Otomotifnet.com - Berbeda dari bensin, solar bisa bekerja di ruang bakar mesin mengandalkan titik suhu tertentu.
Solar sendiri dibedakan berdasarkan Cetane Number. Sementara bensin dari kandungan oktan yang ditentukan besarannya dalam Research Octane Number (RON).
"Mesin diesel dirancang melakukan proses pembakaran sepenuhnya mengandalkan titik suhu tertentu dari besarnya kompresi," buka Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB).
Karena mesin diesel tidak memiliki komponen pemantik bahan bakar seperti busi pada mesin bensin.
Baca Juga: Solar Kelapa Sawit D100 Apa Bedanya Dengan B30, Ini Penjelasannya
Sehingga mesin diesel perlu bahan bakar yang bisa terbakar sendiri saat terjadi proses kompresi di ruang bakar mesin.
"Bahan bakar mentah nafta dari minyak bumi ditambahkan zat aditif dengan unsur hidrokarbon yang disebut cetane atau cetana," jelas Tri.
Molekul cetana memiliki sifat yang bisa membakar bahan bakar ketika mencapai besarnya tekanan dalam titik suhu tertentu.
"Sebenarnya kondisi ini membuat mesin diesel mengalami detonasi, tapi konsisten," jelasnya.
"Piston dibuat turun sendiri ketika bahan bakar meledak saat terkompresi," terang Tri.
Untuk menunjukan ignition quality atau kualitas pembakaran dalam ruang bakar dibuatlah standar Cetane Number (CN) di bahan bakar diesel.
"Semakin tinggi CN bahan bakar diesel semakin baik kualitasnya dan semakin mudah terbakar, begitu juga sebaliknya," tutur Tri.