Otomotifnet.com - Terkait pertanyaan kekuatan industri otomotif bisa bertahan di tengah badai Covid-19, dijawab tegas oleh Kukuh Kumara, selaku Sekjen Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).
Dirinya memberikan analogi bahwa industri otomotif bukan sebuah speedboat. Apa tuh maksudnya?
“Jadi mata rantainya diibaratkan kayak kapal induk, suplai chain-nya gede banget. Enggak kayak speedboat bisa jalan-berhenti cepat,” bilang Kukuh.
Ia melanjutkan, “Karena apa? Industri kan dapat izin operasi dari Kemenperin (ketika PSBB diberlakukan), tapi kan industri kita yang dapat izin. Masalahnya banyak ratusan supplier kita yang tidak di bawah industri,”
“Misalnya mereka sifatnya hanya trader, ini enggak dapat izin. Akibatnya bahan yang mereka suplai ke kita enggak masuk, sehingga produksi kita juga enggak jalan,” terang Kukuh.
Baca Juga: Gaikindo Kirim Surat Ke Semua Gubernur, Minta Diskon Pajak BBNKB
Pihaknya juga memohon partisipasi masyarakat, untuk memaknai new normal agar tidak kebablasan menafsirkannya. Yakni tetap patuh melaksanakan protokol pencegahan Covid-19.
“Ini kan tergantung masyarakat, mau enggak disiplin. Makin cepat makin bagus,” tambahnya lagi, yang dihubungi (30/5).
Ia melanjutkan, bahwa fokus para anggotanya adalah bagaimana industri otomotif bisa segera recovery. “Karena industri otomotif ini cukup banyak (tenaga kerja),”
“Kemarin kita sampaikan itu sekitar 1,5 juta orang terlibat di dalam sektor ini. Dari pabrikan hingga sales dealer,”
“Kemudian kontribusi terhadap GDP (Gross Domestic Product) sekitar 5,8%, masuk dalam 10 besar non migas. Itu kan perlu dipertahankan dan itu serius.” tegas Kukuh.
Baca Juga: Gaikindo Mengusulkan Tunda Pembayaran PPN Ekspor, Ringankan Cashflow
Semoga, industri otomotif dapat segera recovery. Yuks bersama-sama konsisten memutus mata rantai penyebaran Covid-19, agar Indonesia bisa segera terbebas dari wabah Covid-19.