarang ini harga tol tinggi tapi infrastruktrurnya gak memuaskan. Ini semacam win lost solution, bukannya win-win Solution," tutur Willy Cabe.

Ia menambahkan, harusnya kualitas jalan dan infrastruktur tol bisa sebaik di Malaysia atau Singapura.

"Dibandung tol Cawang, di dua negara itu jauh lebih baik dari sisi kualitas aspal, sistem drainase dan kualitas sambungan untuk jembatan yang berada di tol. Jadi seharusnya kualitas tol di sini juga harus ditingkatkan dulu sebelum naik harganya," tutup Willy.

(Baca Juga: Tol Cipularang Punya Durasi Tempuh Maksimal, Lebihi Waktu, E-Toll Tak Berfungsi)

Sebelumnya PT Jasa Marga (Persero) Tbk, resmi akan melakukan penyesuaian tarif Tol dalam kota di tanggal 31 Januari 2020 pada pukul 00.00 WIB.

Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) No. 1231/KPTS/M/2019 tanggal 31 Desember 2019.

Yang isinya tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Jalan Tol Cawang - Tomang-Pluit dan Cawang - Tanjung Priok - Ancol Timur - Jembatan Tiga/Pluit, mengalami kenaikan tarif mulai dari Rp 500 hingga Rp 3.500.

Kenaikan tarif tol terjadi untuk Golongan I sampai III. Untuk Golongan I, tarif meningkat dari sebelumnya Rp 9.500 menjadi Rp 10.000.

Sementara Golongan II naik dari Rp 11.500 jadi Rp 15.000, dan Golongan III dari Rp 15.000 jadi Rp 15.500.