Otomotifnet.com - Produsen part dan aksesori aftermarket motor, RCB menggugat hak paten ke produsen lain gara-gara produknya ada yang dibajak.
Menurut Marcel Ganie, Direktur PT Enwan Multi Partindo, Distributor resmi RCB di Indonesia, produk yang dibajak yakni pelek RCB SP522.
"Pelek RCB dengan desain palang lima ini memang hot item kami," jelasnya saat meeting virtual bersama Otomotif Group, (27/10/20).
"Alasannya selain presisi dan dibuat dengan alumunium berkualitas, SP522 juga punya teknologi hollow yang membuat bobotnya jauh lebih ringan dibanding velg racing umumnya," ujarnya.
Baca Juga: Yamaha NMAX Makin Hedon, RCB Suguhkan Pelek Forged, Ringan dan Mentereng
"Kalau diukur, pelek RCB SP522 bobotnya cuma 5,6 kilogram. Sementara pelek racing umumnya bisa 8 sampai 9 kilo, ini juga yang membuat pelek ini digemari untuk ajang balap," sambung Marcel.
Sukses di pasaran, RCB SP522 kini memiliki saingan dari merek lain di Tanah Air yang menjual produk serupa sampai benar-benar meniru desainnya.
Hal ini membuat PT Enwan Multi Partindo beberapa waktu lalu, menggugat produsen tersebut secara hukum.
Marcel mengungkapkan, pihaknya terus melakukan proses hukum ke produsen yang meniru desain RCB SP522.
"Kami sudah melayangkan somasi ke produsen yang membuat pelek RCB tiruan. Sekarang proses hukumnya terus berjalan tapi sangat lambat karena principal RCB di luar tidak bisa datang ke sini akibat terhambat regulasi akibat pandemi Covid-19," jelasnya.
Marcel menjelaskan, proses hukum yang ia lakukan karena masalah desain yang berbenturan dengan Hak Cipta yang sudah dipatenkan bertahun-tahun lamanya.
"Masalahnya pelek RCB SP522 sudah dipatenkan dengan sertifikat Hak Paten Desain Industri (HAKI) sejak 2017," bebernya.
"Jadi kasus peniruan desain seperti ini memang sering terjadi kalau ada produk yang naik daun, tapi saya yakin kualitas pelek RCB tidak bisa ditiru," terangnya.
Baca Juga: Sokbreker RCB VS Series untuk Yamaha NMAX, Diuji Hingga ke Timor Leste, Tembus 14.000 Km
Marcel menambahkan, kini pihaknya menyerahkan pilihan kepada konsumen yang Ia yakini sudah sangat mahir dalam memilih produk yang dipasarkannya.
"Kami sebenarnya gerah juga ada kasus ini, tapi konsumen juga sudah tahu lah mana produk yang asli berkualitas sama yang ikut-ikutan," tuturnya.
"Saya pikir mereka juga sudah pintar dan sangat selektif," tutupnya.