Otomotifnet.com - Membandingkan ketahanan pasar mobil ASEAN di masa pandemi Covid-19, tentunya semua negara Asia Tenggara sama-sama dalam proses recovery. Semua pabrikan mobil tengah berjibaku mengembalikan pangsa pasarnya masing-masing.
Campur tangan pemerintah dari tiap negara di ASEAN, cukup menolong dalam menggenjot penjualan mobil. Yakni berupa stimulus perpajakan hingga program penjualan guna menggairahkan pasar otomotif.
Suksesnya peran pemerintah dalam menstimulus pasar mobil, dicontohkan Pemerintah Thailand yang memberikan kupon tukar tambah (trade-in coupon) senilai 100 ribu baht (setara Rp 47 juta).
Dikutip dari Bangkok Post, program tersebut diakomodir Kementerian Perindustrian dengan menggandeng Kementerian Keuangan Thailand.
Baca Juga: Berat! Tanpa Dukungan, Industri Otomotif Berpotensi Paling Telat Pulih
Kupon tersebut digunakan masyarakat untuk membeli mobil dengan pajak yang telah dikurangi.
Melalui kupon tersebut, sekaligus menjadi langkah strategis mengurangi emisi gas buang mobil-mobil tua.
Skema kupon tukar tambah ini berlaku untuk semua jenis dan model mobil, termasuk mobil listrik. Bahkan kebijakan bakal berlaku hingga lima tahun.
Pasalnya otoritas Thailand menilai pemulihan industri otomotif bakal berlangsung cukup lama, setidaknya lima tahun ke depan.
Baca Juga: Pentingnya Stimulus Pajak, Agar Industri Otomotif Tetap Bertahan
“Ini adalah proyek quick-win untuk membantu produsen mobil dan bisnis terkait yang dihancurkan dampak Covid-19,” papar Suriya Jung Rungreangkit, Menteri Perindustrian Thailand.
Begitupun dengan negara serumpun Malaysia, yang pemerintahnya telah merilis kebijakan sales pack, yakni pajak mobil dihilangkan 10%. Kemudian harganya di tentukan pemerintah untuk menggairahkan daya beli konsumen.
Sementara itu, kinerja penjualan mobil Indonesia pada Januari-Agustus 2020 anjlok -51,1 persen, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja penjualan mobil di tanah air terbilang paling parah, dengan penurunan angka penjualan tersebut.
Hal ini merujuk data yang dirilis Asean Automotive Federation (AAF), penjualan mobil di pasar domestik Indonesia Januari-Agustus 2020 tercatat 323.507 unit, dibanding tahun lalu yang sebesar 661.919 unit.
Walau begitu, Indonesia masih bertengger di posisi kedua dari total penjualan di ASEAN sebanyak 1.396.972 unit.
Adapun pesaing utama penjualan mobil di ASEAN, yakni Thailand masih jadi rival terkuat dengan torehan penjualan 456.858 unit pada Januari-Agustus 2020, atau turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar -33,4 persen.
Baca Juga: Kemenperin Ungkap Tiga Persoalan Mendera Industri Otomotif Saat Ini
Jika menoleh tahun lalu, penjualan mobil nasional Januari - Agustus 2019 mencapai 661.919 unit, selisih tipis dengan Thailand yang sanggup menjual 685.652 unit.
Dilanjut negara ASEAN lainnya yang mengalami tekanan penjualan cukup dalam yakni Filipina, yang anjlok 47,6 persen. Selama delapan bulan pertama 2020, penjualan mobil Filipina sejumlah 123.489 unit.
Kondisi serupa juga dialami Singapura yang membukukan angka penjualan 33.467 unit, melorot 47,8 persen. Anjloknya penjualan juga dialami Malaysia dan Vietnam.
Kedua negara tetangga tersebut memasarkan mobil dengan angka masing-masing sebanyak 285.045 unit dan 151.903 unit, merosot 28,4 persen dan 25 persen secara akumulasi delapan bulan pertama 2020.
Berbanding terbalik, Brunei Darussalam menjadi negara satu-satunya yang justru mengalami peningkatan penjualan selama masa pagebluk. Yaitu berhasil menjual 8.670 unit, naik 9,3% dibanding tahun lalu 7.931 unit.